Dari kedua data itu dapat disimpulkan ada cairan non-elpiji di dalam tangki 3 kg. Siapa yang diuntungkan oleh keberadaan cairan ini? SPBE secara bersinambung. Akan tetapi penyuntik tabung juga diuntung SEKALI yakni pada saat kawanan penyuntik ini mengisikan cairan pengganti non-elpiji untuk mengimbangi cairan elpiji yang mereka isikan ke tabung kosong lainnya. Rasanya, SPBE terlalu berani melakukan hal seperti ini mengingat hukuman yang akan diberikan oleh Pertamina; kemungkinan besar ini merupakan ulah si penyuntik!
Oleh karena itu perlu dimasyarakatkan agar si pengguna selalu mengguncang tabung mereka yang kosong. Apabila ada suara cairan, segera beli power glue dan isikan ke lubang pentilnya. Dengan demikian, pentil rusak dan harus diganti oleh SPBE. Karena merugikan pihaknya, mereka akan memperhatikan dari daerah mana pentil yang sering dilem; distributor akan ditegur. Kalaupun bukan distributor yang melakukan distributor terkait akan menyelidiki pangkalan asal pentil rusak. Memang keluar modal Rp 1000,00 tetapi sangat bernilai untuk membasmi kawanan penyntik/pengkalan nakal. Untuk hal kecil, sudah sejak dulu saya lakukan: congkel segera karet perapat pentil agar pihak SPBE memasang karet baru. Keuntungannya ada dua: karet disimpan yang jika diperlukan dapat digunakan sebagai pengganti karet yng sudah janda; dan yang kedua dan sangat penting, membantu si Mbak atau si Mbok yang kurang paham soal karet perapat. Sering saya temukan mereka hanya membelitkan karet gelang pada leher pentil. Salam, Zul --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Al Faqir Ilmi <alfaqiri...@...> wrote: > > Bung Aditomo, saya nggak ngomong tehnis yang sangat mendetail seperti yang > anda tulis, yg saya pahami adalah berat kosong LPG 3 Kg sesuai yang tertera > di tabung adalah di disain dengan Berat 5 Kg, sedang isi Gas menurut yg > tertera di tabung adalah 7.30 liter atau setara dengan 3 Kg [gas LPG yang > merupakan campuran gas dengan komposisi sebagian besar terdiri dari > propane and butane, dengan berat bersih 3.0 kg sesuai dengan kapasitas > isi air (water capacity, WC) 7.3 liter dengan tekanan rancang bangun > sebesar 18.0 kg/cm3. Sedangkan tekanan di dalam tabung saat berisi gas > LPG, hanya sebesar 5-6 kg/cm2, sumber : pertamina], jadi secara sederhana > Total Berat LPG 3 Kg + Isi kalo ditimbang menunjukkan angka 8 Kg, Padahal > Desain FP Filling Plant Pertamina, SPPBE atau SPPE dalam memproses > pengisian ulangpun adalah berdasarkan berat tabung, artinya pada saat berat > tabung menunjukkan angka 8 Kg otomatis proses pengisian selesai........ nah > kondisi di lapangan rata-rata tabung LPG 3 kg yang "kosong" atau minimal > dianggap kosong dan atau tekanan gasnya sudah nggak ada, berat timbangannya > rata-rata menunjuk ke angka 5,2 Kg ~ 5.3/5.4 Kg, artinya masih ada isi tabung > yang tidak bisa keluar dan tau terbakar dan artinya lagi , pada saat proses > isi ulang pihak FP Filling Plant Pertamina, SPPBE atau SPPE, hanya mengisi > cuma 2.8 ~ 2.7/2.6 kg isi gas LPG saja dan "TIDAK 3 KG", jadi menurut saya > apa yang di tulis Nanang memang ada benarnya juga