"Main Cetak" sepertinya kasar. Tapi anjloknya nilai uang/inflasi

menunjukkan itu. 



Bahkan US Dollar pun mengalami penurunan.

Coba lihat di:

http://en.wikipedia .org/wiki/ United_States_ dollar



Di situ nilai US$ dibandingkan dengan nilai 1 US$ pada tahun 1980

(berdasarkan daya beli dollar terhadap barang2 kebutuhan pokok).

Tahun   Nilai

1900    $10.12

1980    $1.00

2008    $0.38



Dulu dollar dipatok terhadap emas dan perak (nilainya relatif thd gram

emas). Namun sekarang dilepas jadi FIAT MONEY. Oleh karena itu tidak

ada yang bisa mengontrol/mengawas i berapa dollar yang dicetak The Fed.



Coba baca artikel tentang uang kertas dan dinar emas di

www.wakalanusantara .com



Mungkin sebagian besar ekonom yang terdidik dengan ekonomi Barat

(meski sekarang gagal total) agak meremehkannya. Namun emas dan perak

yang dijadikan mata uang dinar emas dan dirham perak (di mana dulu

mata uang dollar juga dipatok dgn nilai emas/perak) ternyata stabil

Ratenya:

1 Dinar (Emas)

Rp. 1.607.502,-



1 Dirham (Perak)

Rp. 40.272,-



Nah di Buku Hadits Bukhari disebut sahabat Nabi menjual seekor kambing

dengan harga 1 dinar. Ternyata sekarang harganya juga sekitar itu.

Artinya nilai Stabil.



Dalam Al Qur'an, surat Ashabul Kahfi diceritakan seorang penghuni gua

disuruh membawa beberapa dirham (sekitar 3 dirham) untuk beli makanan

bagi 5 orang teman2nya atau sekarang sekitar Rp 120 ribu. Nah ternyata

untuk makan berlima kita perlu uang sekitar itu juga.



Artinya dalam rentang 1.400 tahun bahkan untuk kasus Ashabul Kahfi

mungkin 2.000 tahun lebih, ternyata "inflasi" mata uang emas dan perak

tsb relatif kecil.



November 2008 1 dinar masih Rp 1,2 juta. Sekarang Februari jadi Rp 1,6

juta.



Kalau saya dipilih mau digaji 10 dinar atau Rp 20 juta, maka saya

pilih gaji 10 dinar. Karena 20 tahun lagi pun nilainya akan sama.

Sementara rupiah bisa jadi nilainya susut tinggal Rp 2 juta.



Sebetulnya mata uang dinar atau patokan UMR memakai dinar/emas bisa

jadi solusi yang bagus untuk menghindari pemiskinan masal karena

nilainya tetap. Kalau pakai rupiah nilainya turun terus dan kalau

protes sampai ludah kering pun belum tentu kenaikannya sesuai dengan

besar inflasi.


Kalau pun orang saat ini senang memakai uang kertas, itu tak lepas dari 
pengaruh kapitalis Yahudi yang senang riba. Dengan uang kertas Bank Central 
bisa mencetak uang sebanyak mereka mau sementara para Kapitalis Yahudi beserta 
kroninya bisa menikmati riba berupa Sertifikat yang dikeluarkan oleh Bank 
Sentral. Kalau pakai uang emas/perak tidak bisa begitu.


--- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, "Arif Muljadi" <mari...@... >

wrote:

>

> Kalau memang BI main cetak uang untuk bayar bunga, ya memang tidak

> mengherankan, kalau RP terus turun harganya, sekarang sudah stabil

> anjlok di hampir 12000/USD. Apakah bank2 sentral lain di dunia juga

> melakukan hal seperti ini?

> 


      Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke