Bukannya kalo jam buka mal diperpendek bagus buat warung tradisional, biar omzetnya naik, atau bagus buat keluarga. Konsep azas kekeluargaan di negara kita mulai dipinggirkan, yang ada mulai atomisasi individu, jadi biar keluarga berantakan, ayah kerja, pulang malam, ibu kerja di Supermarket pulang tengah malam, anak porak poranda kurang kasih sayang, keutuhan keluarga dan anak yang penuh kasih sayang oran tua rupanya tidak penting dalam negara kita, mana azas kekeluargaan. Mana pro pada institusi keluarga oleh negara? belum lagi perlindungan institusi keluarga. SPSI atau FBSI hendaknya turut dalam wacana ini, hari Sabtu atau tanggal gajian kali boleh buka lebih lama. Biar para ibu ibu yang bekerja di Mal bisa dengan anak dan suaminya rekreasi atau kumpul bersama dirumah di hari minggu. Salam Rizal
Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya pernah lihat data tahun tahun lalui...maish banyak eksporkok dr impor terus.. sebenarnya kalau manajemen nya benar .. nggak mustahil kok kita naikkan lifting nya,kata Kurtubi pengamat perminyakan yg tenar itu , di TV bilangbhw angka 1.4juta barrel seharusnya bisa di capai Saya sih ngerti aja kalau orang ahli nuklir ,mau bikin PLTN, itu kan bidang garapan mrk, tapi saya nggak ngerti kalau pemerintah melakukan sesuatu yg baru tanpa mengoptimalkan dulu produksi yg sudah ada spt BBM dan gas dan batu bara. Kita nggak pantas teriak kekurangan eneri , lha kita terhitung eksportir gas dan batu bara yg masih gede kok. Biarlah dunia kekurangan sumber energi fosil.., tapi mestinya Indonesia nggak perlu kurang Ekspor barang jadi bukan bahan baku atau bahanbakar !!! ( ikut ikut nandingi teriakan kita belum kekurangan energi tapi kehilangan waktu..smile) HS At 10:03 AM 5/5/2008, you wrote: >Salam, > Para pemimpin negara kepala yang pandai2 sekarang sungguh > bingung memikirkan soal kenaikan BBM sehingga mengeluarkan > pendapat dan tindakan yang ber-macam2.Pembatasan jam buka MAL akan > juga mengurangi pendapatan dan akan berimbas pula kepada gaji karyawannya. > Ada yang pernah bertanya, Indonesia sebagai negara penghasil > minyak sebenarnya diuntungkan dengan kenaikan ini dibanding seperti > Filipina, Thailand dsb. > Kalau tidak salah produksi minyak mentah IIndonesia sehari > sekitar 9000 barrel.Apakah konsumsinya lebih dari itu sehingga harus import? > Wasalam, > Wal Suparmo