~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
    Layanan Informasi Aktual
        
eskol@mitra.net.id
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hot Spot: 25 November 2005
 
Jumat, 25 Nov 2005,
Tokoh Lintas Agama Dirikan Crisis Center
SURABAYA - Maraknya aksi terorisme dan isu SARA memicu keprihatinan berbagai komponen masyarakat Jatim. Kemarin, sejumlah tokoh lintas agama dan etnis mendeklarasikan berdirinya Crisis Center (pusat krisis) untuk resolusi sosial, agama, dan etnik di Jatim (Crisis Center for Social, Religion, and Ethnic Resolution at East Java).

Pendeklarasian yang dihelat di kantor sekretariat Jl Gayungsari Barat VI/3 itu dihadiri sejumlah tokoh. Di antaranya, Ali Maschan Moesa (ketua PW NU Jatim), Achmad Rubaidi (direktur Forum Lintas Agama), Pdt Simon Filantropa (Gereja Kristen Indonesia), Romo Eko Budi Susilo (Keuskupan Surabaya), Paring W. (koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi), dan Ekki S. (Forum Komunikasi Kristen Indonesia). Ada juga Lili Mulyo Rahardjo (Badan Koordinasi Antar Gereja), Irwan Pontoh (Budha Mahayana), I Wayan Suarna (Hindu), Alif Tojo (Perhimpunan Tionghoa Indonesia), Gatot S. (Konghucu), dan Sugiarto (Himpunan Penghayat Kepercayaan).

Menurut Rubaidi, pendeklarasian Crisis Center berawal dari keprihatinan mereka terhadap munculnya berbagai masalah sosial kemasyarakatan. Misalnya, kasus terorisme, isu SARA, dampak kenaikan harga BBM, serta intervensi pemerintah dalam mengatur hubungan antaragama, khususnya pendirian tempat ibadah.

Crisis Center akan menjadi pusat tabulasi dan analisis data tentang masalah-masalah diskriminasi etnik, sosial, dan agama. "Kami siap menampung pengaduan warga yang merasa mendapat perlakuan diskriminatif, masalah terorisme, keresahan sosial, pluralisme agama, maupun etnik," ujar Rubaidi. "Sekaligus kami mencoba memberikan solusi terhadap masalah tersebut," ujarnya.

Crisis Center juga siap menjadi pusat konsultasi bagi mereka yang ingin menggali dan melakukan verifikasi data terkait terorisme dan masalah-masalah sosial keagamaan di Jatim.

Salah satu program pertama yang akan dilakukan Crisis Center adalah menjaga situasi kondusif menjelang peringatan natal 25 Desember mendatang. "Kita tidak ingin ada pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan antaragama," katanya. (oni)
http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=199074
 
*************************************************************************************************
Satu tangan tak kuasa menjebol 'penjara ketidakadilan'.
Dua tangan tak mampu merobohkannya.
Tapi bila satu dan dua dan tiga dan seratus dan seribu tangan bersatu,
kita akan berkata, "Kami mampu!"
 
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
*************************************************************************************************
Redaksi Eskol-Net menerima informasi/tulisan/artikel yang relevan.
Setiap informasi/tulisan/artikel yang masuk akan diseleksi dan di edit seperlunya.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan masukan harap menghubungi
Redaksi Eskol-Net <eskol@mitra.net.id>
*************************************************************************************************

Kirim email ke