Bagus sekali Pak Jumadi..thanks.

Regards,
 
Yudi Firman S.
 
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: 20 Juli 2005 21:00
To: formiskat@groups.plnkalbar.co.id
Subject: [Formiskat] PARADIGMA BARU KECERDASAN MANUSIA



Kapten Laut (KH) Drs. Eko Iman



Selama ini, yang namanya  "kecerdasan" senantiasa 
dikonotasikan dengan
"Kecerdasan Intelektual" atau yang lazim dikenal
sebagai IQ (Intelligence
Quotient).
Namun pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia
hanya tertumpu pada
dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi.
Selain IQ, manusia juga
masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya, yaitu :
Kecerdasan Emosional atau
EQ (Emotional Quotient) dan Kecerdasan Spiritual atau
SQ (Spiritual
Quotient).

Memasuki abad 21, legenda IQ (Intelligence Quotient)
sebagai satu-satunya
tolok ukur kecerdasan yang juga sering dijadikan
parameter keberhasilan
manusia, digugurkan oleh munculnya konsep Kecerdasan
Emosional atau EQ
(Emotional Quotient) dan Kecerdasan Spiritual atau SQ
(Spiritual Quotient).
Kecerdasan manusia ternyata lebih luas dari anggapan
yang dianut selama ini.
Kecerdasan manusia bukanlah merupakan suatu hal yang
bersifat dimensi
tunggal semata, yang hanya bisa diukur dari satu sisi
dimensi saja (dimensi
IQ). Kesuksesan manusia dan juga kebahagiaannya,
ternyata lebih terkait
dengan beberapa jenis kecerdasan selain IQ. Menurut
hasil penelitian,
setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan
oleh kecerdasan
emosionalnya (EQ) dan hanya 4% yang ditentukan oleh
kecerdasan
intelektualnya (IQ). Gay Hendrick, PhD dan Kate
Ludeman, PhD, keduanya
konsultan manajemen senior, mengadakan sebuah
penelitian pada 800-an manajer
perusahaan yang mereka tangani selama 25 tahun. Dari !
hasil penelitian disimpulkan, bahwa para pemimpin yang
sukses ternyata lebih
mengamalkan nilai-nilai rohaniah atau nilai-nilai
sufistik ketimbang
pengedepankan sisi intelektual semata.
 
Pengertian EQ
Istilah kecerdasan emosi (EQ) baru dikenal secara luas
pada pertengahan
tahun 1990 dengan diterbitkannya buku Darnel Goleman :
Emotional
Intelligence.
Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (Emotional
Intellegence) adalah
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan
kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan
dengan orang lain.
Menggunakan ungkapan Howard Gardner, kecerdasan emosi
terdiri dari
kecakapan, diantaranya : intrapersonal intelligence
dan interpersonal
intellegence. Intrapersonal intelligence merupakan
kecakapan mengenali
perasaan kita sendiri yang terdiri dari:
-       Pertama; kesadaran diri meliputi : keadaan emosi
diri, penilaian
pribadi dan percaya diri.
-       Kedua; pengaturan diri meliputi : pengendalian diri,
dapat
dipercaya, waspada adaptif dan inovatif.
-       Ketiga; motivasi meliputi : dorongan berprestasi,
komitmen,
inisiatif dan optimis.
Sedangkan interpersonal intelligence merupakan
kecakapan berhubungan dengan
orang lain yang terdiri dari :
-       Pertama; empati meliputi : memahami orang lain,
pelayanan,
mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan
kesadaran politis
-       Kedua; ketrampilan sosial meliputi : pengaruh,
komunikasi,
kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen
konflik, pengikat jaringan,
kolaborasi dan koperasi serta kerja team.

Tiga langkah kembangkan EQ (Emotional Quotient)
Langkah 1. Membuka hati: ini adalah langkah pertama
karena hati adalah
simbol pusat emosi. Hati kitalah yang merasa damai
saat kita berbahagia,
hati kita merasa tidak nyaman ketika sakit, sedih,
marah atau patah hati.
Kita mulai dengan membebaskan pusat perasaan kita dari
impuls dan pengaruh
yang membatasi kita untuk menunjukkan cinta satu sama
lain.
Langkah 2. Menjelajahi dataran emosi: sekali kita
telah membuka hati, kita
dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi
dalam kehidupan. Kita
dapat berlatuh cara mengetahui apa yang kita rasakan.
Kita mengetahui emosi
yang dialami orang lain. Singkatnya, kita menjadi
lebih baik dan bijak
menanggapi perasaan kita dan perasaan orang di sekitar
kita.
Langkah 3. Mengambil tanggung jawab: untuk memperbaiki
dan mengubah
kerusakan hubungan, kita harus mengambil tanggung
jawab. Kita dapat membuka
hati kita dan memahami peta dataran emosional orang di
sekitar kita.

Pengertian SQ (Spiritual Quotient)
        Menurut Danah Zohar, kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kecerdasan
yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang
berhubungan dengan kearifan
diluar ego atau jiwa sadar. Pandangan lain juga
dikemukakan oleh Muhammad
Zuhri, bahwa SQ adalah kecerdasan manusia yang
digunakan untuk berhubungan
dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang hubungan
dengan Tuhannya baik
maka bisa dipastikan hubungan dengan sesama manusiapun
akan baik pula.

<img src=

_______________________________________________
formiskat mailing list
formiskat@groups.plnkalbar.co.id
http://groups.plnkalbar.co.id/mailman/listinfo/formiskat


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 
_______________________________________________
formiskat mailing list
formiskat@groups.plnkalbar.co.id
http://groups.plnkalbar.co.id/mailman/listinfo/formiskat

Kirim email ke