Catatan

Singkatan:
P: Tibetan Tripitaka (Tokyo-Kyoto: Tibetan Tripitaka
Research Foundation, 1956)


Pendahuluan
1.Nalanda Monastic University, sekarang ada di Ibukota
Bihar, telah berdiri sejak berabad-abad yang lalu dan
merupakan pusat studi terbesar tentang Buddhis di
India. Para arkeolog India menyebutkan bahwa Monastic
ini di bangun oleh Raja Kumaragupta pada abab ke-15
dan kemudian menjadi sangat terkenal karena koleksi
perpustakaannya.

2.Seorang guru harus menerima silsilah lengkap dari
seorang guru pendahulu yang masih hidup dan tidak
boleh termotivasi oleh faktor mental penganggu
(klesha) ketika memberi pelajaran. Topik pengajaran
harus dipresentasikan sesuai urutan dan tanpa
kontradiksi antara pernyataan sebelumnya dan
pernyataan sesudahnya, bahkan secara eksplisit maupun
implisit. Harus di jelaskan secara gamblang dan mudah
dimengerti. Hal ini yang berkaitan dengan kemurnian
ucapan guru.
Murid mempertahankan perhatian murni, mengingat secara
berurutan tanpa terganggu oleh motivasi buruk seperti
berharap mendapatkan penghargaan, menjadi terkenal
sebagai seorang praktisi atau cendekiawan. Sebuah
keinginan murni untuk mempurifikasi dan transformasi
batin juga harus hadir.
Sebuah ajaran dikatakan murni dan otentik ketika
ajaran tersebut secara konsisten berdasarkan
sabda-sabda Buddha. Tidak sepantasnya di kurangkan dan
tentu saja memberikan realisasi valid apabila
menerapkannya.

3.Lokasi Vikramashila secara persis tidak ada yang
tahu. Dalam catatan masyarakat Tibet menunjukkan bahwa
jika ingin menuju Vikramashila maka harus menempuh
perjalanan paling minimal sehari dari Bodhgaya dan
Vikramashila bisa terlihat dari tepian sungai Gangga
dekat pegunungan. Arkeolog India melakukan survei
untuk mencari tahu letak Vikramashila menuju arah
selatan sungai gangga dan berbatasan dengan utara
India, kira-kira 100 Km dari Bhagalpur, Ibukota Bihar.
Nalanda dan Vikramashila berdiri pada Dinasti Pala.
Vikramashila aktif pada abad ke-8 hingga penghujung
abad ke-12. Permulaan abad ke-11 mulai menurun dan
akhirnya digeser oleh penjajahan muslim pada abad
ke-12 dan abad ke-13.

4.Biografi tradisional dikenal sebagai kisah dari
“Perjalanan pembebasan” (rnam thar)

5.“Atisha” berasal dari bahasa India dan
diterjemahkan ke bahasa tibet menjadi phul tu byung
ba. Setara dengan Jowo Je (jo bo rje), yang berarti
“Yang Agung”, sapaan terhormat yang
diberikan kepada Atisha di Tibet dan sampai detik ini
masih digunakan.

6.Dipamkarashrijnana diterjemahkan ke dalam bahasa
tibet adalah dPal mar me mdzad ye shes, yang berarti
“Cahaya agung penerang kebijaksanaan”

7.Pelajaran tentang disiplin ('dul ba'i sde snod)
merupakan pelajaran utama untuk menrima latihan
disiplin (tshul khrims kyi bslab pa) atau tindakan
(spyod pa). Pengetahuan (mngon pa'i sde snod) pada
umumnya menjelaskan tentang berlatih kebijaksanaan
(she rab kyi bslab pa) atau pandangan (lta ba), sutra
(mdo sde'i sde snod) secara prinsip merupakan
penjelasan latihan meditasi stabilisasi (ting nge
'dzin gyi bslab pa) atau meditasi (sgom pa).

8.Atisha ditahbiskan dalam tradisi Mahasamgika (phal
chen sde pa) oleh tetua Shilarakshita di Bodhgaya.
Mahasamgika memiliki enam cabang yang semuanya
termasuk dalam sekolah filosofi Vaibhashika.
Shilarakshita disebutkan telah mencapai tingkat
'kesabaran' dari jalur-persiapan (sbyor lam bzod pa)
yang mana pada keadaan ini; ia telah mampu memastikan
tidak terlahir ke alam rendah.

9.Sumpah pembebasan diri (so thar gyi sdom pa) disebut
demikian karena dengan mengangkat sumpah ini
memungkinkan seseorang untuk mencapai pembebasan
individu. Fokus utama pada mempertahankan tindak
tanduk fisik dan verbal secara murni. Bagi para umat
biasa juga ada sumpah pembebasan, namun dalam bentuk
berbeda.
Sumpah Bodhisatwa (byang sems kyi sdom pa) menghindari
18 pematahan sumpah utama dan 46 pelanggaran minor.
Sumpah ini diambil apabila seseorang merasa siap dan
ingin berlatih dalam jalan Bodhisatwa. Sumpah ini
bertitik tumpu pada tindakan fisik, verbal dan secara
konstan mempertahankan keadaan batin untuk
mendahulukan kesejahteraan semua makhluk.
Sumpah tantrik (gsang sngags kyi sdom pa) menghindari
14 pelanggaran umum. Terdapat banyak komitmen yang
harus dijalankan. Seseorang baru boleh menerima sumpah
tantrik hanya apabila telah menerima yoga tantra dan
inisiasi yoga tantra tertinggi.

10.Tsongkhapa (Tsong kha pa Blo bzang grags pa,
1357-1419), lahir di Amdo(A mdo) merupakan seorang
pembawa perubahan, praktisi berdedikasi tinggi dan
penulis handal. Tsongkhapa membangun Monastery Ganden
(dGa'ldan rnam par rgyal ba'i gling) pada tahun 1909,
universitas monastik  'Kadampa baru' (bKa' gdams gsar
ma) atau tradisi Gelugpa (dGe lugs pa). Eksposisi
Utama pada Jalur Bertahap (Lam rim chen mo) dan karya
lain pada Jalur bertahap ini terinspirasi oleh karya
Cahaya Penerang Jalur Menuju Pencerahan Atisha.


J u n a i d y  A n w a r
Dept. of Information Technology

PT. Tiara Gaya Arga Kencana
Paint, Road Marking, Epoxy Manufacturer
Jl. Cimareme No. 185 A Padalarang, West Java - Indonesia

Phone.: +62 22 665 1515 [ hunting ]
Fax.: +62 22 665 6555
Mobile.: +62 856 219 8835 / +62 22 911 80 855

"May  I become at all times, both now and forever; a protector for those  without protection; a guide for those who have lost their way; a ship  for those with oceans to cross; a bridge for those with rivers to  cross; a sanctuary for those in danger; a lamp for those without light;  a place of refuge for those who lack of shelter; and a servant to all  in need"---Bodhicharyavatara ~ Shantideva
 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke