Dari: "gm" <[EMAIL PROTECTED]>
CC    : [EMAIL PROTECTED]

Surat Dari Komunitas Utan Kayu  Kami, di Komunitas Utan Kayu, tahu bahwa
Saut Situmorang dan sejumlah pendukungnya tak henti-hentinya menyerang
kami di internet. Maaf, kami tidak bisa mambalas, bahkan belum bertanya,
apa alasan kebencian itu. Kami sedang sibuk.  Kami baru selesai
menyelenggarakan Festival Sastra Internasional di Jakarta dan di
Magelang, di bawah Borobudur, dengan sebuah tim yang diketuai Sitok
Srengenge. Sementara itu, salah satu tim kami yang lain – yang
tergabung dalam Kantor Berita Radio (KBR) 68H yang dipimpin Santoso --
sedang mempersiapkan membangun radio komunitas untuk pengungsi korban
lumpur Lapindo di Sidoarjo.  Ini prioritas kami. Menurut para korban,
masyarakat tidak mendapatkan informasi yang benar tentang nasib
pengungsi akibat lumpur Lapindo. Para pengungsi ingin mengutarakan
sendiri kondisi yang mereka alami sebenarnya. Target kami akhir bulan
September ini radio itu dapat beroperasi. Radio komunitas itu akan
dibangun di pusat pengungsian di Pasar Baru Porong. Di kawasan tersebut
terdapat pengungsi sebanyak 2.305 orang.  Jika kami mengerjakan itu, itu
karena kami pernah mengerjakannya. KUK telah membangun beberapa radio
komunitas untuk situasi darurat akibat bencana alam atau karena keadaan
darurat lainnya yang menyebabkan penduduk di sebuah kawasan membutuhkan
informasi dengan cepat. Ketika gempa bumi menghantam Yogyakarta, tim KBR
68H dari KUK membangun delapan stasiun radio komunitas, demikian juga
ketika bencana alam menimpa kawasan-kawasan lain di Pangandaran dua
stasiun radio, Pulau Seribu satu stasiun radio, dan di Bengkulu saat ini
telah dibangun satu stasiun radio komunitas.   Satu tim lain, dipimpin
Ayu Utami, sedang bekerja bersama warga sekitar KUK untuk menghijaukan
lingkungan -- meniru semangat dan cara para warga kampung kelas bawah di
daerah Palmerah, Jakarta. Beberapa waktu sebelumnya tim kami, di
dalamnya ada Goenawan Mohamad, mempelajari metode penghijauan oleh
rakyat idi wilayah itu.  Dalam bulan Ramadhan ini, dengan dituan-rumahi
a.l. Mohammad Guntur Romly, setiap Selasa malam  kami mengadakan
peng-kaji-an pemikiran Al Ghazali, filosof Islam abad  ke-11. Sebelumnya
telaah Ibn  Arabi dan sebelumnya lagi Ibn Rushd. Dengan mengumumkan itu
semua – rinciannya akan kami kirimkan di pelbagai mailing list -- 
kami ingin menyatakan: di bulan suci ini, kami tidak ingin bertengkar.
Kami ingin bekerja baik-baik, dengan kemampuan kami yang terbatas. Mohon
maaf kalau kami tidak melayani serangan. Goenawan Mohamad dan
kawan-kawan.         

Kirim email ke