Lihat kutipan di bawah:
> Menurutnya, biaya produksi minyak di Indonesia
> justru lebih murah. Biaya
> produksi di lapangan Chevron Pacific Indonesia hanya
> sekitar 1 dollar AS per
> barrel. (DOT)

Biaya produksi minyak di Indonesia 1 dollar AS per
barrel. Andaikata biaya penyulingan hingga ke
pombensin US$ 13 per barrel, maka dengan harga bensin
Rp 4.500/liter (US$ 77/barrel), operator untung US$
64/barrel. Artinya dalam setahun mereka bisa untung 
Rp 211.554.000.000.000 dari penjualan sekitar 1 juta
barrel minyak per hari di Indonesia (1 barrel sekitar
159 liter).

Tak heran kalau orang kerja di perusahaan minyak
kaya2.

Cuma dengan harga minyak yang selangit, rakyat yang
menderita karena harganya sudah di luar jangkauan.
Perusahaan kita sudah banyak yang bangkrut. Supir2
angkutan juga sekarang hidupnya setengah mati karena
bensin/solar yang begitu mahal. Tak jarang mereka
sampai berkelahi berdarah-darah karena berebut
penumpang agar perolehan mereka bisa menutupi biaya
bensin/solar.

Mudah2an pemerintah SBY bisa menekan harga migas
serendah mungkin. Toh 90% migas kita produksi sendiri.
Bahkan ada yang sampai diekspor.

Jika migas memang sudah langka, maka pemerintah harus
berani menyetop ekspor migas. Gunakan itu untuk
kemajuan industri dalam negeri. 

--- IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Quote:
> "..
> Padahal, apabila biaya produksi minyak bisa
> diturunkan 1 dollar AS per
> barrel, sektor migas bisa
> menghemat 2,5 miliar dollar AS per tahun. Diakui
> Didi, pihaknya hanya bisa
> menyampaikan temuan
> ke BP Migas. Meskipun begitu, ia menjanjikan akan
> merekomendasikan proses ke
> pengadilan jika
> terbukti ada penggelembungan.
> .."
> 
> Klo taruhan gak haram, ada yang mau taruhan, laporan
> itu bakal mandek aja
> atau berhasil
> menghemat keuangan negara? Kalau dari pengalaman,
> kaya' gimana ya? :-P
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
>
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0701/24/ekonomi/3264834.htm
> 
>   *Bisnis & Keuangan *
> 
> 
>  * Rabu, 24 Januari 2007 *
> 
> 
>   Cost Recovery Digelembungkan
> 
> jakarta, kompas - Praktek penggelembungan biaya
> pemulihan (cost recovery)
> menjadi salah satu penyebab tingginya biaya produksi
> minyak di Indonesia.
> Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) cenderung
> menggelembungkan cost
> recovery untuk memperbesar nilai bagi hasil migas
> yang mereka terima.
> 
> Hal tersebut merupakan kesimpulan dari hasil audit
> Badan Pengawasan Keuangan
> dan Pembangunan (BPKP) atas cost recovery KKKS kurun
> waktu 2002-2005. Hasil
> audit tersebut disampaikan Kepala BPKP Didi
> Widayadi, Selasa (23/1), di
> Jakarta.
> 
> Dalam kurun waktu itu, BPKP melakukan audit atas 152
> KKKS, terdiri atas 47
> KKKS yang sudah produksi, 89 KKKS belum produksi, 8
> KKKS dalam proses
> dikembalikan ke pemerintah, dan 8 KKKS baru.
> 
> Sejumlah temuan audit yang nilainya menonjol antara
> lain pajak perseroan dan
> pajak atas bunga, dividen, dan royalti Rp 6,242
> triliun, kredit Investasi Rp
> 2,476 triliun, kelebihan pembayaran biaya home
> office Rp 1,626 triliun,
> pembebanan tunjangan pajak Rp 860 miliar, pembebanan
> gaji ekspatriat tanpa
> izin kerja Rp 495 miliar, pembebanan biaya tanpa
> approval BP Migas Rp 470
> miliar, biaya depresiasi aset Rp 462 miliar,
> pengadaan barang dan jasa tidak
> sesuai ketentuan Rp 409 miliar, biaya yang tidak
> berkaitan dengan KKKS Rp
> 204 miliar, pembebanan biaya legal dan konsultan Rp
> 163 miliar.
> 
> Didi mencontohkan pada satu KKKS ada temuan biaya
> yang erulang-ulang.
> "Apakah ini merugikan negara? Tentunya ya, tapi
> sebgaimana tadi disebutkan
> cost recovery ini dasarnya kontrak. Tentunya ini
> harus tegas, tidak boleh
> atau bagaimana aturannya," ujarnya.
> 
> Contoh praktek penggelembungan biaya home office
> terjadi karena KKKS
> mengajukan nilai yang melebih tarif maksimum yang
> diperbolehkan, KKKS
> membebankan biaya di negara lain ke Indonesia,
> maupun KKKS membebankan
> kerugian penjualan rumah atau mobil ekspatriat
> karena dipekerjakan di
> Indonesia.
> 
> Celah penggelembungan tidak lepas dari implementasi
> kewenangan BP Migas dan
> Ditjen Migas yang belum optimal. PerencaBPKP
> 
> Temuan audit tahun buku 2002-2005 atas 43 KKKS yang
> sudah berporduksi,
> seluruhnya berjumlah Rp 18,07 triliun. Namun, sampai
> 31 Desember 2006,
> temuan yang telah dilaporkan ke Badan Pelaksana
> Kegiatan Hulu Migas dan KKKS
> untuk ditindaklanjuti baru sekitar Rp 8,695 triliun
> atau 48 persen. Sisa
> temuan yang belum ditindaklanjuti Rp 9,4 triliun
> atau 51 persen.
> 
> Bukan kali ini saja, ditemukan praktek
> penggelembungan cost recovery.
> Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan pernah
> mengungkapkan potensi kerugian
> negara sebesar Rp 13 triliun untuk periode
> 2003-2204.
> 
> Didi mengatakan praktek penggelembungan cost
> recovery tersebut menjadi salah
> satu penyebab tingginya biaya produksi minyak di
> Indonesia. "Biaya produksi
> minyak Indonesia per barrel mencapai 9 dollar AS per
> barrel. Bandingkan
> dengan di M alaysia yang hanya sekitar 3,7 dollar AS
> per barrel, atau di
> North Sea yang paling sulit pun juga hanya sekitar 3
> dollar AS per barrel,"
> papar Didi.
> 
> Padahal, apabila biaya produksi minyak bisa
> diturunkan 1 dollar AS per
> barrel, sektor migas bisa menghemat 2,5 miliar
> dollar AS per tahun. Diakui
> Didi, pihaknya hanya bisa menyampaikan temuan ke BP
> Migas. Meskipun begitu,
> ia menjanjikan akan merekomendasikan proses ke
> pengadilan jika terbukti ada
> penggelembungan.
> 
> Sementara Kepala BP Migas Kardaya Warnika menilai
> perbandingan cost recovery
> yang dilakukan BPKP tidak sebanding. "Kalau mau
> membandingkan, harus apple
> to apple, produksi dengan produksi," kata Kardaya.
> 
> Menurutnya, biaya produksi minyak di Indonesia
> justru lebih murah. Biaya
> produksi di lapangan Chevron Pacific Indonesia hanya
> sekitar 1 dollar AS per
> barrel. (DOT)
> On 1/24/07, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Quote:
> > "..
> > Kalau benar temuan BPKP ini.....Capai ya..lelah
> ya... . .... kita hanya
> > jadi bulan bulanan mereka.. jadi kambing hitam.
> para boss minyak dan
> > pejabat negara....seolah negara ini miskin karena
> memberi subsidi kepada
> > kita....padahal.....
> > .."
> >
> > Bapak/Ibu Pakar Ekonomi, dan para pendukung
> pencabutan subsidi BBM?
> > Bener gak tuh kabar di bawah? :-P
> > Kalau benar, berarti polanya mirip dengan
> penyelewengan dana BLBI..
> > yang menikmati hanya sedikit orang, yang harus
> nanggung semua orang.. :-(
> >
> > Sampai mengarahkan pada, subsidi (untuk orang
> banyak) tidak mendidik,
> > harus dicabut, bla bla bla.. Giliran penyelewengan
> dana BLBI, banyak yang
> > pada diam saja.. Pengemplangnya malah BEBAS MASUK
> dan KELUAR
> > ISTANA NEGARA.. :-(
> >
> > CMIIW..
> >
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> >
> > ---------- Forwarded message ----------
> > From: Haniwar Syarif
> > Date: Jan 24, 2007 7:29 AM
> > Subject: subsidi BBM ,  kenapa ???
> >
> > Di Kompas hari ini 24 Januari hal 17, ada berita
> temuan BPKPK berjudul
> > Cost recvery di gelembungkan. Pada berita ini
> dijelaskan bahwa biaya
> > produksi minyak Indonesia mencapai 9 dollar per
> barrel, karena di
> > gelembungkan. Padahal Malaysia hanya USD 3,7 per
> barrel, Amerika di North
> > Sea hanya uSD 4 per barrel
> >
> > Disebut bhw kalau kita bisa turun USD 1 saja, maka
> sektor migas menghemat
> > 2.5 milyar dollar, atau 22.5 triliun.
> >
> > Bagaimana kalau mengemat 6 dollar ( selisih 9 dan
> 2 dollar), ya tentunya .
> >
> > 135 triliuan.rupiah..
> >
> > Nah sekarang kita tahu kebohongan selama ini
> seolah olah kitalah , rakyat
> > Indonesia yang di bersi subsidi karena beli BBM
> kemurahan ...:(
> >
> > Kalau benar temuan BPKP ini.....Capai ya..lelah
> ya... . .... kita hanya
> > jadi bulan bulanan mereka.. jadi kambing hitam.
> para boss minyak dan
> > pejabat negara....seolah negara ini miskin karena
> memberi subsidi kepada
> > kita....padahal.....
> >
> > Salam
> >
> > Haniwar
> >
> > ....
> > Haniwar
> > http://haniwar.blogspot.com/
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id


 
____________________________________________________________________________________
Never Miss an Email
Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile.  Get started!
http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail

Kirim email ke