~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Layanan Informasi Aktual [EMAIL PROTECTED] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Selasa, 13 Januari 2004
<*>Jemaat GPIB Imanuel Bekasi Kebaktian di Tenda <*>Pengurus Gereja GPIB Immanuel Minta Polisi Dapat Ungkap Otak dan Pelaku ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ SUARA PEMBARUAN DAILY 12/1/04 Jemaat GPIB Imanuel Bekasi Kebaktian di Tenda ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ GEREJA DIRUSAK - Sejumlah umat Gereja GPIB Imanuel Bekasi seusai melaksanakan kebaktian mengamati gereja mereka yang dirusak orang tak dikenal, Jumat (9/1) lalu, di Kompleks Purnawirawan TNI-AU Jaladapura, Margahayu, Bekasi Timur, Minggu (11/1). Para jemaat sementara melaksanakan kebaktian di bawah tenda. Peristiwa itu masih diselidiki polisi. PEMBARUAN/ADI SATIANTO BEKASI - Ratusan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB) Imanuel Bekasi melakukan kebaktian Minggu (11/1) di tenda darurat menyusul penyerangan terhadap gereja itu oleh puluhan orang tak dikenal Jumat (9/1) sekitar pukul 13.30 WIB. Diduga aksi penyerbuan gereja yang terletak di Blok C-1 RT 04/13, Jl. Dapura, Kompleks TNI AU, Kelurahan Margahayu, Bekasi, itu disebabkan ketidaksetujuan warga atas renovasi bangunan gereja. Menurut saksi mata dan juga staf GPIB Imanuel, Suripati, yang berada di lokasi, puluhan orang mendatangi bangunan gereja yang sedang dalam renovasi. "Saat kejadian hanya ada saya dan dua staf lainnya. Kami sedang berada di belakang, mendengar suara berisik dari dalam gedung gereja. Saat saya hampiri sudah ada dua puluhan orang di dalam gereja sementara di luar ada puluhan orang,'' ungkap Suripati. "Saat saya datang mereka yang sudah di dalam gereja sedang membanting peralatan gereja, merusak mimbar, meja, kursi dan perabotan lainnya yang ada di dalam gereja. Ada salah seorang yang dia kenali sebagai salah satu warga sekitar. Kemudian saya hampiri untuk diajak bersalaman tetapi tangan saya ditepak, kemudian dia mengambil pacul dan memukul-mukul ke tiang pintu. Aksi perusakan itu hanya berlangsung 20 menit,'' kata Suripati. "Kelompok orang itu pergi setelah dua petugas polisi datang dan saya diminta menghubungi Polsek. Ada yang mengikuti para penyerang, mereka keluar dari kompleks kemudian terlihat menaiki sebuah bus berukuran sedang jurusan Pulo Gadung - Cikarang," kata Suripati. Masih Berjaga-jaga Hingga Minggu (11/1), sejumlah petugas dari Polsek Bekasi Timur dan Polres Bekasi masih berjaga-jaga di lokasi. Sementara Jumat malam, salah seorang yang diduga terlibat, dimintai keterangan di Mapolres Bekasi. Kapolres Bekasi Kombes Pol Bachtiar Tambunan belum dapat dihubungi guna konfirmasi. Penyebab penyerangan itu sendiri diduga terkait ketidaksetujuan warga atas renovasi gereja. Sebelumnya luas bangunan lama adalah 10x15 meter persegi, diperluas menjadi 14x20 meter persegi. Menurut pengurus bagian hukum GPIB Immanuel, Said Damanik, sebelumnya memang sudah beberapa kali warga menyatakan ketidaksetujuannya melalui unjuk rasa ke gereja tersebut dan Wali Kota. "Sebelum melakuan renovasi kami sudah melakukan rembuk dengan warga, bahkan usulan renovasi dikeluarkan oleh RT setempat yang isinya agar bangunan lama gereja yang dibangun tahun 1975 direnovasi agar tidak rubuh dan menimbulkan masalah bagi warga,'' kata Said. Ditambahkan Said, memang sempat ada pro dan kontra atas rencana renovasi itu. Namun pada akhirnya masyarakat menyetujuinya juga sehingga akhirnya keluar rekomendasi dari lurah yang diteruskan ke Kecamatan hingga ke Depag, lalu ke Wali Kota Bekasi. Rekomendasi dari Wali Kota, kata Said, keluar tanggal 12 November 2003. "Kami kemudian mengurus IMB berdasarkan rekomendasi dari Walkot itu. Jadi, semua persyaratan dan prosedur sudah kami ikuti, sudah sejalan dengan koridor hukum, kata Said. (B-14) ------------------------ Last modified: 12/1/04 http://www.suarapembaruan.com/News/2004/01/12/Kesra/kes03.htm 12/1/2004 16:41 WIB Pengurus Gereja GPIB Immanuel Minta Polisi Dapat Ungkap Otak dan Pelaku Pengrusakan ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Agus Aulia - Bekasi, Pengurus Gereja GPIB Immanuel Said Damanik mengharapkan petugas kepolisian sudah dapat mengungkap otak pelaku pengrusakan gereja. Demikian dikatakan Said Damanik kepada wartawan di Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/1). Menurut Said, sebab dengan adanya pengrusakan gereja tersebut memunculkan kecemasan di kalangan jemaat dalam melakukan peribadatan. "Pihak polisi dapat mengungkap siapa otak dan pelaku pengrusakan ini. Sehingga kami tenang dalam melakukan peribadatan," ujarnya. Dijelaskan Damanik, dengan adanya pengrusakan tersebut maka kegiatan renovasi terhenti sehingga jemaat kesulitan melakukan kegiatan peribadatan. Dari pantauan elshinta, hingga saat ini garis polisi masih terpasang di gereja tersebut. Sedangkan warga Kompleks TNI AU Bekasi, membantah keras melakukan pengrusakan. Dikatakany warga hampir seluruh warga menolak adanya perluasan. Tapi renovasi dapat dimaklumi. "Karena kita selalu mengimbau agar disesuaikan dengan kondisi yang ada." (Yuz) http://www.elshinta.com/elshinta/readnews.htm?id=6089