-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mo ndaftar :    [EMAIL PROTECTED]
Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik:
        http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/alam33.htm
>Senin, 23 Oktober 2000

Alam Warisan Dunia yang Merana 

DI pantai di sekitar dermaga Pulau Handeuleum, di lepas pantai timur jazirah
Ujung Kulon, tak hanya ada hamparan pasir. Di sana juga terserak bongkahan
dan patahan karang mati, mulai dari yang sebesar jari 

kelingking sampai yang sebesar badan orang dewasa. Pemandangan
serupa juga telihat di pantai Pulau Peucang di sisi barat
Semenanjung Ujung Kulon yang hampir berbentuk segi
tiga.Banyaknya bangkai karang kawasan pantai Taman Nasional
Ujung Kulon (TNUK) sama sekali bukan pertanda baik. Sebaliknya,
itu tanda bahwa banyak terumbu karang di dasar laut yang sudah
remuk dan mati. Semua bongkahan dan patahan karang itu berasal
dari bangkai terumbu-terumbu karang di dasar laut. Mereka
terdampar di berbagai pantai setelah terbawa arus laut yang kencang
di perairan TNUK.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/gaji34.htm
>Senin, 23 Oktober 2000

Jagawana Gaji Kecil dan Tak Bersenjata 

SEBUTLAH namanya Basri. Warga Kampung Cikawung, Kecamatan Sumur,
yang terletak di tepi Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) itu sudah sangat
dikenal warga kecamatan sebagai "pengusaha" yang bersedia menerima
pesanan orang kota yang menginginkan
burung berbagai spesies dari TNUK. Kabar itu tidak hanya
disampaikan warga tetapi juga seorang petugas Polri dan Jagawana
yang bertugas di Taman Jaya, kampung tetangga Cikawung.
Anehnya, kedua aparat itu tidak juga menangkap si "pengusaha"
meski yakin Basrilah biang dari semakin langkanya kicauan burung
di hutan perawan termasyur itu.

http://kompas.com/kompas-cetak/0010/23/DAERAH/pemb36.htm
>Senin, 23 Oktober 2000

Ridwan Setiawan Pemburu Tinja Badak 

"SAYA bukan peneliti, hanya sekadar pengumpul tinja badak," Demikian
pengakuan Ridwan Setiawan peneliti World Wide Fund for Nature (WWF)
yang tengah bertugas dalam proyek penelitian genetik Badak Jawa 
penghuni hutan perawan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). 

Lelaki itu, telah satu tahun Iwan keluar masuk hutan menyusuri jejak
badak (Rhinoceros sondaicus) dan telah mengumpulkan 110 sampel
tinja dan urine. "Koleksi" unik itu, belum termasuk sampel bulu dan
ratusan frame potret badak yang berhasil dia buat.

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155238

                  Tumpukan Sampah Mulai Mengganggu Warga Surabaya
                  Media Indonesia - Nusantara (23/10/2000 00:15 WIB)

                  SURABAYA (Media): Keberadaan sampah yang belum semuanya bisa
                  diangkut ke Lahan Pembuangan Akhir (LPA) kini mulai meresahkan warga
                  Surabaya. Sebab, tumpukan sampah tidak berkurang tetapi justru makin
                  menumpuk di Lahan Pembuangan Sementara (LPS). 

                  Tumpukan sampah yang belum terangkut ke LPA, berada di Pasar
                  Keputran, Pasar Bendul Mrisi, kawasan Rungkut serta kawasan Tandes.
                  Bahkan, warga kini sudah mulai berani membuang sampah di jalan-jalan
                  protokol di Surabaya. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0010/23/dar6.htm
             Senin, 23 Oktober 2000 

           Merunut Kontribusi Perhutani

           MESKI masih perlu klarifikasi lebih jauh, tampaknya pernyataan
           Adm/KKPH Blora Ir Darsono mengenai besar kontribusi yang diberikan
           oleh Perhutani di Blora kepada Pemda perlu segera dirunut.

