Hi Charles,
 
I learn meditation from Luang Poh Jaran , Wat Ambhavan, Singburi province, Bangkok,Thailand.
pls visit www.geocities.com/buddhology/jaranhome.html

VOD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hi Rudy,
Sorry saya baru melihat lagi email anda yang sebelumnya neh.
Kalau boleh tau anda tinggal di negara mana yach?
Nah meskipun baru kenal, saya sudah mau minta tolong kepada anda neh, he..he..he.
 
Jadi atas permintaan dari Bhikkhu Thitayanno yang selama ini mendukung kami dalam mengorganisir kegiatan retreat, dll. Kami sedang mencoba menterjemahkan profile-profile Guru Meditasi yang terkenal dari website-website Buddhist.
Maksudnya kami ingin memasukan artikel-artikel tersebut ke Free Buletin Dhamma yang dikelola oleh Bhikkhu Thitayanno dan nantinya akan kita sebarkan pula di Buletin/Majalah Dhamma lainnya, termasuk di milis-milis.
Saya akan forward artikel Dhamma Webu Sayadaw yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
 
Adapun maksud dari proyek ini adalah agar banyak Bhikkhu maupun umat yang terinspirasi dari pengalaman-pengalaman hidup guru meditasi yang terkenal.
Yach kami terus berusaha untuk meningkatkan kualitas umat Buddhist di Indonesia agar mereka dapat lebih rajin bermeditasi. Jadi diharapkan akan muncul guru-guru meditasi yang dari Indonesia dari rekan-rekan kami yang sedang melakukan long retreat di Myanmar maupun Thailand.
Selain itu sudah ada rekan kami yang sudah menjadi bhikkhu di Myanmar dan beberapa orang lagi akan menyusul untuk menjadi bhikkhu maupun meici/sayalay meditasi.
 
Ok akan saya forward contoh artikel yang sudah diterjemahkan, mungkin nanti anda bisa membantu menterjemahkan artikel-artikel lainnya, he..he..he.
Oh yach...........saya tidak menjadi anggota [EMAIL PROTECTED] . Mohon jika mungkin, tolong anda forward email saya mengenai pengumuman retreat Meditasi tgl 2-7 Juni ke milis tersebut yach.
Ok, semoga kita dapat bekerja sama dalam memajukan dhamma dan kualitas umat Buddhist di Indonesia khususnya.
Thanks a lot.
 
Mettacittena,
Charles Hardono
 
 
 
----- Original Message -----
From: Rudy Wee
Sent: Sunday, May 21, 2006 3:52 PM
Subject: [Dharmajala] Hi Indonesian Buddhists

Hi Dhamma brothers&sisters,
I am Indonesian working overseas, and honoured to share the Dharma with all of you. Pls allow me to write in English as i found it easier for me to express my idea.
It is great opportunity to meet "young-vibrant Buddhists" society in Indonesia.Lets play our parts to propagate and to practise it in our daily lives.
Lets cultivate the practice of compassion and generosity in our daily lives.
May we be well&happy
With Metta,
Rudy Wee
 


BCL T <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sering kita sibuk dengan kata-kata dan selalu berharap kata yang baik bisa menghasilkan hasil yang baik. Dan bagi kita kata yang menyakitkan itu mesti dihindari, dan jadi kita sering kali memaksa diri atau paling tidak berpura-pura untuk berbaik kata dan bermanis muka dengan kata-kata, sekedar untuk tidak dikatakan kasar? Atau takut dengan akibat dari kata buruk yang kita ucapkan di hati kita, yah, di hati kita, sepertinya tidak ada yang mendengarkan, bukan?
 
Hmm, mungkin anda lupa bahwa itu seperti menyimpan kotoran yang busuk di dalam hati, sepertinya hanya masalah waktu saja untuk menjadikan kotoran itu menghasilkan bio gas dan lalu kalau tangki penampungannya tidak cukup kuat dan cukup luas, bisa saja terjadi ledakan besar yang akan merusak diri anda, dari dalam...
 
Tapi anda jangan salah kira, bukannya saya tidak setuju dengan tutur yang baik dan sopan, ujaran yang manis dan lembut. Saya suka kok, asal, ujaran itu muncul dari ketulusan yang asli, bukan sekedar basa-basi. Masa???!!!
 
Anda mungkin  akan berkata demikian di dalam hati anda. Tapi, ya begitulah kenyataannya. Mungkin anda lupa bahwa masih cukup banyak orang yang masih mampu untuk mencium aroma kepalsuan dari kata-kata manis anda, mampu mengenali sepuhan emas palsu di piala tembaga hadiah yang anda berikan berupa kata-kata indah itu, dan lalu, wajar saja kalau kami jadi muak dengan kepalsuan itu.
 
Namun sahabat, mungkin anda lupa bahwa obat mujarab itu seringkali pahit dan sangat tidak enak rasanya, dan kita seringkali mesti belajar dari kepahitan. Lalu bagaimana mungkin anda mau berbicara tentang transformasi diri, perbaikan diri, pembersihan batin, obat mujarab bagi kebenaran sejati, kalau anda masih berbicara soal indah dan manisnya kata-kata semata????
 
Apa anda lupa bahwa kata pengantar makna, dan niat penuntun makna. Lalu sekedar tidak ingin menyakiti orang dengan kata-kata, apakah anda ingin sekedar berbasa-basi spiritual??? Sekedar memberikan angin sorga?
 
Apa anda bisa menyadarkan seorang pemabuk dengan membelainya lembut? Apa tidak diperlukan seember air atau sebuah tamparan keras dikepalanya agar dia bangun? Tamparan yang cukup untuk memberikan efek setruman listrik ke saraf otaknya tanpa merusak sel-sel otak itu.... apakah anda masih bicara tentang memberikan obat bagi sakit nya batin dengan itu sahabat????
 
Yah, mungkin saya yang lupa, kalau saya sekedar bicara dengan laron-laron yang suka pada cahaya lilin. Lalat yang mendatangi lem lalat cap Gajah.Bukan pencari cahaya sejati, apa lagi pengelana dunia... :)
 
Ya, sepertinya saya yang salah melihat orang..... lalat saya kira gajah. Kurcaci saya kira ksatria... :)
 
salam kurcaci...
 
Serpong duapuluh mei duaribu enam jam sebelas tiga puluh
irwan

Feel free to call! Free PC-to-PC calls. Low rates on PC-to-Phone. Get Yahoo! Messenger with Voice


Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better.


Ring'em or ping'em. Make PC-to-phone calls as low as 1ยข/min with Yahoo! Messenger with Voice.

** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Seb Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke