~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
    Layanan Informasi Aktual
         [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Artikel Lepas: Kamis, 25 Maret 2004
 
"Pemilu 2004, Memilih Partai Apa?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 
Berbicara masalah pemilu tentu kita tidak bisa lepas dari peta politik yang berkembang saat ini. Seperti halnya pemilu tahun 1999 lalu, partai kecil terbukti tidak mampu masuk dalam kancah politik. Demikian pula halnya dalam pemilu 2004 yang sudah di ambang pintu. Justru dalam pemilu tahun ini situasi sosial tak lagi se-bergairah dulu, alias cenderung apatis, sebab rakyat sudah merasa ditipu oleh petualang-petualang politik yang sekarang menduduki lembaga MPR/ DPR maupun DPRD.
 
Kajian akademis yang tentunya mengacu pada perhitungan angka-angka jumlah peserta pemilu dan angka perkiraan perolehan suara juga menunjukkan bahwa partai-partai kecil terutama yang baru muncul akan kesulitan dalam memperoleh suara yang signifikan. Demikian pula partai yang bernuansa keagamaan. Partai Kristen pun tidak lepas dari perhitungan ini. Bisa kita hitung kira-kira berapa jumlah peserta pemilu dari umat Kristiani tahun ini. Dan umat Kristiani pun akan tersebar ke dalam berbagai partai (PDIP, Golkar, PKB, PDS, dll) sehingga partai Kristen perlu berpikir mengenai kekuatan meraih kursi di DPR dan DPRD.
 
Sesuai dengan paparan di atas, pengamat politik Kris Nugroho dari Universitas Airlangga mengatakan bahwa umat Kristiani perlu berpikir realistis dalam menentukan pilihan dengan strategi melihat di partai mana suara kita bisa berguna dan tidak terbuang dengan sia-sia berdasarkan perhitungan matematis atau rasional. Bukan berdasarkan emosional, akan tetapi perlu dengan perhitungan. Kita berharap eksistensi partai bernuansa golongan tidak menimbulkan kegelisahan pada golongan lain. Dikaitkan dengan fungsi garam maka yang terasa adalah asinnya. Garam itu tidak perlu kelihatan. Kita perlu memikirkan lebih jauh lagi mengenai dampak memakai simbol-simbol golongan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara kita.
 
Untuk itu, marilah kita memilih partai yang diharapkan dapat membuat suara kita tidak terbuang sia-sia, yaitu partai yang berorientasi untuk kepentingan nasional, yang berkomitmen pada penggalangan kekuatan kebersamaan, atau partai yang bisa menjadi wadah bersama dari berbagai ragam agama, suku dan budaya, serta komitmen pada demokrasi.
 
Di satu sisi kita memang harus jeli agar jangan sampai memilih partai dan politisi cacat atau politisi busuk yang selama ini suka memelihara budaya korupsi, kolusi, serta memelihara potensi kekerasan politik di negeri tercinta ini. Dalam hal ini kita perlu menoleh kembali pada sejarah masa lalu. ***
 
Redaksi Eskol Net
~~~~~~~~~~~~~~

Kirim email ke