2009/4/5  <parastryono.a...@sun.co.id>:
>
> Iya. Saya juga 'terpukau' menonton iklan PAN '1 milyar tiap desa'. Apa ini
> subsidi jenis baru?
>
Sebenarnya tidak ada salahnya dengan subsidi, terutama subsidi kepada
rakyat banyak...
Negara juga di subsidi masyarakat banyak dengan pajak, retribusi dan
segala macam bentuk iuran lainnya...
Bahkan, jika dilihat esensinya, "uang" tersebut adalah sedekah seluruh
rakyat dengan agunan seluruh harta mereka.
(Bukankah dengan konsep deflasi-inflasi, jumlah uang "yang dicetak"
disamakan dengan jumlah barang/jasa ?)
Harta yang anda pegang/kuasai sebenarnya bukanlah milik anda yang
sebenarnya... Karena seluruhnya sudah dianggunkan oleh nilai uang yang
sama yang beredar bukan dalam kekuasaan anda.
Tambah berabe jika jumlah uang lebih banyak dari jumlah barang/jasa (inflasi)...
Ini artinya anda lebih berutang lagi, meski anda bukan melakukannya...

> Kalau kemudian yg terjadi spt yang dilakukan si B di dalam 'cerita separuh
> fiktif' di bawah ini mungkin masih Ok...
>
> Cerita Separuh Fiktif
> -----------------------------
>
Z: ...(ceritanya saya cut karena semua kita sudah menerimanya)
>
> Cerita ini tak sepenuhnya fiktif. Kisah si A sekedar ilustrasi tetapi
> sebagian
> dari kisah si B untuk mengalirkan air ke desanya (walau bukan lewat pipa)
> pernah
> terjadi dan ia mendapat hadiah Kalpataru dari pemerintah. Saya lupa detail
> identitasnya, mungkin bang Nizami bisa membantu mendapatkan kisah nyatanya.
>
> Moral of the story-nya.....bisa beragam.
> Misalnya :
> - si A berpikir bagaimana caranya IA untung, si B berpikir bagaimana caranya
> agar SEMUANYA untung...

Pendekatan semua untung dan bervisi jangka panjang ini sangat baik,
bukan dikemek satu-dua orang dan jangka pendek saja seperti contoh lainnya...

Cerita anda adalah kisah yang sangat baik tentang penggunaan
infrastruktur untuk peningkatan value added sistemik...
Namun juga tentunya tidak semua pembangunan infrastuktur akan
meningkatkan value added,
Terutama jika sistemnya sendiri adalah "self destructive"...
Bagi orang normal, gula akan menambah stamina dan tenaganya...
Bagi orang berpenyakit diabetes, makan gula akan mempercepat koitnya...

> - si A membuat "pasar" , si B membuat "infrastruktur"

Faktanya, tidak pernah ada dalam sejarah dunia sebelumnya yang jumlah
infrastrukturnya sebanyak yang ada sekarang...
Fakta yang juga tidak bisa disanggah, "resesi sekarang adalah resesi
terberat sepanjang sejarah"...
Satu kampung yang bikin ulah, segajad orang kena getahnya...
Kenapa dengan semakin banyak infstruktur kok sepertinya tidak membuat
semakin banyak yang sejahtera bahkan semakin banyak yang lebih
sengsara?
Mungkinkah ini malah karena infrastruktur ?

Saya usulkan cara melihatnya kira-kira sama dengan penyakit gula
(diabetes) diatas ...
Jika anda memiliki anak yang suka main-main saja dan bukan belajar
yang bermanfaat...
Jika anda berikan uang yang lebih banyak atau bahkan ditambah kenderaan,
tentunya sangat berpotensi main-mainnya jadi meningkat dari kelas
kampung menjadi lebih jauh ke kelas kota atau antar kota...
Yang main-mainnya tadinya 5 jam sehari menjadi sampai larut malam atau
bahkan berhari-hari...
"Infrastrukturnya sudah anda bikin lebih baik dari sebelumnya"
Hasilnya lebih ambrol...!"
Lebih celaka jika ybs suka make narkotika atau bahkan maling...

Tak juga bisa disangkal jika hampir tidak ada negara yang bisa
mengalahkan Indonesia dalam infrastruktur laut (setidaknya jalannya).
Laut kan tersentang luas antar pulau dan pesisir pantai. Ibarat SUPER
TOLL yang "nyaris tanpa hambatan" dan siap dijalani...
Bukankah juga sebahagian besar kota-kota di Indonesia berada di
pinggir pantai yang siap disinggahi SUPER TOLL tersebut?
Apalagi jika ditambah infrastruktur udara...
Pertanyaannya, sejauh mana pemanfaatan-pemanfaatan infrastruktur yang
maha hebat dan gratis ini untuk kesejahteraan anda-anda ?

Tentunya komentar saya tidak tepat jika gebrah-huyah di artikan
menentang pembangunan infrastruktur...
Namun kita juga perlu melihat konteks permasalahan yang sebenarnya
secara sistemik...
Dunia ini saling terkait,
Semua tindakan ada dampak jangka pendek dan jangka panjangnya...
Dan, yang terpenting "baiknya aka kembali ke anda"...
"Buruknya akan juga kembali ke anda..."
Pilihannya memang ada pada anda masing-masing...
Mau senang senang sekarang, jangka panjang sengsara dan merusak...
Atau...
Mau agak susah sekarang, masa depan lebih mulus...
Lebih celaka, sengsara sekarang, lebih sengsara di masa mendatang...
Tentunya sangat enak jika bisa ketemu jalan, "enak sekarang, enak masa
mendatang..."
Namun, adakah jalan yang demikian untuk sistem yang self destructive?

> - si A membuat warga tergantung kepadanya, si B memberi kesempatan warga
> untuk mandiri.
> .......
> dst...silahkan kalau mau menambahkan.
>
> Cerita ini sekedar intermezzo, bukan kisah nyata, seandainya ada kemiripan
> jalan cerita....itu memang disengaja :)
>
> Salam,
> Adhi
>
Salam juga...
Z

