Setahu saya (CMIIW) Aburizal dan Liem Sioe Liong masih terlibat BLBI. Dana
yang mereka setor belum menutupi besar uang yang dibayarkan negara untuk
mereka.

Salam 

> -----Original Message-----
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com 
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of irwank
> Sent: Friday, September 22, 2006 7:21 PM
> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
> Subject: [ekonomi-nasional] Re: Terkaya di Indonesia
> 
> Masih ada yang mau bilang Indonesia negara miskin?
> Masih pada inget-kan, ucapan WaPres belum lama ini?
> 
> Wapres: Indonesia Sudah tak Krisis Ekonomi Lagi
> http://www.setwapres.go.id/detail-news.php?detail=343
> 
> Mungkin tulisan di bawah salah satu penjelasannya.. :-)
> Kita diajak untuk lupa (sejenak) dengan hutang LN yang ada..
> dengan beban BLBI yang harus ditanggung APBN..
> dengan pencurian isi hutan, laut dan hasil tambang..
> dengan dana yang diekspor dan diputar di negara lain, termasuk negara
> tetangga..
> dengan pasir yang dicuri/dirampok dan ditadah negara tetangga..
> dengan ....
> ....
> 
> Udah deh biasa aja.. begitu kata teman saya.. :-P
> Gitu aja koq repot kata Gus Dur.. gak pake 'saudara' seperti 
> ucapan Mulan
> (Ratu), ye.. biar gak ditegor panitia.. :-)
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 9/22/06, Christovita Wiloto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Bisnis Indonesia
> >
> > Terkaya
> >
> > Oleh Christovita Wiloto
> > CEO Wiloto Corp. Asia Pacific
> > www.wiloto.com
> > email: [EMAIL PROTECTED] <powerpr%40wiloto.com>
> >
> > Majalah Forbes Asia, beberapa waktu lalu merilis daftar orang kaya
> > Indonesia. Dari 40 daftar orang kaya tersebut, total kekayaannya
> > mencapai US$22,27 miliar, atau sekitar Rp200 triliun lebih-hampir
> > separuh dari anggaran belanja negara.
> >
> > Di urutan pertama, ada nama pengusaha Sukanto Tanoto dengan kekayaan
> > Rp25 triliun. Kemudian Putera Sampoerna Rp19 triliun, dan ketiga Eka
> > Tjipta (Rp18,2 triliun). Disusul sejumlah nama yang memang 
> kerap jadi
> > langganan dalam daftar oran terkaya, seperti Rachman Halim (pemilik
> > Gudang Garam, Rp18 triliun) dan Budi Hartono (Djarum Kudus, Rp14
> > triliun) yang tercantum di urutan ke empat dan lima.
> >
> > Sedangkan para pendatang baru di antaranya adalah Eddie William
> > Katuari (Wings), Trihatma Haliman (Agung Podomoro) dan Arifin
> > Panigoro (Medco). Liem Sioe Liong yang biasanya di posisi 
> puncak kini
> > ada di posisi ke-10 dengan kekayaan Rp 7,28 triliun.
> >
> > Selain itu, ada dua pejabat negara yan masuk dalam daftar orang
> > terkaya, yakni Menko Kesra Aburizal Bakrie di urutan keenam dengan
> > kekayaan Rp10,9 triliun. Pejabat kedua adalah Wakil Presiden Jusuf
> > Kalla di urutan ke-36 dengan kekayaan sejumlah Rp135 miliar.
> >
> > Daftar Forbes ini, di satu sisi sangat membanggakan. Karena
> > membuktikan bahwa banyak pengusaha Indonesia yang luar biasa piawai
> > dalam berbisnis, tidak hanya di dalam negeri namun juga di manca
> > negara.
> >
> > Sebetulnya cukup mudah untuk melihat integritas para pengusaha
> > tersebut. Karena secara kasat mata kita bisa melihat buah pekerjaan
> > mereka dalam kehidupan sehari-hari.
> >
> > Misalnya para raja rokok yang memang penjualannya luar biasa. Juga
> > grup Wings yang produk consumer goods- nya banyak menguasai pasar.
> > Atau grup Podomoro, yang dalam beberapa waktu terakhir ini membangun
> > berbagai properti yang berkualitas di Jakarta dan Bandung. Juga grup
> > Rajawali yang sukses membesarkan XL, Bentoel, Metro Dept Store dan
> > jaringan hotel Sheraton & Novotel. Di industri media juga 
> ada Chairul
> > Tanjung (Rp3 triliun) dan Jacob Utama (sekitar Rp1 triliun), yang
> > kualias bisnisnya bisa kita rasakan.
> >
> > Logikanya, para pengusaha yang merupakan orang-orang terkaya di
> > Indonesia tersebut, mempunyai likuiditas dan kekuatan modal 
> yang amat
> > besar. Ini, dapat dimanfaatkan untuk mendukung berbagai program
> > pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan pengangguran.
> >
> > Selain itu, keberadaan mereka dan usahanya di Indonesia, semestinya
> > memberi sejumlah nilai lebih. Mulai dari kontribusi dalam pembayaran
> > pajak, penciptaan lapangan kerja dan peran mereka dalam mendongkrak
> > pertumbuhan ekonomi.
> >
> > Tapi mereka tampaknya tak nyaman karena rumitnya birokrasi di
> > Indonesia. Pemerintah agaknya harus mawas diri. Dalam arti,
> > pemerintah juga perlu membenahi iklim investasi di Indonesia. Proses
> > perizinan, misalnya. Kalau selama ini harus diselesaikan dalam
> > hitungan belasan hari, pemerintah perlu memangkasnya agar lebih
> > singkat.
> >
> > Demikian pula soal keamanan, dan perlindungan hukum. Pemerintah tak
> > bisa menyerahkan masalah itu pada 'hukum rimba' yang kerap 
> berlaku di
> > Indonesia. Harus ada jaminan atau kepastian berusaha di Indonesia
> > dengan tetap berpegang pada aturan dan hukum yang berlaku.
> >
> > Dengan demikian, para pengusaha tadi juga bisa berbisnis 
> secara fair.
> > Pemerintah pun harus bersikap adil.
> >
> > Ternyata sebagian dari mereka mampu bersaing bisnis di negara lain
> > yang memiliki aturan main yang ketat dan law enforcement yang sangat
> > galak.
> >
> > Di sisi lain daftar Forbes ini juga menimbulkan kontroversial.
> > Misalnya adalah Raja Garuda Mas milik Sukanto Tanoto, ternyata masuk
> > dalam daftar kredit macet terbesar di Bank Mandiri dengan 
> nilai Rp5,4
> > triliun.
> >
> > Selain itu, masuknya nama Aburizal dan Jusuf Kalla-meski keduanya
> > pengusaha-juga dianggap kontroversial. Karena nilai kekayaan yang
> > dilansir Forbes Asia, jauh berbeda dengan yang dilaporkan ke Komisi
> > Pemberantasan Korupsi (KPK).
> >
> > Namun, Aburizal mengaku harta yang dimilikinya sesuai dengan yang
> > dilaporkan ke KPK, yakni Rp1,33 triliun. Ia justru mempertanyakan
> > keabsahan data Forbes yang menyebutkan dia memiliki kekayaan sekitar
> > Rp10,2 triliun. Ia mengaku tidak pernah dihubungi Forbes Asia. Dia
> > juga tak tahu sumber data yang digunakan Forbes untuk menentukan
> > jumlah kekayaannya, sehingga bisa melejit sebesar Rp9 triliun hanya
> > dalam tempo dua tahun.
> >
> > Hal serupa dialami Wapres Jusuf Kalla. Pada 2004, menjelang 
> pemilihan
> > presiden, Kalla melapor ke KPK bahwa harta kekayaannya Rp122 miliar.
> > Kalau kemudian Forbes menyebut kekayaannya mencapai Rp135 miliar,
> > Kalla menolak memberi komentar, soal penambahan kekayaan Rp13 miliar
> > dalam tempo singkat.
> >
> > "Saya tidak tahu dari mana data itu. Saya tidak merasa seperti itu.
> > Jadi terserah Forbes," ujarnya, seperti dikutip sejumlah 
> media massa.
> >
> > Terlepas dari kontroversi kekayaan sejumlah pejabat-seperi Kalla dan
> > Aburizal. Agaknya perlu dipahami bahwa orang terkaya di Indonesia
> > tadi, terlepas dari fakta sebagian ada yang kurang berintegritas,
> > sebagian lainnya adalah para pengusaha dan pebisnis yang cerdas dan
> > punya naluri kuat.
> >
> > Karenanya, dalam kondisi ekonomi yang masih belum mapan seperti
> > sekarang, pemerintah harus berinisiatif untuk menggandeng mereka
> > membangun Indonesia, guna menciptakan lapangan kerja. Sebab jika
> > gagal maka akan banyak negara lain yang akan mengandeng mereka.
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke