Se-olah2 makan singkong itu cela ya. . . . Ajaran Belanda sih. Ubi kayu bukan lah makanan utk wabah kelaparan, tetapi makanan untuk yang lapar !. Begitu juga jagubng, kentang dll.
Masyarakat papua makan Sagu bukan karena kelaparan. Kita hrs hilangkan pandangan yang katakan bahwa, kalau makan selain beras - sedang ada bencana kelaparan. Lapar .... , ya makan. Gitu aja. Pembantu di rumah saya pernah pucat pasi ketika, utk makan malam saya suruh masak jagung rebus ... Kasihan dia, begitu sempit wawasan nya ttg makan. Saudara - saudara, nikmatilah kekayaan hayati Nusantara. Kalau bisa kenyang makan selain beras dengan asupan gizi memadai, ya makan aja . Jagung kek, kacang rebus kek, kentang kek, buah pisang kek, buah sukun kek, ..... Wong beras aja masih beli dari negeri orang kok ?. Makan tidak berarti harus nasi (yang dari beras !). _______________________________ Lasma siregar <las032...@...> wrote: > > Makan singkong (ubi kayu) saat kelaparan? > > Saat ini kata media lagi ada bala kelaparan di pulau Flores, NTT! > Perlu bantuan beras karena panen gagal! > > Mengapa hanya makan nasi (beras) kalau umpamanya lebih mudah dan > lebih murah menanam (membeli) singkong? > Bagaimana dengan jagung atau sagu dkk? > > Karena sudah terbiasa makan nasi rasanya belum makan yang benar > kalau belum makan nasi! > > Seharusnya kan tak ada beras, ya makan singkong, keladi, jagung, > sagu, apa sajalah yang ada di sekitar? > Bukankah begitu Pak/Bu? > > Sayangnya para pejabat yang suka menganjurkan rakyat makan singkong > umumnya makan nasi (mampu beli beras)! > > Dan mental diri kita masih saja mengatakan "makan singkong ini agak > memalukan" (tak tahu mengapa harus begitu).... > > Salam > Las > [Non-text portions of this message have been removed]