> ----- Original Message -----
> From: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com>
> Date: Saturday, April 4, 2009 1:41 am
> Subject: Re: [ekonomi-nasional] 70 Trilyun dan Bank Desa - State
> Entrepreneur
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>
>> Kenapa idenya bukan mengikutsertakan anda-anda yang lagi nganggur tapi
>> mampu memimpin usaha desa untuk meningkatkan taraf hidup penduduknya?
>> Lalu keuntungan usaha tersebut dilakukan dengan pola bagi hasil antar
>> negara-pemimpin usaha & penduduk?
>> Sedikit pengalaman saya di corporate, tidak semua orang mampu
>> mengelola usaha baru atau meningkatkan usahanya,
>> meski disiapkan business plan yang sangat lengkap serta dana-dananya
>> berikut training yang terkait...
>> Apalagi jika penduduk desa yang diserahkan uang kurang/tidak memiliki
>> kemauan. wawasan, talenta yang cukup untuk meningkatkan "usahanya"..
>> Kecuali jika duit tersebut hanya sekedar untuk mengisi kekurangan
>> modal untuk usaha existing mereka...
>>
>> Kira-kira jika Didik dipinjamin Rp. 1 M atau sampai 10 M, apa mampu
>> mengembangkan nga ya? (diluar naro di Bank atau ikut permainan
>> finansial lainnya tentunya)
>>
>> Salam Z
>>
>>
>> 2009/4/3 IrwanK <irwank...@gmail.com>:
>> > "..
>> > Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 trilyun
>> lebih untuk
>> > membantu
>> > perusahaan2 swasta yang nyaris bangkrut.
>> > ..
>> > Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN senilai
>> @ Rp 5
>> > trilyun
>> > untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya pasar otomotif
>> yang besarnya
>> >
>> > Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan pertanian dan
>> peternakan> sehingga
>> > impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun atau susu senilai Rp 12
>> > trilyun/tahun bisa dihentikan.
>> > .."
>> >
>> > Kalau dari artikel lain, 70 Trilyun/tahun dapat disebarkan ke
>> seluruh> Indonesia..
>> > tentunya harus dengan pengawasan yang ketat.. namun kalau
>> dikelola dengan
>> > benar, Insya Allah dapat memakmurkan seluruh desa dan mengurangi
>> arus> urbanisasi ke P. Jawa..
>> >
>> > "..
>> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan Bank Desa
>> > merupakan
>> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang menginginkan ada
>> > pengalokasian
>> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang ada."Kita
>> itu punya
>> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1
>> miliar setiap
>> > desa,
>> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN atau
>> hanya> sekitar
>> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu (1/4).
>> > .."
>> >
>> > Semoga program dan semangat ini terwujud dan didukung mayoritas
>> rakyat RI..
>> > Dan tidak seperti sebelum"nya, pencetusnyapun didukung/dipilih..
>> bukan> seperti
>> > sebelum"nya.. orangnya ditendang.. idenya diserap.. :-|
>> >
>> > CMIIW..
>> >
>> > --
>> > Wassalam,
>> >
>> > Irwan.K
>> > "Better team works could lead us to better results"
>> > http://irwank.blogspot.com
>> >
>> > By Republika Newsroom
>> > Rabu, 01 April 2009 pukul 18:39:00
>> >
>> > PAN Bertekad Bangun Bank Desa
>> >
>> > JAKARTA猶artai Amanat Nasional (PAN) bertekad membangun Bank Desa
>> yang> berfungsi
>> > untuk menghidupkan kegiatan perekonomi masyarakat pedesaan di
>> seluruh> wilayah
>> > nusantara.
>> >
>> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan Bank Desa
>> > merupakan
>> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang menginginkan ada
>> > pengalokasian
>> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang ada."Kita
>> itu punya
>> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1
>> miliar setiap
>> > desa,
>> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN atau
>> hanya> sekitar
>> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu (1/4).
>> >
>> > Dikatakan, Bank Desa yang berdiri di setiap desa akan berfungsi
>> menjadi> pengelola anggaran dari pemerintah untuk menghidupkan
>> kegiatan perekonomian
>> > masyarakat.
>> >
>> > Dengan demikian, lanjut Didiek, laju perpindahan penduduk dari
