http://health.detik.com/read/2013/09/19/180139/2363884/763/persebaran-bidan-dan-dokter-tak-merata-siapkah-menghadapi-sjsn
Persebaran Bidan dan Dokter Tak Merata, Siapkah Menghadapi SJSN?

Menyambut diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sejak
awal tahun 2014 mendatang, Kementerian Kesehatan tengah berupaya
mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana penunjang. Namun salah
satu yang menjadi permasalahan, tenaga kesehatan di lapangan masih
timpang.
Persoalan menumpuknya tenaga profesional di perkotaan dan meninggalkan
daerah terpencil terbengkalai begitu saja masih menjadi masalah klasik
yang menjerat dunia kesehatan Indonesia. Untuk proporsi dokter dan
bidan saja, angkanya masih amat timpang.
"Rasio ketersediaan bidan per desa di Indonesia ini masih banyak
berpusat di kota besar. Jumlah desa yang memiliki bidan lebih dari 3
hanya ada di beberapa provinsi, bahkan masih ada 1 bidan yang harus
menangani 3 - 4 desa," kata Julianto Wicaksono, Deputi Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Dalam acara Media Briefing Hari Kontrasepsi Sedunia yang digelar di
Ruang Serbaguna Gedung BKKBN Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma,
Jakarta Timur, Kamis (19/9/2013), Julianto mengemukakan bahwa kondisi
serupa juga dijumpai pada persebaran dokter di Indonesia.
Hal ini membuat pencapaian target MDG's pemerintah untuk menurunkan
angka kematian ibu melahirkan terancam sulit tercapai. Tak hanya itu,
pencapaian target kependudukan dan KB pun menjadi sulit lantaran bidan
sebagai ujung tombak tidak tersebar dengan rata.
Memang pemerintah telah berupaya mencapai kedua target tersebut
sekaligus lewat Jampersal atau Jaminan Persalinan. Prakteknya, ibu
hamil yang menjalani Jampersal akan otomatis menjadi peserta program
KB. Jadi biaya persalinan yang gratis tidak disalahgunakan untuk
menambah jumlah anak seenaknya.
Namun agaknya di lapangan sendiri pun program ini bisa dibilang gagal.
Pasalnya menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012, angka kematian ibu melahirkan sendiri ternyata malah naik
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di tahun 2007
angkanya hanya 227 per 100.000 per kelahiran hidup.
Sedangkan pada program KB, angka kelahiran total atau Total Fertility
Rate, yaitu jumlah anak yang dilahirkan setiap wanita masih mandeg di
angka 2,6 sejak tahun 2002. Artinya, tiap wanita Indonesia rata-rata
melahirkan atau memiliki 2,6 anak. Padahal ditargetkan angkanya akan
turun menjadi 2 di tahun 2012.
"Memang cukup banyak yang harus dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai macam kesulitan dalam melakukan operasional di lapangan,
termasuk tentang kebijakan Jampersal. Jampersal itu kendalanya tidak
populer adalah karena berkaitan degan mekanisme penagihan klaim
pembiayaan," terang Julianto.
Menurut Julianto, dana yang sedianya digunakan untuk Jampersal
dipotong sebagian untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Akibatnya, uang
kompensiasi yang semestinya diberikan kepada bidan atau tenaga
kesehatan tidak diterima dengan layak.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/

Kirim email ke