~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
    Layanan Informasi Aktual
         eskol@mitra.net.id
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hot Spot : Sabtu, 6 Agustus 2005


Watch Indonesia!, 5 Agustus 2005
Himbauan: Berhati-hatilah dalam menghadapi ancaman eskalasi kekerasan di
Papua!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tanggal 15 Agustus 2005 kemungkinan akan dicantumkan sebagai Hari
Perdamaian dalam sejarah Indonesia. Alasannya, dua hari sebelum perayaan
HUT RI ke-60 itu pemerintah Indonesia akan menandatangani kesepakatan
perdamaian dengan GAM. Konflik berdarah memperebutkan Aceh selama 30
tahun dengan demikian diharapkan akan berakhir dan tinggal jadi bagian
sejarah.

Watch Indonesia! menyambut baik kesepakatan RI-GAM itu dan menghimbau
semua pihak supaya mendukung secara konstruktif segala jerih payah dalam
menerapkan isi kesepakatan.

Tanggal 15 Agustus 2005 pula merupakan tanggal penuh arti untuk daerah
krisis Papua, namun dalam arti sebaliknya. Kecewa karena UU Otsus tidak
berhasil diterapkan secara menyeluruh, Dewan Adat Papua telah memutuskan
untuk „mengembalikan“ Otsus kepada pemerintah RI di Jakarta. Penduduk
Papua pun diajak untuk melakukan aksi protes damai. Adapun maksud
pemberlakuan Otonomi khusus sejak 1.1.2002 itu sebenarnya untuk
mendukung pencarian jalan keluar konflik di Papua secara damai.

Rasa kecewa penduduk Papua atas penerapan Otsus yang penuh kekurangan
dapatlah dimengerti. Situasi perekonomian dan sosial tidak berangsur
membaik. Berulang kali anggota satuan Polisi maupun Militer terlibat
dalam aksi pelanggaran HAM berat. Keinginan politis untuk menerapkan UU
Otsus secara konsekuen dari pihak penentu di Jakarta, seperti Departemen
Dalam Negeri, juga terlihat lemah.

Tapi juga pemerintah daerah dibawah pimpinan penduduk asli Papua ikut
bertanggung jawab untuk situasi krisis di Papua. Dana dalam jumlah besar
yang diberikan Jakarta habis ditelan birokrasi dan meninggalkan kesan
kepada penduduk setempat seakan-akan Otsus sama sekali tidak membawa
perkembangan yang berarti untuk Papua.

Tindakan „pengembalian“ Otsus kepada pemerintah RI ternyata juga telah
menghidupkan harapan tidak realistis penduduk Papua, supaya pihak ketiga
(Belanda, AS, PBB) memperjuangkan kemerdekaan Papua. Menurut sumber
terpercaya, harapan-harapan ini secara sengaja dan tidak bertanggung
jawab telah dipicu oleh pihak tertentu, sementara pihak lainnya tanpa
sadar melalui tindakannya secara langsung terlanjur ikut memperkuat
harapan-harapan belaka ini. Keresahan kini semakin merebak di kalangan
pemerintahan maupun satuan keamanan. Militer pun sudah mulai siap siaga.
Semakin mendekati hari penentuan, ketegangan semakin meningkat demikian
juga ketakutan bahwa eskalasi kekerasan akan meletus.

Eskalasi kekerasan tidak hanya merugikan Papua dalam jerih payah mencari
solusi terbaik, namun juga membahayakan proses perdamaian di Aceh yang
masih muda dan rapuh itu. Dengan menyetujui kesepakatan perdamaian di
Aceh, pemerintah Indonesia telah menawarkan suatu kemungkinan
menyelesaikan konflik secara politis yang dapat dijadikan contoh
penyelesaian konflik di daerah-daerah konflik lainnya.

Semua pihak kami minta supaya berhati-hati dalam bertindak dan berusaha
sekuat tenaga untuk mencegah segala bentuk eskalasi kekerasan.

-- 

***********************************************************************
Watch Indonesia! e.V.                 Tel./Fax +49-30-698 179 38
Planufer 92 d                     e-mail: [EMAIL PROTECTED]
10967 Berlin                     http://home.snafu.de/watchin

Konto: 2127 101 Postbank Berlin (BLZ 100 100 10)
IBAN: DE96 1001 0010 0002 1271 01, BIC/SWIFT: PBNKDEFF

Bitte unterstützen Sie unsere Arbeit durch eine Spende.
Watch Indonesia! e.V. ist als gemeinnützig und besonders
förderungswürdig anerkannt.
***********************************************************************







Kirim email ke