>> desa ke kota
>> > yang
>> > bertujuan untuk mencari pekerjaan lambat laun akan terhenti.
>> Masyarakat desa
>> > tidak lagi mengincar pekerjaan yang belum tentu tersedia di kota
>> lantaran di
>> > desa sudah tersedia lapangan pekerjaan.
>> >
>> > Kecuali menghidupkan perekonomian di desa, kata Didiek, Bank Desa
>> bisa> menjadi
>> > pintu utama untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh
>> tingkatan wilayah
>> > yang ada."Karena itu kami yakin program Bank Desa ini sangat adil
>> bagi> rakyat,
>> > karena APBN itu dananya berasal dari bawah, nah sekarang kita
>> kembalikan> dari
>> > atas ke bawah," tandas Didiek.ade/kpo
>> >
>> > Pada 3 April 2009 08:13, A Nizami <nizam...@yahoo.com> menulis:
>> >
>> >> Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 trilyun
>> lebih>> untuk membantu perusahaan2 swasta yang nyaris bangkrut.
>> Padahal bisa jadi
>> >> perusahaan2 tsb sudah tidak efisien karena gaji
>> eksekutif/komisaris yang
>> >> berlebih. Belum kalau diporotin dengan deviden yang besar oleh
>> pemilik>> sahamnya.
>> >>
>> >> Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN senilai
>> @ Rp 5
>> >> trilyun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya pasar
>> otomotif yang
>> >> besarnya Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan
>> pertanian dan
>> >> peternakan sehingga impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun
>> atau susu
>> >> senilai Rp 12 trilyun/tahun bisa dihentikan.
>> >>
>> >> Itu semua bisa menyerap ratusan ribu bahkan mungkin jutaan pekerja.
>> >>
>> >>
>> >> ===
>> >>
>> >> Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490
>> >>
>> >> ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900
>> >>
>> >> Informasi selengkapnya ada di:
>> >>
>> >> http://www.media-islam.or.id
>> >>
>> >> Ingin belajar Islam?
>> >>
>> >> Kirim email ke: syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com<syiar-
>> islam-subscribe%40yahoogroups.com>
>> >>
>> >> Jual Rumah Baru di Otista Kampung Melayu Jakarta Timur Rp 650
>> juta. Info:
>> >> http://agusnizami.wordpress.com
>> >>
>> >> --- Pada Kam, 2/4/09, Harlizon MBAu
>> <harli...@gmail.com<harlizon%40gmail.com>>>> menulis:
>> >>
>> >> Dari: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com <harlizon%40gmail.com>>
>> >> Topik: Re: [ekonomi-nasional] utang Indonesia dalam 5 tahun
>> terakhir justru
>> >> mengalami peningkatan
>> >> Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-
>> nasional%40yahoogroups.com>>> Tanggal: Kamis, 2 April, 2009, 5:45 AM
>> >>
>> >> Mari kita mbangun infrastruktur lagi...
>> >>
>> >> He.. he.. he.. !
>> >>
>> >> 2009/4/2 Harlizon MBAu <harli...@gmail. com>:
>> >>
>> >> > Baik utang swasta ataupun utang pemerintah yang nanggung bebannya
>> >>
>> >> > anda-anda juga...
>> >>
>> >> > Jika, tanah daratan Indonesia yang luasnya 1,826,440 km2
>> dijual dengan
>> >>
>> >> > harga Rp. 1.000/m2 (inipun sudah kemahalan),
>> >>
>> >> > 91% luasnya sudah cukup untuk mbayar utang.
>> >>
>> >> > Yang sisa 9 % lagi masih lumayan untuk foya-foya dengan nambah
>> utang>>
>> >> > Rp 160 triliun lagi...
>> >>
>> >> > Setelah itu anda semua disuruh nyebur kelaut, karena Indonesia
>> sudah>>
>> >> > bukan milik anda-anda lagi...
>> >>
>> >> > Barangkali, presiden dan mentri keuangannya perlu mencontohkan
>> duluan>>
>> >> > cara nyebur yang enak dan nga langsung kelelep...
>> >>
>> >> >
>> >>
>> >> > Salam Z
>> >>
>> >> >
>> >>
>> >> > 2009/4/1 Nanang Banget <en_be...@hotmail. com>:
>> >>
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Datanya menarik...ini utang pemerintah atau swasta, dalam
>> negeri atau
>> >> luar
>> >>
>> >> >> negeri?
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Pak Rizal ini kan pernah jadi Menko, waktu itu kebijakannya
>> apa ya koq
>> >> saya
>> >>
>> >> >> tidak ingat?
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> To: ekonomi-islami@ yahoogroups. com; ekonomi-nasional@
>> yahoogroups.>> com;
>> >>
>> >> >> syiar-islam@ yahoogroups. com; islamnet-id@ yahoogroups. com;
>> >>
>> >> >> komunitas_istiqlal@ yahoogroups. com; sab...@yahoogroups. com
>> >>
>> >> >> From: ok.tau...@gmail. com
>> >>
>> >> >> Date: Wed, 1 Apr 2009 21:13:11 +0800
>> >>
>> >> >> Subject: [ekonomi-nasional] utang Indonesia dalam 5 tahun
>> terakhir>> justru
>> >>
>> >> >> mengalami peningkatan
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> *Rakyat itu di bodohi...bagaimana pemerintahan sekarng di
>> katakan>> berhasil,
>> >>
>> >> >> sementara hutang semakin bertambah.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Jakarta* - Tim Indonesia Bangkit (TIB) mencatat utang
>> Indonesia dalam 5
>> >>
>> >> >> tahun terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 31 persen
>> menjadi Rp
>> >>
>> >> >> 1.667 triliun. Utang sebesar ini merupakan utang terbesar
>> Indonesia>>
>> >> >> sepanjang sejarah.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Demikian disampaikan Ketua Tim Indonesia Bangkit, Rizal Ramli
>> dalam>> Jumpa
>> >>
>> >> >> Pers di Hotel Bumi Karsa, Jakarta, Selasa (1/4/2009).
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Ia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir jumlah utang Indonesia
>> >> meningkat
>> >>
>> >> >> sebesar 31 persen dari Rp 1.275 triliun pada Desember 2003
>> menjadi Rp
>> >> 1.667
>> >>
>> >> >> triliun pada bulan Januari 2009 atau naik kurang lebih
>> sebesar Rp 392
>> >>
>> >> >> triliun.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> "Itu menempatkan Indonesia pada rekor utang terbesar
>> sepanjang sejarah,"
>> >>
>> >> >> tegasnya.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Sementara itu, Rizal juga mengatakan jumlah utang per kapita
>> Indonesia>> pun
>> >>
>> >> >> meningkat. Jika pada 2004 utang per kapita Indonesia sekitar
>> Rp 5,8
>> >> jutan
>> >>
>> >> >> per kepala, maka pada Februari 2009 melonjak jadi Rp 7,7 juta
>> per>> kepala.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> "Kan aneh, data TIB menunjukkan utang naik, kok berani-beraninya
>> >> pemerintah
>> >>
>> >> >> bikin iklan utang turun," katanya.
>> >>
>> >> >> *
>> >>
>> >> >> Indonesia Percuma Datang Ke G-20*
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Tim Indonesia Bangkit (TIB) juga menilai kedatangan Indonesia
>> di G-20
>> >> bisa
>> >>
>> >> >> sia-sia jika tidak membawa kepentingan ekonomi khusus bagi
>> Indonesia>>
>> >> >> sendiri.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> "Percuma saja jika Indonesia di G-20 tidak membawa sebuah
>> agenda khusus
>> >> yang
>> >>
>> >> >> mengutamakan perekonomian di Indonesia, semua akan sia-sia,"
>> ujar ekonom
>> >> TIB
>> >>
>> >> >> Hendry Saparini dalam kesempatan yang sama.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> Menurut Hendry, jika kehadiran Indonesia hanya memperkuat
>> peran IMF dan
>> >> Bank
>> >>
>> >> >> Dunia serta membuka lebar pintu perdagangan bebas maka sama
>> saja hal itu
>> >>
>> >> >> akan merugikan Indonesia karena dampak dari perdagangan bebas
>> tersebut>> akan
>> >>
>> >> >> menjatuhkan industri lokal karena pasar akan dibanjiri oleh
>> produk>> impor.
>> >>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> "Rugi bila kita tidak membawa suatu agenda yang tidak membahas
>> >> kepentingan
>> >>
>> >> >> ekonomi kita, namun hanya mengurusi IMF dan Bank Dunia,"
>> jelasnya.>>
>> >> >>
>> >>
>> >> >> "Kita jangan mau dibodoh-bodohi. Selama ini negara-negara
>> maju tidak
>> >> pernah
>> >>
>> >> >> membuka luas pintu perdagangan bebas. Kalau Indonesia tidak
>> berani>>
>> >> >> memperjuangkan kepentingan ekonominya ya percuma aja berada
>> di sana,"
>> >>
>> >> >> tuturnya.
>> >>
>> >
>> >
>> > [Non-text portions of this message have been removed]
>> >
>> >
>> >
>> > ------------------------------------
>> >
>> > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
>> > Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
>> > http://capresindonesia.wordpress.com
>> > http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
> 

Kirim email ke