Refleksi: Balon kepala daerah perlu modal besar untuk jadi mencapai ciptaan 
hasratnya. Untuk menjadi balon capers tentunya perlu superbesar modal. Jadi 
jabatan bermodal tentunya bermamak biak membuat modal lebih besar lagi bila 
cita-citanya terlaksana.  Jadi negara dan penguasanya adalah hak milik kaum 
berada. Bila ini berkat kemauan surgawi maka alangkah janggal keadilan yang 
mereka dengungkan. Termarginallah kaum miskin melarat, demikian tertawa lebar 
setan dunia durharka.

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=295399&kat_id=23

Senin, 04 Juni 2007  19:09:00

Butuh Modal Besar untuk Jadi Calon Kepala Daerah


Bandarlampung-RoL--  Modal besar dan popularitas menjadi prasyarat utama untuk 
dapat mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah, sehingga tokoh populer 
yang tidak memiliki kemampuan keuangannya kurang memadai bisa urung mencalonkan 
dirinya ikut Pilkada Gubernur Lampung. 

Pendapat itu mengemuka dari berbagai kalangan di Bandarlampung, Senin, menyusul 
rencana KPU Lampung melaksanakan percepatan pelaksanakan Pilkada Gubernur pada 
pertengahan- akhir tahun 2008. Akademisi dari FISIP Universitas Lampung 
(Unila), Drs Syarief Makhya MPP, menyebutkan prasyarat itu dengan kesiapan 
pendanaan yang memadai, adanya dukungan dari basis-basis simpul massa, populer 
serta memiliki track-record yang baik.

"Perlu gizi politik yang besar untuk mendapatkan perahu partai politik atau 
koalisi parpol yang bersedia mencalonkan serta dana besar untuk operasional 
kampanye," kata Syarief pula. Sejumlah politisi dari partai besar di Lampung 
sampai menyebutkan angka nominal para calon kepala daerah pada kisaran Rp30 
miliar hingga Rp70 miliar. "Pilkada Gubernur berbeda dengan pemilihan bupati 
atau walikota, tentu saja dana yang diperlukan akan menjadi berlipat-lipat 
lagi," kata salah satu politisi senior di Lampung itu.

Karena itu, anggota KPU Lampung, Edwin Hanibal mencemaskan kendala kesiapan 
dana itu yang justru dapat menghambat para calon kepala daerah yang memiliki 
integritas dan track-record baik di mata publik, namun tidak dapat maju 
mencalonkan diri. Parpol bisa mengajukan pasangan calon dengan mempertimbangkan 
kesiapan dana itu, dan tidak semata-mata menilai kapasitas dan popularitasnya.

Padahal, menurut Edwin yang mantan Direktur LBH Bandarlampung itu, Lampung 
sangat memerlukan tokoh kuat untuk memajukan daerah dan meningkatkan 
kesejahteraan masyarakatnya. "Lampung membutuhkan figur kepala daerah yang 
mampu membuat terobosan pembangunan, bukan kepala daerah yang hanya bersifat 
administratif dan hanya mampu menjalankan pemerintahan apa adanya saja," kata 
Edwin.

Beberapa kandidat gubernur maupun wakil gubernur Lampung yang disebut-sebut 
memiliki peluang untuk memimpin Lampung, secara jujur mengakui belum memutuskan 
untuk mencalonkan diri dalam Pilkada dengan alasan masih mempertimbangkan 
kemampuan keuangannya. KPU Lampung sendiri mengajukan dana sekitar Rp236 miliar 
untuk pelaksanaan Pilkada Gubernur dengan asumsi berlangsung dalam dua tahapan 
pemilihan. antara


mim 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke