http://www.dtjakarta.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=105&Itemid=33

Oleh: Aa Gym

Assalamu'alaikum warahmatullahi  wabarakatuh
Subhanallah, walhamdulillah, walaailaahaillallah, wallahuakbar.

Semoga Allah SWT mengkaruniakan kepada kita semua keterampilan mengendalikan 
diri. Tidak ada yang bahaya dalam hidup ini, selain sikap kita 
sendiri.karena ternyata bahaya besar dalam hidup ini ialah ketika kita tidak 
berhasil mengendalikan diri kita dengan baik.

Salah satu ciri orang bahagia dan bertaqwa ialah yang paling terampil 
mengendalikan dirinya dengan tepat. Sehingga dapat melalui rintangan yang 
ada. Kita bisa melatih diri selama ramadhan.

Yang pertama ialah pikiran, pikiran akan mempengaruhi suasana hati. Kalau 
kita berpikir seseorang akan mengancam diri kita, maka pikiran kita akan 
langsung merasa tidak nyaman. Kita sering tidak nyaman dalam hidup karena 
pikiran kita terfokus pada hal-hal yang negatif dan mengakibatkan kita 
menjadi menderita. Seharusnya bagaimana sikap kita menyikapi hal ini?

Seharusnya bulan Ramadhan bulan latihan untuk berpikir positif. Kalau 
pikiran kita hanya tertuju kepada makhluk, maka akan gelisah. Namun bila 
pikiran kita tertuju kepada pencipta makhluk yakni Allah SWT maka insyaallah 
tidak akan gelisah. Semakin lambat mengalihkan pikiran kita kepada Allah, 
semakin gelisah. Semakin cepat mengalihkan pikiran kita kepada Allah, maka 
akan semakin tenteram. "Alaa bidzikrillahi tatma'innulquluub".

Melihat kekurangan orang lain, akan jengkel. Melihat kelebihan orang lain, 
akan tenang. Mari kita mencari seribu satu alasan untuk memaafkan orang 
lain. Kendalikan pikiran, mencari hikmah, berdzikir, mencari Allah SWT 
insyaallah tenteram.

Kita sering melihat lukisan kuda, dan kita terpesona kepada yang melukisnya. 
Kenapa melihat kuda yang nyata, kita tidak memuji Sang Maha Pencipta-Nya? 
Kita melihat adik kita memainkan boneka, dan kita memuji pabrik bonekanya. 
Kenapa melihat bayi memainkan boneka, kita tidak memuji yang Maha Pencipta?

Setiap kejadian terjadi atas ijin dan kehendak Allah SWT. Setiap kejadian 
yang terjadi pasti ada hikmahnya. Kita jangan terfokus kepada makhluk, 
fokuslah kepada yang Maha Menciptakan makhluk.

Selamat menikmati mengolah pikiran, kalau kita tidak terampil mengolah 
pikiran, ciri yang paling khas adalah gelisah. Apakah kita tidak boleh 
gelisah? Jawabnya "harus", tetapi gelisahnya bukan karena urusan dunia, 
melainkan urusan akherat. Sebagai contoh : takut kalau shalat kita tidak 
diterima, amal yang tidak ikhlas, takut di yaumal hisab tidak husnul 
khotimah.

Yang kedua, latihan mengendalikan keinginan. Kesengsaraan itu karena 
diperbudak oleh keinginan. Yang bagus ialah menginginkan sesuatu yang 
disukai oleh Allah SWT. Untuk keinginan dunia, memperbanyak do'a dan memohon 
petunjuk yang terbaik dalam pandangan Allah SWT. Apapun yang kita inginkan, 
syaratnya ialah :

1. Allah SWT suka atau tidak dengan keinginan kita.
2. Istiqharah, memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT. Sebagaimana 
terdapat dalam firman Allah SWT : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal 
ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia 
amat buruk bagimu; Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". 
(QS.2 : 216).

Keinginan timbul dari pandangan, cobalah untuk menahan pandangan dari yang 
tidak membawa manfaat. Kalau kita ingin membeli sesuatu, pertanyaannya 
adalah, bukan ingin atau tidak ingin? Tetapi, kita perlu atau tidak perlu? 
Karena keinginan tidak akan pernah ada habisnya. Rasulullah SAW menggambar 
sebuah kotak dan didalamnya digambarkan ditengah kotak tersebut sebuah garis 
lurus yang melewati kotak tersebut, apa artinya? Kotak tersebut diartikan 
sebagai umur, sedangkan garis lurus didalam kotak tersebut digambarkan 
sebagai keinginan.

Yang ketiga, mengendalikan amarah. Kenapa kita marah? Prinsip dasarnya ialah 
ketidaksiapan mental menerima yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan 
kita. Kalau kita marah, kepentingannya nafsu dan cenderung menyakiti orang 
lain. Sedangkan kalau kita tegas, kepentingannya adil. Maka berlaku adillah, 
karena adil dekat dengan taqwa.

Sebagai analogi, kalau kita marah bagaikan menancapkan paku ke dinding. 
Semakin sering kita marah, semakin banyak paku yang akan menancap di 
dinding. Lisan kita seperti paku yang ditancapkan ke dinding atau hati orang 
yang kita sakiti. Seandainya kita meminta maaf  kepada orang yang telah kita 
sakiti, maka paku tersebut akan lepas dari dinding, namun kita akan 
meninggalkan bekas lubang paku di dinding.

Yang keempat, mengendalikan lisan. Sebagaimana sabda Rasullulah SAW 
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang 
benar atau diam" (HR.Bukhari Muslim). Mari kita jaga lisan kita dari 
perkataan-perkataan yang sia-sia, yang tidak membawa manfaat.

Setiap perkataan yang kita ucapkan bagaikan anak panah yang kita lepaskan 
melesat dari busurnya. Apabila sudah terlepas, maka tidak dapat kita tarik 
kembali. Oleh karena itu, alangkah lebih baik setiap perkataan yang akan 
kita ucapkan hendaknya dipikirkan terlebih dahulu.

Semoga kita bisa belajar untuk tidak mudah menyinggung perasaan orang lain 
dan tidak mudah tersinggung oleh perkataan orang lain. Karena tidak setiap 
yang ingin kita katakan, harus kita katakan.

Ada empat kriteria orang yang berbicara :
- Orang yang berjiwa besar, yang jika berbicara ada 3 hal yang akan didapat, 
yakni : membicarakan ilmu,
  mencari hikmah dari setiap kejadian, dan berdzikir untuk mengingat Allah 
SWT.
- Orang yang biasa-biasa, yang mempunyai ciri suka menceritakan peristiwa 
atau kejadian itu saja.
- Orang yang rendahan, yang mempunyai ciri-cirinya suka mengeluh dan mencela 
kejadian yang ada.
- Orang yang dangkal ialah orang yang senang membicarakan dirinya sendiri 
dengan tujuan untuk pamer.


Wallahu'alam bis shawab.
Wassalamu'alaikum  warahmatullahi  wabarakatuh


Rangkuman Majelis Manajemen Qolbu Al-Azhar 




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke