Iya. Saya juga 'terpukau' menonton iklan PAN '1 milyar tiap desa'. Apa ini
subsidi jenis baru?

Kalau kemudian yg terjadi spt yang dilakukan si B di dalam 'cerita separuh
fiktif' di bawah ini mungkin masih Ok...

Cerita Separuh Fiktif
-----------------------------

Alkisah sumber mata air di sebuah daerah terpencil mulai kering sehingga warga
di 2 desa disana mengalami kesulitan u/ mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

Desa 1 menugaskan A sedangkan Desa 2 menugaskan B untuk mencari solusi masalah
ini. Dan mereka (A & B) akhirnya menemukan sumber mata air besar di atas bukit
yg letaknya cukup jauh dari kedua desa tsb.

Si A, kemudian meminjam uang ke bank dgn jaminan tanah desanya dan membelanjakan
uang tersebut untuk membuat tangki penampungan air di desanya, membeli ember &
pikulan serta mempekerjakan 5 org warga yg kehilangan pekerjaannya sebagai
petani karena sawahnya kekeringan. 

Bersama kelima orang ini A pergi bolak-balik dari bukit ke desanya guna membuat
tangki tsb penuh. Dalam waktu 1 minggu, warga desa 1 sudah memiliki sumber air
baru di lingkungan desa.. Sisa uang pinjaman uang tsb dianggap keuntungan
pribadi oleh si A. Kemudian untuk membayar utang ke bank, gaji para pekerja,
serta peralatan (ember & pikulan), maka air tsb diberi harga.

Pada awalnya, usaha ini berjalan lancar, warga desa 1 berduyun2 membeli air ke A
sehingga A harus meminjam uang lagi ke bank untuk membangun beberapa tangki air
tambahan, menambah frekuensi pengambilan air dan pekerjanya. Lagi2 ada bagian
dari pinjaman tsb yg dikantongi A dgn alasan "kan ini jerih payah saya".

Sampai suatu saat, karena keterbatasan kemampuan armada si A u/ memasok air ke
tangki2 dan juga keterbatasan warga2 untuk membeli air, maka sawah2 sebagian
warga tidak bisa diairi secara maksimal sehingga hasil panennya jauh berkurang.

Akibatnya, pembelian air ke A menurun, dan ia harus mengurangi jumlah
pekerjanya, tetapi pembelian air tetap turun karena warga yg tadi bekerja untuk
si A kini jobless, otomatis pembelian air berkurang, bahkan ada yg berinisiatif
mengambil air sendiri.

Kondisi semakin buruk walaupun A sudah mengurangi marginnya, sehingga A terpaksa
menjual harta untuk membayar cicilan, dan pada akhirnya Bank mengambil alih
tanah desanya yg dijaminkannya. Sementara tanah desa 1 menjadi kering dan
warganya terpaksa menjual tanahnya dan/atau pergi mengadu nasib ke kota.

Cerita si B sedikit berbeda. Ia juga meminjam uang ke Bank dgn jaminan tanah
desanya. Tetapi,  ia mencari kontraktor u/ membangun jaringan pipa air dari mata
air dari atas bukit tsb ke desanya dengan harga paling murah. Dengan
memanfaatkan kondisi alam maka tidak diperlukan pompa, cukup menggunakan delta
head/ketinggian saja.

Butuh waktu 1 bulan untuk menyelesaikan instalasi tsb sehingga B ditertawakan
oleh A karena A hanya butuh waktu seminggu dan usaha A langsung mampu menyerap
tenaga kerja. Warga Desa 1 maupun Desa 2 juga menganggap si B 'gila' karena
biasanya mereka yg mendatangi sumber air, bukan air yg mendatangi mereka.

Sisa pinjaman oleh B disimpan u cadangan pembayaran cicilan. Sementara B
bersama2 warga & pejabat desa membuat aturan main berupa sistem bagi-hasil dan
sistem sewa terhadap infrastruktur jaringan pipa yg ia buat. 

Hasilnya, lahan pertanian mendapat air yg cukup. Produksi pertanian di Desa 2
melonjak dan kualitasnya bagus, sehingga pendapatan warga meningkat. Walau
infrastruktur yg ia buat hanya menyerap banyak tenaga kerja saat pembuatannya
saja, tetapi kini tidak ada warga desa usia produktif yg menganggur karena
tanah2 produktif  menyerap banyak sekali tenaga kerja.

Sawah yg dimiliki warga Desa 2 juga bertambah luas, karena mereka kemudian mampu
membeli sawah gagal panen di desa 1 maupun sawah yg dijual oleh para petani yg
tidak punya waktu menggarap sawah mereka karena mereka lebih suka menjadi
pemikul air buat si A dgn bayaran harian daripada mengerjakan sawah yg dibayar
setelah panen.

Dengan makmurnya warga Desa 2, maka sebenarnya B sudah memiliki cukup uang untuk
melunasi pinjamannya sebelum jatuh tempo di luar keuntungan yg ia dapat setiap
bulannya. Tetapi kemudian si B menggunakannya untuk membangun sumber listrik
pedesaan dgn memanfaatkan aliran air . Kemudian hasilnya sebagian dia
investasikan lagi untuk membuat sarana lainnya seperti angkutan hasil bumi,
perbaikan jalan, koperasi, wartel, warnet dst sehingga warga di desa2 lain yg
lebih terpencil akan datang ke Desa 2 untuk transaksi hasil bumi, menyewa mobil
angkutan, telpon/internet-an sehingga Desa 2 menjadi sentra ekonomi lokal yg
kemudian menarik banyak pihak untuk mengadu nasib disana, termasuk usaha swasta.

Dan karena warga Desa 2 sudah makmur, maka dana penyediaan fasilitas tsb 
mayoritas berasal dari dana masyarakat dgn sistem sewa/bagi hasil yg serupa, tak
perlu lagi pinjam ke Bank.

Cerita ini tak sepenuhnya fiktif. Kisah si A sekedar ilustrasi tetapi sebagian
dari kisah si B untuk mengalirkan air ke desanya (walau bukan lewat pipa) pernah
terjadi dan ia mendapat hadiah Kalpataru dari pemerintah. Saya lupa detail
identitasnya, mungkin bang Nizami bisa membantu mendapatkan kisah nyatanya. 

Moral of the story-nya.....bisa beragam. 
Misalnya : 
- si A berpikir bagaimana caranya IA untung, si B berpikir bagaimana caranya
agar SEMUANYA untung.
- si A membuat "pasar" , si B membuat "infrastruktur"
- si A membuat warga tergantung kepadanya, si B memberi kesempatan warga untuk
mandiri.
.......

dst...silahkan kalau mau menambahkan.

Cerita ini sekedar intermezzo, bukan kisah nyata,  seandainya ada kemiripan
jalan cerita....itu memang disengaja :)

Salam,
Adhi
----- Original Message -----
From: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com>
Date: Saturday, April 4, 2009 1:41 am
Subject: Re: [ekonomi-nasional] 70 Trilyun dan Bank Desa - State Entrepreneur
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com

> Kenapa idenya bukan mengikutsertakan anda-anda yang lagi nganggur tapi
> mampu memimpin usaha desa untuk meningkatkan taraf hidup penduduknya?
> Lalu keuntungan usaha tersebut dilakukan dengan pola bagi hasil antar
> negara-pemimpin usaha & penduduk?
> Sedikit pengalaman saya di corporate, tidak semua orang mampu
> mengelola usaha baru atau meningkatkan usahanya,
> meski disiapkan business plan yang sangat lengkap serta dana-dananya
> berikut training yang terkait...
> Apalagi jika penduduk desa yang diserahkan uang kurang/tidak memiliki
> kemauan. wawasan, talenta yang cukup untuk meningkatkan "usahanya"..
> Kecuali jika duit tersebut hanya sekedar untuk mengisi kekurangan
> modal untuk usaha existing mereka...
> 
> Kira-kira jika Didik dipinjamin Rp. 1 M atau sampai 10 M, apa mampu
> mengembangkan nga ya? (diluar naro di Bank atau ikut permainan
> finansial lainnya tentunya)
> 
> Salam Z
> 
> 
> 2009/4/3 IrwanK <irwank...@gmail.com>:
> > "..
> > Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 trilyun 
> lebih untuk
> > membantu
> > perusahaan2 swasta yang nyaris bangkrut.
> > ..
> > Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN senilai 
> @ Rp 5
> > trilyun
> > untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya pasar otomotif 
> yang besarnya
> >
> > Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan pertanian dan 
> peternakan> sehingga
> > impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun atau susu senilai Rp 12
> > trilyun/tahun bisa dihentikan.
> > .."
> >
> > Kalau dari artikel lain, 70 Trilyun/tahun dapat disebarkan ke 
> seluruh> Indonesia..
> > tentunya harus dengan pengawasan yang ketat.. namun kalau 
> dikelola dengan
> > benar, Insya Allah dapat memakmurkan seluruh desa dan mengurangi 
> arus> urbanisasi ke P. Jawa..
> >
> > "..
> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan Bank Desa
> > merupakan
> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang menginginkan ada
> > pengalokasian
> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang ada."Kita 
> itu punya
> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1 
> miliar setiap
> > desa,
> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN atau 
> hanya> sekitar
> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu (1/4).
> > .."
> >
> > Semoga program dan semangat ini terwujud dan didukung mayoritas 
> rakyat RI..
> > Dan tidak seperti sebelum"nya, pencetusnyapun didukung/dipilih.. 
> bukan> seperti
> > sebelum"nya.. orangnya ditendang.. idenya diserap.. :-|
> >
> > CMIIW..
> >
> > --
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> > "Better team works could lead us to better results"
> > http://irwank.blogspot.com
> >
> > By Republika Newsroom
> > Rabu, 01 April 2009 pukul 18:39:00
> >
> > PAN Bertekad Bangun Bank Desa
> >
> > JAKARTA猶artai Amanat Nasional (PAN) bertekad membangun Bank Desa 
> yang> berfungsi
> > untuk menghidupkan kegiatan perekonomi masyarakat pedesaan di 
> seluruh> wilayah
> > nusantara.
> >
> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan Bank Desa
> > merupakan
> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang menginginkan ada
> > pengalokasian
> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang ada."Kita 
> itu punya
> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1 
> miliar setiap
> > desa,
> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN atau 
> hanya> sekitar
> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu (1/4).
> >
> > Dikatakan, Bank Desa yang berdiri di setiap desa akan berfungsi 
> menjadi> pengelola anggaran dari pemerintah untuk menghidupkan 
> kegiatan perekonomian
> > masyarakat.
> >
> > Dengan demikian, lanjut Didiek, laju perpindahan penduduk dari 
> desa ke kota
> > yang
> > bertujuan untuk mencari pekerjaan lambat laun akan terhenti. 
> Masyarakat desa
> > tidak lagi mengincar pekerjaan yang belum tentu tersedia di kota 
> lantaran di
> > desa sudah tersedia lapangan pekerjaan.
> >
> > Kecuali menghidupkan perekonomian di desa, kata Didiek, Bank Desa 
> bisa> menjadi
> > pintu utama untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh 
> tingkatan wilayah
> > yang ada."Karena itu kami yakin program Bank Desa ini sangat adil 
> bagi> rakyat,
> > karena APBN itu dananya berasal dari bawah, nah sekarang kita 
> kembalikan> dari
> > atas ke bawah," tandas Didiek.ade/kpo
> >
> > Pada 3 April 2009 08:13, A Nizami <nizam...@yahoo.com> menulis:
> >
> >>   Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 trilyun 
> lebih>> untuk membantu perusahaan2 swasta yang nyaris bangkrut. 
> Padahal bisa jadi
> >> perusahaan2 tsb sudah tidak efisien karena gaji 
> eksekutif/komisaris yang
> >> berlebih. Belum kalau diporotin dengan deviden yang besar oleh 
> pemilik>> sahamnya.
> >>
> >> Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN senilai 
> @ Rp 5
> >> trilyun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya pasar 
> otomotif yang
> >> besarnya Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan 
> pertanian dan
> >> peternakan sehingga impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun 
> atau susu
> >> senilai Rp 12 trilyun/tahun bisa dihentikan.
> >>
> >> Itu semua bisa menyerap ratusan ribu bahkan mungkin jutaan pekerja.
> >>
> >>
> >> ===
> >>
> >> Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
> >>
> >> ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
> >>
> >> Informasi selengkapnya ada di:
> >>
> >> http://www.media-islam.or.id
> >>
> >> Ingin belajar Islam?
> >>
> >> Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com<syiar-
> islam-subscribe%40yahoogroups.com>
> >>
> >> Jual Rumah Baru di Otista Kampung Melayu Jakarta Timur Rp 650 
> juta. Info:
> >> http://agusnizami.wordpress.com
> >>
> >> --- Pada Kam, 2/4/09, Harlizon MBAu 
> <harli...@gmail.com<harlizon%40gmail.com>>>> menulis:
> >>
> >> Dari: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com <harlizon%40gmail.com>>
> >> Topik: Re: [ekonomi-nasional] utang Indonesia dalam 5 tahun 
> terakhir justru
> >> mengalami peningkatan
> >> Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-
> nasional%40yahoogroups.com>>> Tanggal: Kamis, 2 April, 2009, 5:45 AM
> >>
> >> Mari kita mbangun infrastruktur lagi...
> >>
> >> He.. he.. he.. !
> >>
> >> 2009/4/2 Harlizon MBAu <harli...@gmail. com>:
> >>
> >> > Baik utang swasta ataupun utang pemerintah yang nanggung bebannya
> >>
> >> > anda-anda juga...
> >>
> >> > Jika, tanah daratan Indonesia yang luasnya 1,826,440 km2 
> dijual dengan
> >>
> >> > harga Rp. 1.000/m2 (inipun sudah kemahalan),
> >>
> >> > 91% luasnya sudah cukup untuk mbayar utang.
> >>
> >> > Yang sisa 9 % lagi masih lumayan untuk foya-foya dengan nambah 
> utang>>
> >> > Rp 160 triliun lagi...
> >>
> >> > Setelah itu anda semua disuruh nyebur kelaut, karena Indonesia 
> sudah>>
> >> > bukan milik anda-anda lagi...
> >>
> >> > Barangkali, presiden dan mentri keuangannya perlu mencontohkan 
> duluan>>
> >> > cara nyebur yang enak dan nga langsung kelelep...
> >>
> >> >
> >>
> >> > Salam Z
> >>
> >> >
> >>
> >> > 2009/4/1 Nanang Banget <en_be...@hotmail. com>:
> >>
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Datanya menarik...ini utang pemerintah atau swasta, dalam 
> negeri atau
> >> luar
> >>
> >> >> negeri?
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Pak Rizal ini kan pernah jadi Menko, waktu itu kebijakannya 
> apa ya koq
> >> saya
> >>
> >> >> tidak ingat?
> >>
> >> >>
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> To: ekonomi-islami@ yahoogroups. com; ekonomi-nasional@ 
> yahoogroups.>> com;
> >>
> >> >> syiar-islam@ yahoogroups. com; islamnet-id@ yahoogroups. com;
> >>
> >> >> komunitas_istiqlal@ yahoogroups. com; sab...@yahoogroups. com
> >>
> >> >> From: ok.tau...@gmail. com
> >>
> >> >> Date: Wed, 1 Apr 2009 21:13:11 +0800
> >>
> >> >> Subject: [ekonomi-nasional] utang Indonesia dalam 5 tahun 
> terakhir>> justru
> >>
> >> >> mengalami peningkatan
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> *Rakyat itu di bodohi...bagaimana pemerintahan sekarng di 
> katakan>> berhasil,
> >>
> >> >> sementara hutang semakin bertambah.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Jakarta* - Tim Indonesia Bangkit (TIB) mencatat utang 
> Indonesia dalam 5
> >>
> >> >> tahun terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 31 persen 
> menjadi Rp
> >>
> >> >> 1.667 triliun. Utang sebesar ini merupakan utang terbesar 
> Indonesia>>
> >> >> sepanjang sejarah.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Demikian disampaikan Ketua Tim Indonesia Bangkit, Rizal Ramli 
> dalam>> Jumpa
> >>
> >> >> Pers di Hotel Bumi Karsa, Jakarta, Selasa (1/4/2009).
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Ia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir jumlah utang Indonesia
> >> meningkat
> >>
> >> >> sebesar 31 persen dari Rp 1.275 triliun pada Desember 2003 
> menjadi Rp
> >> 1.667
> >>
> >> >> triliun pada bulan Januari 2009 atau naik kurang lebih 
> sebesar Rp 392
> >>
> >> >> triliun.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> "Itu menempatkan Indonesia pada rekor utang terbesar 
> sepanjang sejarah,"
> >>
> >> >> tegasnya.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Sementara itu, Rizal juga mengatakan jumlah utang per kapita 
> Indonesia>> pun
> >>
> >> >> meningkat. Jika pada 2004 utang per kapita Indonesia sekitar 
> Rp 5,8
> >> jutan
> >>
> >> >> per kepala, maka pada Februari 2009 melonjak jadi Rp 7,7 juta 
> per>> kepala.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> "Kan aneh, data TIB menunjukkan utang naik, kok berani-beraninya
> >> pemerintah
> >>
> >> >> bikin iklan utang turun," katanya.
> >>
> >> >> *
> >>
> >> >> Indonesia Percuma Datang Ke G-20*
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Tim Indonesia Bangkit (TIB) juga menilai kedatangan Indonesia 
> di G-20
> >> bisa
> >>
> >> >> sia-sia jika tidak membawa kepentingan ekonomi khusus bagi 
> Indonesia>>
> >> >> sendiri.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> "Percuma saja jika Indonesia di G-20 tidak membawa sebuah 
> agenda khusus
> >> yang
> >>
> >> >> mengutamakan perekonomian di Indonesia, semua akan sia-sia," 
> ujar ekonom
> >> TIB
> >>
> >> >> Hendry Saparini dalam kesempatan yang sama.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> Menurut Hendry, jika kehadiran Indonesia hanya memperkuat 
> peran IMF dan
> >> Bank
> >>
> >> >> Dunia serta membuka lebar pintu perdagangan bebas maka sama 
> saja hal itu
> >>
> >> >> akan merugikan Indonesia karena dampak dari perdagangan bebas 
> tersebut>> akan
> >>
> >> >> menjatuhkan industri lokal karena pasar akan dibanjiri oleh 
> produk>> impor.
> >>
> >> >>
> >>
> >> >> "Rugi bila kita tidak membawa suatu agenda yang tidak membahas
> >> kepentingan
> >>
> >> >> ekonomi kita, namun hanya mengurusi IMF dan Bank Dunia," 
> jelasnya.>>
> >> >>
> >>
> >> >> "Kita jangan mau dibodoh-bodohi. Selama ini negara-negara 
> maju tidak
> >> pernah
> >>
> >> >> membuka luas pintu perdagangan bebas. Kalau Indonesia tidak 
> berani>>
> >> >> memperjuangkan kepentingan ekonominya ya percuma aja berada 
> di sana,"
> >>
> >> >> tuturnya.
> >>
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> > ------------------------------------
> >
> > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> > Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
> > http://capresindonesia.wordpress.com
> > http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> 

Kirim email ke