           Bukan berarti mencari kambing hitam, melainkan dalam rangka
           mengurai benang kusut sekaligus mencari peluang-peluang dalam
           rangka meningkatkan PADS di Blora. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155028

                  Rumah Sakit Buang Limbah Seenaknya
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  MALANG (Media): Atas nama penghematan biaya, diperkirakan puluhan
                  rumah sakit, laboratorium medis, serta sejumlah klinik di Kota Malang
                  telah membuang limbah medis secara tidak wajar. 

                  Hal itu berdasarkan temuan di tempat pembuangan sementara berupa
                  limbah yang berisi bakteri penyakit menular tanpa melalui filter 
berarti. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155237

                  Jahe dan Lengkuas Menggebrak Dunia
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  CONFUSIUS memujinya, Marco Polo merindukannya, dan para pedagang
                  rempah-rempah memburunya. Itulah jahe (Zingiber officinable) yang
                  berasal dari selatan Cina dan India di mana lebih dari 5.000 tahun 
lalu telah
                  digunakan untuk makanan, obat, bahkan zat perangsang. 

                  Jahe adalah tanaman tropis dari keluarga zingiberaceae dengan akarnya
                  yang wangi tumbuh melebar. Umbi jahe digunakan sebagai penambah
                  aroma makanan dan minuman, serta bahan obat. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155133

                  Jamu di Kalangan Masyarakat Alternatif Pengganti Obat
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  JAMU sebagai obat alternatif? Mengapa tidak? Tanggapan sebagian orang
                  terhadap produk jamu selama ini memang negatif. Karena jamu 
tradisional,
                  anggapannya selalu jorok dan tidak higienis. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155030

                  Jamu sebagai Identitas Nasional.
                  Hutan Dibabat, Tanaman Obat Bisa Punah
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  "ENAK tenan...," teriak Timbul, pelawak kondang yang mengiklankan
                  minuman jamu dari salah satu merek terkenal di Indonesia. Melalui 
mimik
                  dan gerak tubuhnya yang khas, Timbul tampak senyum mempromosikan
                  jamu tolak angin. 

                  Soal promosi jamu, tak hanya dia, sejumlah pelawak, artis, dan 
bintang
                  iklan juga ikut nimbrung mempromosikan sejumlah merek jamu. 

                  Jamu ada di mana-mana. Di kota maupun di desa. Di warung-warung
                  pinggir jalan, di kedai-kedai maupun pada sejumlah toko, jamu dijual 
dan
                  dicicipi oleh banyak warga. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155132

                  Bercita-cita untuk Mematikan Produk Luar
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  CITA-citanya tampak wajar, hanya ingin mendirikan pabrik bahan baku
                  jamu. Itu saja. Pabrik itu kini sudah berdiri di Semarang dan akan
                  diresmikan pada 11 November mendatang bertepatan dengan Hari
                  Kesehatan Nasional ke-37. 

                  Menurut Irwan Hidayat, orang nomor satu di PT Sido Muncul, memiliki
                  pabrik khusus bahan baku jamu sangat penting karena bahan baku ini
                  nanti dapat juga dimanfaatkan oleh pabrik-pabrik jamu lainnya. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155025

                  Sonny Larang Sementara Transgenik
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  JAKARTA (Media): Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf
                  melarang sementara secara nasional pengembangan secara luas bibit
                  jagung dan kapas hasil rekayasa genetika (transgenik) dari Amerika
                  Serikat. 

                  Sebab, walaupun bibit transgenik itu mampu meningkatkan produksi 
dalam
                  jumlah besar, namun belum ada penelitian dampak yang akan ditimbulkan
                  pada lahan setelah pengembangan dilakukan beberapa tahun. 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102300155031

                  Sulit, Menahan Farmasi Terjun ke Jamu
                  Media Indonesia - Kesra (23/10/2000 00:15 WIB)

                  PEMBAHASAN mengenai obat tradisional kian meluas. Semakin banyak
                  pula orang tertarik dengan pengobatan alternatif tersebut. Apalagi, 
mereka
                  mempercayainya sebagai warisan nenek-moyang yang terbukti ampuh. 

                  Bagaimana sebenarnya prospek obat asli Indonesia ini di masa
                  mendatang, agar bisa berjalan seiring dengan pengobatan modern yang
                  telah menjadi produk kedokteran ala Barat? 


---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke