Terima kasih Pak Frank atas kritikannya. dan mohon maaf bila bapak kurang senang dengan cara saya bertutur.
Perkenankan saya mengklarifikasi. Dalam benak saya, ilmu dan agama adalah satu kesatuan yang sejalan dan tidak terpisahkan. Berilmu tanpa dasar agama ibarat orang buta yg akan tabrak sana tabrak sini tak terkendali. Sedangkan agama tanpa ilmu adalah kelumpuhan yang tidak mampu berkutik dihadapkan pada fakta alam yang begitu tersebar. Para hadirin, saya ikut dalam diskusi ini dengan asumsi bahwa kita semua orang yang sama-sama bertuhan kepada Allah YME, bagaimanapun masing-masing menyebut-Nya. Ilmu adalah dari Allah, sangat arogan bila kita bicara tentang ilmu dan alam ciptaan-Nya tetapi memalingkan muka dari-Nya. Padahal petunjuk sekecil apapun yang mampir di benak kita, dan kemampuan kita memahami kebenaran, adalah semata-mata karunia dari-Nya. Bila para ilmuwan berbondong-bondong kembali ke agama dan semakin mantap kepercayaan kepata Tuhannya karena menemukan kebenaran hakiki atas fenomena alam yang diamatinya, mengapa kita justru mempersempit diri dengan berfikir secara manusiawi yang picik saja. Mohon maaf, saya sama sekali tidak bermaksud untuk menimbulkan polemik. Jadi cukuplah sampai di sini. Harapan saya, mari kita cermati ilmu dengan hati yang bening. Ilmu Allah hanya turun kepada hati yang bening. Berharap Memperoleh Kebeningan Hati dan Fikiran = eka =