RM Danardono Hadinoto menulis :

Uraian mas Rinto ini sesuai dengan apa yang saya baca,mengenai route
Zheng He. Beliau singgah di Jawa Timur kemudian melalui selat Malaka,
dimana terletak Palembang, lalu menuju India.

Laut Jawa (pantura) dan selat Malakka memang route para pelayar kala
itu, yang datang dan pergi dari/ke Asia selatan dan Timur Tengah
maupun Eropa.




Rinto Jiang :

Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara yang merupakan raja terakhir Sriwijaya yang ditaklukkan oleh Majapahit. Parameswara kemudian berhasil menyelamatkan diri ke Malaka yang saat itu merupakan tanah tak bertuan karena melemahnya kerajaan Sriwijaya.

Sewaktu armada Cheng Ho mengunjungi kerajaan Malaka, kerajaan ini masih kecil sekali. Parameswara kemudian menyetujui untuk membayar upeti kepada Dinasti Ming untuk mendapatkan perlindungan dari ancaman Majapahit. Cheng Ho kemudian memutuskan untuk mendirikan satu pelabuhan transit di Malaka sebagai tempat menimbun barang2 yang dibawanya. Ini diperlukan karena pelayaran Cheng Ho adalah bergantung pada angin musim. Jadi, armada mereka akan beristirahat di Malaka dan menunggu sampai angin selatan berhembus dan membawa armada Cheng Ho kembali ke Tiongkok. Alasan Cheng Ho tidak menggunakan Palembang sebagai tempat transit karena Palembang waktu itu telah dikuasai oleh Majapahit dan Majapahit mengambil tempat yang berseberangan (bermusuhan) dengan Dinasti Ming. Suatu waktu, tidak dicatat pada ekspedisi ke-berapa, armada Cheng Ho diserang oleh pasukan Majapahit. Dinasti Ming kemudian menuntut ganti rugi dan akhirnya Majapahit membayar kompensasi sebesar 10000 tael emas sehingga Kaisar Ming Cheng Zu mengurungkan niat mengirimkan pasukan untuk menyerang Majapahit.

Cheng Ho mendirikan sebuah pelabuhan lengkap dengan pemukiman, garnisun dan gedung administrasi. Sepeninggal Cheng Ho, tidak ada armada yang datang lagi dari Tiongkok. Raja Parameswara kemudian mengambil alih kota pelabuhan tadi dan meneruskan dasar administrasi perdagangan yang diletakkan Cheng Ho. Malaka kemudian menetapkan pajak dari perdagangan2 yang dilakukan di Malaka. Tentu saja ini merupakan satu faktor yang menyebabkan Malaka cepat tumbuh menjadi negara besar. Beberapa tahun saja, Malaka meluaskan pengaruhnya ke Aceh dan Deli. Sutra dan porselin dari Tiongkok, rempah2 dari Maluku, permata dari Arab semuanya bertemu di Malaka dan diperdagangkan di sana. Sampai pada Portugis datang dan kagum akan kejayaan Malaka, Malaka harus menghadapi agresi Portugis pada tahun 1511.


Rinto Jiang


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.



Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke