Pagi itu Anton sudah mempersiapkan diri menggunakan baju terbaik pilihannya, karena akan mengadakan presentasi di kantor clientnya. Ketika sedang makan pagi, tiba-tiba tanpa sengaja anaknya yang masih TK menyenggol gelas susu di meja dan tumpah mengenai bajunya. Anton marah dan mengucapkan kata-kata agak keras kepada anaknya. Anaknya menjadi kaget dan ketakutan sehingga menangis dengan keras. Karena merasa kesal, Antonpun menegur istrinya dengan ucapan agak keras juga, karena dianggap tidak meletakkan gelas pada tempatnya. Istrinya yang merasa sudah sibuk dari pagi menyiapkan makan pagi dan meletakkan gelas dengan benar menjadi tersinggung dengan teguran Anton. Akibatnya suasana makan pagi yang tenang berubah menjadi sebuah keributan. Anaknya semakin ketakutan dan menangis semakin keras dan tidak mau berangkat sekolah. Demikianlah, kejadian tumpahnya gelas susu mungkin tidak dapat kita kontrol. Tetapi reaksi yang akan kita lakukan sepenuhnya dibawah kendali kita. Kita dapat memilih apakah akan bereaksi emosional atau memilih mengendalikan reaksi emosi dengan bijaksana. Semua rekasi itulah yang akan mempengaruhi kejadian hidup kita selanjutnya. Setiap emosi sesuai dengan sifatnya membawa pada salah satu dorongan hati untuk bertindak, itulah pentingnya melawan dorongan hati yang dikendalikan emosi. Ini merupakan akar dari segala kendali emosional dalam diri kita. Dalam hidup ini, sembilan puluh persen keadaan yang datang adalah hasil reaksi yang bisa kita kontrol dari hati dan pikiran kita dan sisanya yang sepuluh persen adalah diluar dari kendali kita. Mengontrol reaksi kita, berarti dapat mengendalikan emosi kita, sehingga kita akan tetap berada dalam lingkaran menjadi orang baik dan bijaksana.
read more