Dear all,

Saya tergelitik untuk berkomentar ttg kenaikan AKI ini, kebetulan beberapa 
waktu yang lalu, saya berkesempatan utk mengunjungi beberapa kab di Papua untuk 
melihat kondisi pelayanan kesehatan ibu anak. Hal menarik yang saya peroleh 
adalah bahwa AKI dan AKB memang cenderung stagnan seperti disampaikan prof 
Laksono, bahkan cenderung naik untuk angka absolutnya. Dari pengamatan saya 
permasalahan utamanya ada di 2 sisi yaitu supply (pemberi layanan dlmbhal ini 
pemerintah) dan demand (masyarakat). Selama kedua sisi tersebut tidak dibenahi 
secara serius dan terintegrasi, maka penurunan AKI akan tetap menjadi masalah 
besar di Indonesia.

Secara umum pemda di papua kadang meyakinkan kami dengan pernyataan bahwa; Uang 
bukan masalah bagi kami tapi beri kami SDM dan arahan kebijakan yang tepat utk 
menyelesaikan masalah ibu anak ini.

Ini memang menjadi masalah serius.

Salam.
Deni H
Peneliti PKMK FK UGM

Dikirim dari smartphone Sony Xperia™ saya

 Dwie <dsus...@gmail.com> menulis:

>  
>
>Yth Ibu dan Bapak,
>
>
>Mohon ijin untuk menanggapi tanggapan pak Budi Perdana mengenai semrawutnya 
>HIS dan validitas data yang kita miliki.  Saya jadi teringat dengan perkataan 
>Joel Selanikio dalam presentasi TED "the surprising seeds of a big-data 
>revolution in healtcare" 
>(http://www.ted.com/talks/joel_selanikio_the_surprising_seeds_of_a_big_data_revolution_in_healthcare.html),
> dimana dia mengatakan bahwa metode pengumpulan data di Indonesia dan 
>negara-negara berkembang lainny masih menggunakan teknologi yang sudah berusia 
>5000 tahun.  Petugas survey datang ke rumah-rumah penduduk dengan membawa 
>formulir kertas untuk menanyakan misalnya status vaksinasi anak.  Hal tersebut 
>dilakukan karena tidak ada data yang valid mengenai jumlah anak yang sudah 
>diimunisasi yang bisa langsung dicari di internet.  Kesalahan pengisian 
>formulir, proses entry data ke komputer yang melelahkan merupakan penyebab 
>kualitas data menurun.  Akibatnya, keputusan diambil hanya berdasarkan data 
>yang ada.
>
>
>Apakah ini juga yang terjadi pada kasus AKI yang melonjak tinggi, yaitu data 
>yang tidak valid.
>
>
>Salam,
>
>
>  
>
>
>
>2013/9/29 Budi Perdana <budiperd...@gmail.com>
>
>  
>
>Yth Bapak/Ibu,
>
>Sebelumnya saya mohon maaf kalau pendapat saya salah.
>
>Menurut saya tingginya AKI adalah fenomena gunung es dari semrawutnya Health 
>Information System kita. Kalau kita memang mau jujur, kita tidak punya data 
>apapun yang valid. Apakah data cakupan imunisasi yg kita punya skrg benar2 
>valid? Apakah data k1 - k4 kita skrg benar2 valid?, dst.
>
>Kita sekarang telah masuk dalam era informasi, dan mengutip Bill Gates tahun 
>97 lalu, di milenium yg akan datang (sekarang) org yg buta huruf bukan lg org 
>yg tdk bisa baca tulis, tetapi org yg tdk bisa memanfaatkan informasi.
>
>Harus ada breakthrough utk memperbaiki HIS kita, karena tanpa data yg valid, 
>seluruh intervensi yg kita lakukan tidak akan tepat sasaran.
>
>Salam,
>
>Budi Perdana
>Roren Kemenkes
>
>Budi Perdana
>Bureau of Planning and Budgeting
>Ministry of Health Republic Indonesia
>0811902127
>
>From: <luqyb...@yahoo.co.id> 
>
>Sender: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com 
>
>Date: 29 Sep 2013 04:10:25 -0700
>
>To: <desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com>
>
>ReplyTo: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com 
>
>Subject: [des-kes] RE: AKI melonjak tinggi: Apa yang terjadi?
>
>
>  
>
>Dear all,
>
>
>Mohon diberi pencerahan terkait pernyataan Menkes bahwa ada perbedaan 
>perhitungan sehingga hasil SDKI 2012 melonjak tajam. Apakah jika metode 
>perhitungannya sama dengan sebelumnya, AKI tidak melonjak  tapi justru turun 
>sesuai trend yang ada sebelumnya? Sebetulnya, bagaimana metode perhitungannya? 
>dan di mana perbedaannya?
>
>Disampaikan juga bahwa SDKI 2012 ini dijamin akurasi dan validitasnya. Saya 
>pikir survey sebelumnya juga diklaim demikian. Jadi tampaknya, kuncinya memang 
>metode perhitungan.
>
>Ini semua harus jelas dahulu sebelum kita berdiskusi panjang lebar.
>
>
>terima kasih
>
>Dwi Handono
>
>
>
>---In desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com, 
><desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> wrote:
>
>Dear all.
>Ada berita menarik dari Sindonews. AKI meningkat tinggi. Mengapa terjadi, 
>perlu dibahas dengan detil. Kami dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan 
>akan membahas kasus ini secara sistematis. Kami mulai diskusi melalui 
>miling-list ini untuk khusus membahas kasus ini. SIlahkan berkomentar.
>
>Salam
>
>Laksono Trisnantoro
> 
>Berita kemarin
>
>Sindonews.com - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung 
>Laksono mengatakan, hasil survei yang dilakukan Badan Kepala Kependudukan dan 
>Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengeluarkan hasil Survei Demografi dan 
>Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, dijamin akurasinya dan validitasnya.
>
>Agung menjelaskan, hal itu dikarenakan, survei tersebut berbeda dengan hasil 
>survei yang dilakukan oleh lembaga politik yang belakangan sangat popular di 
>Indonesia.
>
>“Survei politik cenderung tidak objektif, karena publikasi terhadap hasil 
>survei lebih kepada tujuan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas tokoh 
>tertentu,” kata Agung, saat ditemui di Peluncuran Hasil Survei Demografi dan 
>Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, di Jakarta, Rabu 25 September 2013.
>
>Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 
>359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak 
>dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.
>
>Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu sangat memalukan 
>pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 
>ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.
>
>Salah satu pihak yang menolak mengakui hasil SDKI 2012 adalah Kementerian 
>Kesehatan (Kemenkes). Sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi 
>berdalih, terjadi perbedaan metode perhitungan dalam SDKI 2012 sehingga angka 
>kematian ibu melahirkan melonjak. Kontroversi angka kematian ibu inilah yang 
>menyebabkan peluncuran SDKI 2012 selalu tertunda.
>
>Menurut Agung sangat masuk akal jika SDKI 2012 mencatat rata-rata AKI 
>melonjak. Pasalnya, sejumlah program terobosan untuk menekan kematian ibu 
>melahirkan seperti Jaminan Persalinan (Jampersal) diakui kurang berhasil.
>
>Selain itu, sejak otonomi daerah, dukungan pemerintah daerah pada program KB 
>memang jauh menurun. Oleh sebab itu wajar saja, lanjut Agung, jika angka 
>kematian ibu melonjak. “Pemakaian metode KB (Keluarga Berencana) jangka 
>panjang hanya sebesar 10,6 persen. Dan ini menjadi pekerjan yang harus kita 
>selesikan dimasa mendatang,” lanjut Agung.
>
>Berbagai persoalan di bidang kependudukan dan KB tersebut jelas Agung akan 
>membawa implikasi pada pencapaian MDGs dan penetapan sasaran Rencana 
>Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
>
>Para petugas survei juga melakukan pendataan tentang angka kematian ibu dan 
>balita, sehingga hasil survei jauh lebih lengkap dan sempurna.
>
> 
>
>
>
>
>-- 
>Dwidjo Susilo
># Think Environment BEFORE printing #
>
>
>
>
>
>
>
><!-- #ygrp-mkp { border: 1px solid #d8d8d8; font-family: Arial; margin: 10px 
>0; padding: 0 10px; } #ygrp-mkp hr { border: 1px solid #d8d8d8; } #ygrp-mkp 
>#hd { color: #628c2a; font-size: 85%; font-weight: 700; line-height: 122%; 
>margin: 10px 0; } #ygrp-mkp #ads { margin-bottom: 10px; } #ygrp-mkp .ad { 
>padding: 0 0; } #ygrp-mkp .ad p { margin: 0; } #ygrp-mkp .ad a { color: 
>#0000ff; text-decoration: none; } #ygrp-sponsor #ygrp-lc { font-family: Arial; 
>} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd { margin: 10px 0px; font-weight: 700; font-size: 
>78%; line-height: 122%; } #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad { margin-bottom: 10px; 
>padding: 0 0; } #actions { font-family: Verdana; font-size: 11px; padding: 
>10px 0; } #activity { background-color: #e0ecee; float: left; font-family: 
>Verdana; font-size: 10px; padding: 10px; } #activity span { font-weight: 700; 
>} #activity span:first-child { text-transform: uppercase; } #activity span a { 
>color: #5085b6; text-decoration: none; } #activity span span { color: #ff7900; 
>} #activity span .underline { text-decoration: underline; } .attach { clear: 
>both; display: table; font-family: Arial; font-size: 12px; padding: 10px 0; 
>width: 400px; } .attach div a { text-decoration: none; } .attach img { border: 
>none; padding-right: 5px; } .attach label { display: block; margin-bottom: 
>5px; } .attach label a { text-decoration: none; } blockquote { margin: 0 0 0 
>4px; } .bold { font-family: Arial; font-size: 13px; font-weight: 700; } .bold 
>a { text-decoration: none; } dd.last p a { font-family: Verdana; font-weight: 
>700; } dd.last p span { margin-right: 10px; font-family: Verdana; font-weight: 
>700; } dd.last p span.yshortcuts { margin-right: 0; } div.attach-table div div 
>a { text-decoration: none; } div.attach-table { width: 400px; } div.file-title 
>a, div.file-title a:active, div.file-title a:hover, div.file-title a:visited { 
>text-decoration: none; } div.photo-title a, div.photo-title a:active, 
>div.photo-title a:hover, div.photo-title a:visited { text-decoration: none; } 
>div#ygrp-mlmsg #ygrp-msg p a span.yshortcuts { font-family: Verdana; 
>font-size: 10px; font-weight: normal; } .green { color: #628c2a; } .MsoNormal 
>{ margin: 0 0 0 0; } o { font-size: 0; } #photos div { float: left; width: 
>72px; } #photos div div { border: 1px solid #666666; height: 62px; overflow: 
>hidden; width: 62px; } #photos div label { color: #666666; font-size: 10px; 
>overflow: hidden; text-align: center; white-space: nowrap; width: 64px; } 
>#reco-category { font-size: 77%; } #reco-desc { font-size: 77%; } .replbq { 
>margin: 4px; } #ygrp-actbar div a:first-child { /* border-right: 0px solid 
>#000;*/ margin-right: 2px; padding-right: 5px; } #ygrp-mlmsg { font-size: 
>13px; font-family: Arial, helvetica,clean, sans-serif; *font-size: small; 
>*font: x-small; } #ygrp-mlmsg table { font-size: inherit; font: 100%; } 
>#ygrp-mlmsg select, input, textarea { font: 99% Arial, Helvetica, clean, 
>sans-serif; } #ygrp-mlmsg pre, code { font:115% monospace; *font-size:100%; } 
>#ygrp-mlmsg * { line-height: 1.22em; } #ygrp-mlmsg #logo { padding-bottom: 
>10px; } #ygrp-msg p a { font-family: Verdana; } #ygrp-msg p#attach-count span 
>{ color: #1E66AE; font-weight: 700; } #ygrp-reco #reco-head { color: #ff7900; 
>font-weight: 700; } #ygrp-reco { margin-bottom: 20px; padding: 0px; } 
>#ygrp-sponsor #ov li a { font-size: 130%; text-decoration: none; } 
>#ygrp-sponsor #ov li { font-size: 77%; list-style-type: square; padding: 6px 
>0; } #ygrp-sponsor #ov ul { margin: 0; padding: 0 0 0 8px; } #ygrp-text { 
>font-family: Georgia; } #ygrp-text p { margin: 0 0 1em 0; } #ygrp-text tt { 
>font-size: 120%; } #ygrp-vital ul li:last-child { border-right: none 
>!important; } --> 

Kirim email ke