11.Pencapaian ini merupakan hasil dari latiahn komplit
tahap tantra

12.Guru spiritual merujuk pada Jampay Neljor (Byams
pa'i rnal 'byor) dari sumber tibetan, yang berarti
“praktisi cinta kasih”, dan dia adalah
Kusali muda. Kusali muda dikisahkan bisa mengambil
penderitaan orang lain. Suatu ketika ada pelajaran
dharma di alam terbuka, dia melihat seorang tua bangka
memukul anjing dengan tongkat. Dampak yang terjadi
adalah Jampay Neljor jatuh dari tempat duduknya dan
ada beberapa bercak pukulan tongkat ditubuhnya,
anehnya adalah anjing yang dipukul tadi tidak
mengalami luka apapun. Kusali menurunkan silsilah
tindakan kebajikan luas kepada Atisha, penjelasan
aspek mendalam dari makna dibalik sutra penyempurnaan
kebijaksanaan. Salah satu karya Kusali muda adalah
Chanting the Vajra Song (Khyer sgom rdo rje'i glu
dbyangs), juga dapat ditemukan dalam kleksi teks A
Hundred Basic Text on Training the Mind (Blo sbyong
brgya rtsa) yang dikompilasi oleh Kunchok Gyeltsen
(dKon mchog rgyal mtshan). Kusali berpergian dari satu
tempat ke tempat lain dengan menyanyikan lagu latihan
batin itu. Ia memberikan badan jasmaninya agar bisa
mengantikan penderitaan dan gangguan mental orang
lain, dengan memberikan kebahagiaan dan hawa nyaman.
Suatu kali ia melakukannya di tepi sungai gangga,
maitreya muncul dihadapannya dalam wujud raja dewa dan
dengan bersuka cita bernyanyi bareng Kusali. Kusali
sangat senang dan sisa keragu-raguannya hilang
seketika.

13.Dharmarakshita adalah seorang bodhisatwa yang
menganut pandangan filosofi Vaibhashika namun
dikemudian hari ia mengadopsi pandangan Madhyamika.
Atisha belajar dengan Dharmarakshita di Odantapuri
Monastic University. Karya terkenal dari
Dharmarakshita adalah The Sheel of Sharp Weapons (Blo
byong mtshon cha 'khor lo), sebuah teks yang membahas
latihan batin, penjelasan tentang bahwa banyak masalah
dan kesulitan timbul dari hasil perbuatan negatif masa
lampau. Penjelasan itu juga menujuk dengan jelas bahwa
situasi tertentu dan aksi tertentu yang menghasilkan
kesulitan ban masalah bagi kita. Menunjukkan bahwa
tindakan kita bagaikan sebuah senjata tajam bagaikan
perbutan buruk kita yang akan berbalik ke kita
kembali.

14.Dharmakirti dari Suvarnadipa (gSer gling pa Chos
kyi grags pa) adalah anggota keluarga kehormatan
kerajaan Shailendra. Dia dikenal sebagai Guru dari
'pulau emas'. Istilah ini merujuk pada Sumatra, jawa,
dan kepulauan barat. Kekuasaan kerajaan ini juga
mencakup sebagian besar kepulauan malay dan malay
peninsula. Dalam Tengyur (bsTan 'gyur) terdapat 6
karya yang merujuk nama Dharmakirti, salah satunya
menyebutkan ditulis di Vijayanagara oleh Suvarnadipa.
Vijayanagara adalah sebuah pelabuhan tua di ibukota
sumatra. Dari 6 karya itu, terdapat 5 karya telah
diterjemahkan ke bahasa Tibet dengan bantuan Atisha.
Satu lagi adalah komentar yang panjang sekali tentang
sutra penyempunaan kebijaksanaan, hal ini menunjukkan
tingkat kemahiran Guru dalam filosofi Mahayana. Dia
senang bisa menjadi Guru dan bahagia karena masih
terdapat banyak siswa yang mengikuti Atisha.
Dharmakirti juga pernah ke India belajar di
Vikramashila dalam kurun waktu lama.
Dikisahkan bahwa Dharmakirti adalah penganut pandangan
Chittamatrin dan Atisha berulang kali menyakinkan ia
akan pandangan Madhyamika. Ia menurunkan ajaran
dibalik sutra penyempurnaan kebijaksanaan yang berasal
dari Maitreya dan Asanga (rgya chen spyod rgyud) juga
silsilah dari Manjushri dan Shantideva (rlabs chen
spyod rgyud) yang berkaitan dengan menganggap diri
sama dan menukarkan diri dengan orang lain. Silsilah
yang kedua ini yang membuat Atisha membangkitkan
bodhicitta.

15.Atisha di antar oleh guru spiritualnya Avadhutipa
ke Rahulagupta, yang tinggal di setua gunung hitam,
disekitar Rajgir, Avadhutipa pernah belajar dengan
Rahulagupta, Avadhutipa juga dikenal sebagai yang muda
Vidyakokila. Rahulagupta yang berhasil membantu Atisha
untuk melepaskan dari keinginan ayahnya. Setelah
memberikan inisiasi Hevajra kepada Atisha, ia kemudian
di kirim balik ke ayahnya beserta dengan 4 orang pria
dan 4 orang wanita praktisi, dengan tujuan untuk
melindungi Atisha, mereka mengenakan pakain aneh dan
mengalungi ornamen tengorak sebagai praktisi tantrik.
Keadaan demikian berhasil menyakinkan ayahnda Atisha
(Kalyanashri) bahwa anaknya telah menjadi gila dan
tidak cocok lagi untuk memerintah kerajaan.

16.Avalokiteswara adalah manifestasi dari welas asih
tercerahkan. Umumnya digambarkan dengan memiliki empat
lengan atau juga seribu tangan. Dalam aspek empat
lengan yang mana dua tangan pertama menyentuh hati
dengan tangan membentuk lubang dibagian tengahnya
sebagai simbol bentuk dan kebijaksanaan badan jasmani
dari makhluk tercerahkan. Tangan kanan kedua memegang
mala kristal sebagai simbol upaya kausalya dan tangan
kriri kedua memegang sebatang teratai sebagai simbol
kebijaksanaan dan niat murni avalokiteswara yang tidak
terkontaminasi. Mantranya adalah OM MANI PADME HUNG
yang secara harafiah diartikan sebagai “Engkau
yang memegang permata dan setangkai teratai,
berkahilah aku agar bisa mengembangkan upaya kausalya
dan kebijaksanaan yang telah engkau miliki”

17.Bodhgaya, tempat bersejarah di mana Buddha mencapai
pencerahan agung, berada di 9 Km selatan kota patna di
propinsi Indian ibukota Bihar. Biara Mahabodhi utama
dibangun oleh Raja Ceylonese. Pohon 'Bodhi' tumbuh di
sini, yang merupakan generasi dari Ficus Religiosa,
tempat meditasi Buddha. Tempat suci dan berdharmayatra
dan masih banyak biara yang mewakili berbagai tradisi
telah berdiri di sana.

18.Tara, perwujudan aktivitas tercerahkan dan
manifestasi dari energi murni, pada umumnya dalam
warna hijau dan putih. Tara hijau merupakan deiti
meditasi utama dari Atisha. Sejak usia muda Tara hijau
telah muncul dalam visi Atisha dan bahkan bisa
berkomunikasi secara langsung. Tara hijau duduk dalam
posisi kaki kanan menjulurkan ke bawah dan dalam
keadaan siap untuk bangun untuk membantu mereka yang
membutuhkan. Tangan kirinya berada di depan dada dan
jarinya telunujuk dan jempol membentuk cincin yang
melambangkan penggabungan upaya kausalya dan
kebijaksanaan, ia memegang sekuntum bunga utpala biru.
Tiga jari lainnya menujuk ke atas melambangkan
Triratna. Dengan tangan kanannya ia membuat isyarat
pemberian agung yang mana ia berusaha memberikan
apapun yang kita inginkan, baik yang bersifat
sementara maupun kebahagiaan sejati. Ekspresi wajahnya
menujukkan keseriusan dan ketajaman mata dan terbuka
lebar. Ia terpenuhi dengan energi karena merupakan
perwujudan dari tindakan gesit dari mereka yang telah
tercerahkan. Warna hijau merupakan penrampungan
kebijaksanaan.
Tara putih duduk dalam posisi teratai, dengan bentuk
tangan yang sama dengan tara hijau, ia memiliki 5 mata
lebih, di dua telapak kaki dan tangan, di dahi. Tara
putih berkaitan dengan usia panjang dan peredam
penyakit dan rintangan.

19. Selama 24 hari tahun 1921, Guru terunggul Gelugpa,
Pabongka Rinpoche (Pha bong kha rin po che, para
muridnya juga menyebut beliau sebagai Bla ma bDe chen
snying po, 1878-1943) memberikan ceramah tentang jalur
bertahap menuju pencerahan, sekitar 700 orang yang
termasuk biksu, biksuni, umat biasa berkumpul di
Lhasa. Kyabje Trijang Rinpoche (sKyabs rje Khri byang
rin po che Blo bzang ye shes, 1901-1981) seorang murid
dekat Pabongka Rinpoche, juga hadir di sana dan
membuar transkrip pelajaran setiap hari. Kemudian
dikompilasi dan di edit, diterbitkan dengan judul
'Liberation in the Palm of Your Hand' (rNam sgrol lag
bcangs), mengandung nasihat praktis dan inspirasi
beserta anekdot yang bercirikan khas pelajaran lisan.
Kyabje Trijang Rinpoche adalah bagian dari Monastic
University of Ganden dan merupakan tutor yunior dari
H.H Dalai Lama.

20.Sutra penyempunaan kebijaksanaan diajarkan oleh
Buddha di puncak Gunung Burung Heriang (Vulture's
Peak) di Rajgir. Untuk menujukkan rasa hormat pada
ajaran itu, Buddha mempersiapkan tahtaNya sendiri.
Secara eksplisit (dngos don) sutra ini mencakup 3
tahap praktik mendalam berkaitan dengan sifat sejati
dari realitas, kekosongan eksistensi instrinsi dari
semua fenomena, dan bagaimana dengan memanfaatkan
pemahaman ini untuk mengeliminasi penghalang mencapai
pembebasan dan mengetahui semua fenomena. Makna
terselubung (sbas don) dari sutra ini  mencakup tahap
jalur praktik ekstensif, seperti; segala sesuatu bisa
ditempuh melalui upaya kausalya. Pada umumnya makna
terselubung hanya ditemukan dalam tantra sedangkan
secara implisit dan eksplisit (shugs don) telah
dijelaskan dalam sutra. Pada kenyataanya sutra
penyempunaan kebijaksanaan memiliki makna terselubung
yang membuat ia semakin dekat dengan tantra
dikarenakan oleh kehalusan dari isinya. Bagian ini
hanya bisa dimengerti dengan bantuan dan instruksi
dari seorang Guru Spiritual. Diantara banyak sutra
ini, yang paling dikenali adalah dari kitab berbahasa
tibet yang megandung seratus ribu bait, dua puluh ribu
bait, dan delapan puluh ribu bait dari sutra hati
(shes rab snyingpo), sutra penyempunaan kebijaksanaan terlengkap.

J u n a i d y  A n w a r
Dept. of Information Technology

PT. Tiara Gaya Arga Kencana
Paint, Road Marking, Epoxy Manufacturer
Jl. Cimareme No. 185 A Padalarang, West Java - Indonesia

Phone.: +62 22 665 1515 [ hunting ]
Fax.: +62 22 665 6555
Mobile.: +62 856 219 8835 / +62 22 911 80 855

"May  I become at all times, both now and forever; a protector for those  without protection; a guide for those who have lost their way; a ship  for those with oceans to cross; a bridge for those with rivers to  cross; a sanctuary for those in danger; a lamp for those without light;  a place of refuge for those who lack of shelter; and a servant to all  in need"---Bodhicharyavatara ~ Shantideva
 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke