*M i l i s   B i c a r a*
(1.806 Members)

*"Most people do not listen with the intent to understand; they listen with
the intent to reply."*
*Stephen Covey - Seven Habits*

Klik link berikut ini. *Langsung* klik *SEND*
dan *langsung* dapatkan koleksi dari *ratusan*
*Tips dan Trik Berbicara di Depan Publik <[EMAIL PROTECTED]>*
hanya dalam *3 menit* setelah Anda tergabung
di Milis Bicara. Tanpa biaya.

Silahkan Anda forward tips ini ke teman, kolega, atau keluarga Anda.

*Tips #127:
Lima Cara Merespon Lawan Bicara*

Berdasarkan materi oleh: N.N.

Setiap Anda adalah komunikator. Anda telah menjadi komunikator sejak Anda
lahir. Sebagai komunikator, Anda mulai memanfaatkan bentuk komunikasi verbal
dan lisan, saat Anda mulai bisa berbicara. Itu mungkin saat Anda menginjak
usia 1,5 atau 2 tahun. Jadi, jam bicara Anda pasti sudah tinggi. Mungkin 20
sampai 40 tahunan, betul bukan?

Pernahkan Anda memperhatikan diri Anda sendiri, dan kemudian menyimpulkan,
bagaimana kebiasaan dan gaya Anda saat berbicara dengan orang lain?
Bagaimana Anda merespon lawan bicara Anda? Secara umum, kebiasaan dan gaya
Anda itulah yang "menciptakan" Anda saat ini. Itulah diri Anda sebagai
komunikator. Bahkan, itulah diri Anda sebagai manusia sosial seutuhnya.

Ada lima gaya yang mendasar, dalam merespon komunikasi dari orang yang Anda
dengar bicaranya.

*1. MENASEHATI DAN MENGEVALUASI*

Yaitu kebiasaan merespon komunikasi, dengan kecenderungan menasehati dan
mengevaluasi lawan bicara. Di satu sisi, gaya ini adalah gaya yang paling
umum ditemui. Di sisi yang lain, gaya ini justru merupakan gaya yang paling
rendah nilai kontribusinya, untuk efektifitas berkomunikasi. Jadi bisa kita
bayangkan, betapa kita selama ini sangat tidak efektif dalam berkomunikasi.

Gaya ini dapat:

   - Menciptakan sensasi bahwa pendengar telah mendisain responnya secara
   tidak alamiah, dan sekaligus mengungkapkan bahwa pendengar kurang cukup
   menyimak.
   - Mengindikasikan bahwa pendengar merasa superior dibanding pembicara,
   dan akhirnya membuat pembicara merasa inferior.
   - Menjadi cara yang efektif, justru untuk menghindar atau tidak
   terlibat dengan pembicara atau persoalan pembicara. Jika Anda terperosok
   untuk mengevaluasi dan memberi nasehat tanpa diminta, maka Anda justru bukan
   ingin menolongnya, melainkan ingin segera lepas dari persoalannya.

*Contoh:*

*"Kamu selalu saja membeli barang impor! Apa yang perlu kamu beli adalah
barang yang asli buatan Indonesia, toh kualitasnya juga tidak kalah."*

*"Sepertinya Anda terjebak dan terikat dalam persoalan itu. Apa yang perlu
kamu lakukan adalah berupaya melakukan aktivitas lain, dan berkenalan dengan
orang banyak, dan membina hubungan-hubungan yang baru."*

Gaya ini cocok untuk:

   - Situasi bicara di mana pembicara memang meminta nasehat dan evaluasi
   dari pendengar.

*2. MENGANALISIS DAN MENGINTERPRETASI*

Dengan gaya ini, pendengar cenderung "menggurui" atau "ingin menjadi guru".
Dengan gaya ini, pendengar mencoba mengatakan persoalan yang dihadapi lawan
bicaranya, atau bahkan mengatakan tentang perasaan lawan bicara tersebut,
berkaitan dengan suatu persoalan.

Gaya ini dapat:

   - Membuat pembicara mengaktifkan mode bertahan.
   - Mematikan semangat pembicara untuk lebih jauh menceritakan pikiran
   dan perasaannya.
   - Mengimplikasikan bahwa pendengar merasa lebih tahu tentang isu yang
   dibicarakan, ketimbang pembicara itu sendiri.

*Contoh:*

*"Apa yang Anda kerjakan mungkin membuat Anda bosan, dan dengan demikian
Anda terus-menerus melakukan penundaan."*

*"Pernahkah kamu berpikir bahwa kamu benar-benar marah, dan itulah sebabnya
kamu menjadi depresi? Sebab kamu tahu, depresi adalah sebentuk kemarahan
pada diri sendiri."*

Gaya ini cocok untuk:

   - Situasi bicara di mana pembicara tidak dapat menentukan atau
   memutuskan perasaannya, atau pembicara memang meminta interpretasi dari
   pendengarnya.

*3. MEMPERKUAT DAN MENDUKUNG*

Gaya ini biasanya dibawakan untuk menunjukkan, bahwa pendengar menaruh
simpati pada persoalan pembicara. Pendengar ingin lebih meyakinkan sebagai
pendengar, dan ingin membantu menurunkan intensitas perasaan yang dialami
pembicara.

Gaya ini dapat:

   - (Justru) mengabaikan perasaan pembicara yang sesungguhnya.
   - Mengungkapkan bahwa pendengar sebenarnya berkata, *"Tidak semestinya
   kamu berperasaan seperti ini."*
   - Mengkomunikasikan adanya kesenjangan minat atau rasa pengertian yang
   murni dari pendengar.

*Contoh:*

*"Nggak usah terlalu dipikirin. Telat itu mah udah biasa kok. Ini kan
Indonesia."*

*"Orangtua kamu pasti akan mengerti kalo kamu menjelaskannya."*

Gaya ini cocok untuk:

   - Situasi bicara di mana pembicara mengindikasikan kebutuhan untuk
   didukung dan diyakinkan, atau pembicara memang meminta pertolongan dalam
   rangka mengubah perilakunya.

*4. BERTANYA DAN PROBING*

Menanyakan pertanyaan klarifikasi, dapat mengindikasikan bahwa pendengar
menginginkan informasi lebih jauh tentang suatu isu. Probing -- pertanyaan
yang menggiring, jika dilakukan terlalu dini atau terlalu sering, akan
mendorong pembicara mengikuti alur berpikir tertentu, atau menjebaknya pada
kesimpulan yang sesuai dengan kehendak pendengar.

Gaya ini dapat:

   - Mendistraksi pemahaman pendengar, dari apa yang sesungguhnya
   dikatakan oleh pembicara.
   - Mengarahkan komentar pembicara, ke arah yang diinginkan oleh
   pendengar.
   - Memunculkan informasi yang relevan, dan menyingkirkan informasi yang
   tidak relevan.
   - Menempatkan pembicara ke dalam mode bertahan, bila dibawakan dengan
   pertanyaan yang berbasis *"mengapa?".*

*Contoh:*

*"Bisakah Anda ceritakan lebih jauh tentang hal itu?"*

*"Mengapa Anda terus melakukannya, padahal Anda tahu itu tidak baik untuk
Anda?"*

*"Apa olah raga favorit Anda? Berapa banyak waktu yang Anda sisihkan untuk
melakukannya? Apakah Anda cukup baik melakukannya? Dengan siapa Anda
melakukannya?"*

Gaya ini cocok untuk:

   - Situasi bicara di mana pendengar memang benar-benar ingin mengerti,
   apa yang dikatakan atau dimaksud oleh pembicara.
   - Mendorong pembicara mengembangkan apa yang ingin dikatakannya, jika
   pendengar menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka. Bukan hanya
   sekedar "ya" atau "tidak".
   - Mengklarifikasi 5W dan 1H dari komentar pembicara.

*5. MENGERTI DAN PARAPHRASING*

Respon ini adalah respon yang paling sulit dilakukan. Respon ini menuntut
keahlian yang tinggi untuk mendengar secara aktif. Respon ini merupakan
ungkapan dari keinginan pendengar, untuk benar-benar memahami pikiran dan
perasaan pembicara.

Gaya ini dapat:

   - Meyakinkan pembicara bahwa pendengar memang menyimak dan mengerti.
   - Membantu pembicara mengklarifikasi dan mengerti apa yang telah
   dikatakannya.
   - Menciptakan efek nyaman dan tenang.

*Contoh:*

*"Mari kita lihat apakah Saya sudah menangkap dengan benar. Anda merasa
depresi karena Anda tidak puas dengan pekerjaan Anda. Anda berpikir bahwa
bersekolah lagi adalah suatu pilihan yang bagus, dan Anda bingung harus
bagaimana. Begitu?"*

*"Anda merasa marah karena kakakmu menggoda kamu. Kamu ingin ia berhenti
menggoda, sehingga kamu tidak perlu merasa dipermalukan. Begitu ya?"*

Gaya ini cocok untuk:

   - Situasi bicara di mana pendengar merasa kurang mengerti secara
   lengkap, apa yang dibicarakan oleh pembicara.
   - Situasi bicara di mana pendengar ingin mengklarifikasi dan mendapat
   gambaran menyeluruh dari apa yang didengarnya.
   - Membantu pembicara dalam memperjelas tentang apa yang
   dibicarakannya.
   - Mencapai pemahaman yang lebih dalam dari sekedar apa yang terucap
   dari mulut pembicara.

*KESIMPULAN*

Anda telah melihat dan merasakan, betapa berkomunikasi dengan baik itu berat
dan sulit. Anda tahu bagaimana susahnya memberi respon yang tepat dan bijak
dalam setiap situasi bicara.

Benar bahwa kita perlu terus memperbaiki cara berkomunikasi. Adalah baik
jika kita terus meningkatkan kualitas bicara sehingga lebih konstruktif.

Namun demikian, yang manapun kebiasaan dan gaya Anda saat ini, Anda tetap
perlu berbesar hati. Kita semua punya kendala yang sama. Teruslah belajar.
Sebab, di luar semua kualitas respon itu, ada satu hal yang sangat penting
dan lebih mudah Anda lakukan. Manapun yang menjadi kebiasaan dan gaya
merespon Anda, yang penting bukanlah APA gayanya, melainkan BAGAIMANA Anda
melakukannya.

Berkomunikasi bukanlah tentang *APA* melainkan tentang *BAGAIMANA.*

Teruslah belajar. Marilah kita terus belajar untuk meningkatkan kualitas
kita dalam berbicara.

Marilah belajar bersama memahami fenomena berbicara.

*Ikhwan Sopa*
Trainer EDAN

*WORKSHOP PUBLIC SPEAKING BATCH-5*

*"CARA* *EDAN**: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES MEMIMPIN,
MENJUAL, DAN BERPRESENTASI"*

*Sabtu, 16 Desember 2006*
08.30 - 17.00 WIB
Hotel Sofyan Cikini
Jl. Cikini Raya 79 Jakarta
Investasi: *Rp 450.000,-* per person

*PENDAFTARAN:*
Telepon: 021-70330805
Fax: 021-78885932
Contact Person: Rizal, Fajar, Wandi, Keliek
Download *brosur*, *formulir pendaftaran* dan *proposal in house training*:
http://speaking.indodigest.com

*Links:*
Koleksi Tips dan Trik Bicara <http://milis-bicara.blogspot.com>
Milis Bicara <http://groups.yahoo.com/group/bicara>
The Speaking School <http://speaking.indodigest.com>

*QA COMMUNICATION
School of Motivational Communication*
*Telepon: 021-70330805
Fax: 021-78885932
Jl. Kelapa Hijau III No. 46
Jagakarsa, Jakarta Selatan
DKI Jakarta, Indonesia*


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke