Penjelasan dari Kadiv Humas Polda menyatakan bahwa penangkapan dan pemukulan yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian justru untuk menyelamatkan JJ Rizal dari amukan massa karena dianggap sebagai pelaku Kriminal. Padahal Kapolsek Beji di TV sudah mengakui bahwa Aparat Kepolisian telah melakukan salah tangkap. Tidak ada pernyataan bahwa penangkapan tersebut dalam upaya untuk menyelamatkan JJ Rizal dari amukan massa. Tentu saja pernyataan Kadiv Humas Polda ini langsung dibantah oleh JJ Rizal sebagai pemutar balikan fakta yanbg terjadi dilapangan. Saat itu situasi di lokasi tenang dan tidak terjadi keributan apapun. Justru yang buat ribut adalah Aparat Kepolisian yang main tangkap dan main gebuk terhadap JJ Rizal. Soal tindakan kasar Aparat kepolisian, alasan Kapolsek Beji karena JJ Rizal melawan ketika akan ditangkap. Padahal sikap JJ Rizal ini tidak bisa disalahkan karena banyak korban dari tindakan Polisi Gadungan yang main tangkap dan merampok korbannya. Saran dari para petinggi Kepolisian yang dimuat di Media Massa adalah : 1. Minta surat tugas dari Aparat Kepolisian tersebut. 2. Bila mereka tidak punya surat tugas, lawan mereka dengan segala cara karena mereka itu pasti Polisi Gadungan atau Polisi Asli tapi yang sedang berupaya untuk memeras masyarakat. Anehnya ketika anjuran tersebut dilaksanakan, eeeeh disalahkan juga. Sudah sedemikian busukkah moral Aparat Kepolisian kita??? Bila seorang Kadiv Humas Polda secara terbuka melakukan kebohongan di muka publik tanpa ada sanksi apapun atas pernyataan bohong tersebut, lantas moral macam apa yang sedang dibangun oleh Kepolisian kita??? Kalau Kapolri saja berani menyebarkan berita bohong di Komisi III DPR tanpa mendapat sanksi hukum dari Presiden, maka tidak aneh kalau seorang Kadiv Humas Polda menyebarkan berita bohong kepada masyarakat, karena toh tidak ada sanksi apapun atas kebohongan mereka. Apakah moral Kepolisian kita sudah sedemikian busuknya??? Salam, Adyanto Aditomo
--- Pada Ming, 6/12/09, Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com> menulis: Dari: Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com> Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] JJ Rizal Dipukuli Polisi!! Kepada: "FPK" <Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com>, "LISI" <l...@yahoogroups.com>, "Koran Digital" <koran-digi...@googlegroups.com>, "KIM" <kabinet-muda-indone...@googlegroups.com> Tanggal: Minggu, 6 Desember, 2009, 1:32 AM Inikah wajah polisi kita? JJ Rizal yg bertubuh kecil itu bertampang kriminal? JJ Rizal inilah yg telah mengarang lagu: "Tujuh Kali, Tujuh Kali, Tujuh Kali Sampai Mati!" Dlm aksi2 Keluarga Besar Mhs UI thn 98. Dialah yg memimpin "korps musik" dlm aksi2 itu dan menjadi orator. IJP Pengamat Sejarah UI Digebuki Polisi Minggu, 6 Desember 2009 | 08.11 WIB  DEPOK, KOMPAS.com - Kasus penganiayaan yang dilakukan polisi kembali terjadi. Kali ini korbannya pengamat sejarah dari Universitas Indonesia JJ Rizal. Peristiwa pemukulan tersebut terjadi Sabtu (5/12) malam di bawah jembatan penyeberangan Depok Town Square (Detos) sekitar pukul 11.45. "Semalam saya naik KRL terakhir dari Tebet lalu turun di Pondok China. Begitu saya turun, biasanya saya naik ojek tapi saat itu tidak ada. Karena jalanan sudah gelap sekali dan katanya di daerah situ rawan pembegalan, saya memutar ke depan lewat depan mal. Itulah kira-kira waktunya," kata Rizal saat dihubungi Kompas.com, Minggu pagi. Rizal menceritakan, saat menyusuri jalanan tiba-tiba di bawah jembatan penyeberangan Detos ia disergap empat orang. Ia pun spontan melawan dan berteriak mencari perhatian karena terbayang menjadi korban kawanan kriminal. Semakin ia berontak, keempat orang tersebut semakin kuat meringkus. "Bahkan dua orang menodongkan pistol, satu masih dengan sarungnya, satunya lagi sudah telanjang. Saya kemudian diseret dan mulai dipukuli makin keras," ujar Rizal. Peristiwa pemukulan tersebut, kata Rizal, diperkirakan berlangsung sekitar lima belas menit. Ia baru tahu bahwa yang memukulinya adalah aparat polisi setelah satu orang di antaranya mengeluarkan kartu anggota setelah pemukulan mulai mereda. Rizal melanjutkan, ia pun akhirnya dibawa ke Polsek Beji, Depok untuk diperiksa. Namun, hasil pemeriksaan memastikan kalau Rizal korban salah tangkap. Selama diperiksa, kata Rizal, ada empat orang lainnya yang juga diperiksa. Ia tidak tahu apakah mereka benar bagian komplotan penjahat kriminal yang sedang diburu polisi atau sama-sama korban salah tangkap seperti dirinya. Setelah bisa keluar, ia langsung memeriksakan diri ke RS Mitra Keluarga untuk meminta visum. Rizal mengaku akibat pemukulan tersebut mukanya lebam, bibir pecah, mata perih, bagian jidat terasa nyeri, dan kuping mendengung. WAH Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]