Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Kenneth Pike
No.30, Vol.15, Juli 2012

SEKILAS ISI
TOKOH MISI: KENNETH PIKE
SUMBER MISI: YAMARI.org

Shalom,

Mengalahkan keterbatasan sering kali menjadi kunci kesuksesan dalam meraih 
impian, namun kenyataan yang sering dijumpai adalah sebaliknya: orang-orang 
yang menyerah pada keterbatasan mereka. Mungkin hanya sedikit orang yang 
percaya bahwa seorang yang tidak bisa mengucapkan pelafalan kata dengan baik, 
dapat menjadi seorang ahli bahasa yang hebat. e-JEMMi edisi 30 menghadirkan 
kisah yang menunjukkan bahwa pemikiran yang membatasi, merupakan satu-satunya 
alasan seseorang tidak dapat meraih kesuksesan. Kiranya artikel yang kami 
sajikan dapat memberikan dorongan untuk terus berjuang melawan keterbatasan 
yang kita miliki, untuk meraih tujuan yang telah Allah tetapkan bagi kita. 
Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Berlian Sri Marmadi
< http://misi.sabda.org/ >


TOKOH MISI: KENNETH PIKE

Salah satu dari sekian banyak ahli bahasa yang paling brilian dan paling 
dihormati di abad ke-20, baik di kalangan sekular maupun di lingkup orang 
percaya, adalah Ken Pike, yang selama bertahun-tahun menjadi direktur dan 
presiden Summer Institute of Linguistic. Sebagai seorang profesor di University 
of Michigan, penulis buku-buku dan artikel-artikel penelitian, pembicara 
seminar dan konferensi yang paling dicari, Pike dapat saja hidup dengan nyaman 
di Amerika, tetapi hatinya berada di Meksiko dan di tempat-tempat yang belum 
berkembang di dunia, di mana Alkitab belum tersedia dalam bahasa setempat. Ia 
dapat merasa nyaman berbincang bersama seorang buta aksara dari suku Indian 
Mixtec maupun dengan seorang profesor terhormat dari sebuah universitas di 
Perancis. Dengan semua sumbangsihnya terhadap ilmu bahasa, ia tetaplah seorang 
utusan Injil terkemuka yang memiliki hasrat untuk membagikan Kabar Baik kepada 
orang-orang yang belum pernah mendengarnya.

Lahir di Connecticut pada tahun 1912, Pike adalah seorang anak dokter desa yang 
pendapatannya hampir-hampir tidak cukup untuk menyokong kebutuhan istri dan 
delapan anaknya. Sebagai seorang pemuda, Pike adalah seorang yang bersahaja dan 
tidak tampak sebagai seseorang yang akan menjadi tokoh besar. Ia adalah seorang 
pemuda yang ceking dan canggung, seorang yang mudah mabuk perjalanan, sangat 
takut ketinggian, dan seorang pemuda yang mudah gugup, sehingga dalam 
tahun-tahun hidupnya ia sering mengalami sariawan dan lecet-lecet pada kakinya. 
Hanya ada beberapa hal yang mengesankan mengenai dirinya, ia seorang mahasiswa 
yang cerdas di Gordon College bahkan ia lulus dengan mendapat predikat 
kehormatan, tetapi saat melamar pekerjaan yang diinginkannya, ia menemui jalan 
buntu. Ia melamar di China Inland Mission (CIM) dan diterima di sekolah calon 
utusan Injil lembaga misi itu, tetapi ketika semester itu berakhir, ia tidak 
memenuhi syarat untuk terjun ke dalam pelayanan misi. Hanya dua hal yang 
menjelaskan dikeluarkannya keputusan itu: sifatnya yang mudah gugup dan 
(percaya atau tidak) kesulitannya dalam berbahasa -- tepatnya, 
ketidakmampuannya untuk menguasai pelafalan.

Selama lebih dari setahun, Pike dengan antusias memberi tahu teman-teman dan 
keluarganya mengenai rencananya untuk pergi ke Tiongkok. Karena itu, penolakan 
oleh CIM adalah sebuah hal yang memalukan baginya. Meskipun demikian, Pike 
sungguh-sungguh bertekad menjadi seorang utusan Injil. Setelah selama 1 tahun 
bekerja di Citizen Workers of Administration (CWA), Pike mulai menulis kepada 
berbagai lembaga pelayanan misi, menanyakan tentang pelatihan yang diadakan 
oleh lembaga-lembaga itu untuk para ahli bahasa dan penerjemah Alkitab. Ia 
tidak membiarkan dirinya dihalangi oleh masalah bahasa yang pernah ditemuinya 
ketika ia belajar di CIM.

Dari semua ketua lembaga pelayanan misi yang dihubungi oleh Pike, hanya Legters 
dari Pioneer Mission Agency (yang di kemudian hari berganti nama menjadi 
Wycliffe Bible Translators (WBT)) yang membalas suratnya dan mengundangnya 
untuk menghadiri Camp Wycliffe. Jadi, musim panas tahun 1935 dihabiskannya di 
Sulphur Springs, Arkansas, tetapi di sana pun kesan yang dibuatnya bukanlah 
kesan yang sepenuhnya bersifat positif. Melihat pembawaan Pike yang halus di 
sebuah lingkungan alam terbuka yang keras membuat Legters pernah berkata, 
"Tuhan, tidakkah engkau dapat mengirimkan orang yang lebih baik dari ini?" 
Meskipun demikian, Cam Townsend melihat lebih dari sekadar penampilan luar yang 
belum terpoles itu dan mengenali potensi besar yang dimiliki Pike untuk 
kesarjanaan dan pelayanan.

Setelah program pelatihan musim panas itu, Pike mengadakan perjalanan ke 
Meksiko dan di sana ia mulai mempelajari bahasa suku Indian Mixtec. Meskipun ia 
mengalami frustrasi dalam memilah-milah bahasa yang terdiri dari nada-nada yang 
rumit itu, tetapi ia merasa bahwa tugasnya adalah sesuatu yang menantang, 
sehingga ketekunannya terbayar oleh perkembangan pesat yang dibuatnya pada 
tahun pertamanya sebagai seorang ahli bahasa. Cam begitu terkesan oleh 
penguasaan linguistik Pike, sehingga ia mengundangnya untuk kembali ke Camp 
Wycliffe pada musim panas berikutnya untuk menjadi seorang pengajar, dan itulah 
awal pelayanan seumur hidupnya sebagai seorang pengajar linguistik.

Perjalanan pulang-pergi ke Arkansas pada setiap musim panas untuk mengajar di 
Summer Institute of Linguistik (SIL) menjadi bagian rutin dari jadwal Pike, dan 
pada musim panas tahun 1938 Pike memulai lagi perkenalannya dengan Evelyn 
Griset, keponakan Cam yang sedang mempersiapkan diri untuk melayani di Meksiko 
sebagai seorang penerjemah Alkitab. Evelyn adalah seorang perempuan muda yang 
cerdas dan lulusan UCLA, yang telah menyelesaikan pelatihan Alkitab di Bible 
Institute of Los Angeles (BIOLA), sebuah pendidikan yang mempersiapkannya untuk 
menjadi wanita yang lebih dari sekadar seorang istri dan ibu. Pernikahannya 
dengan Ken pada bulan November berikutnya menciptakan sebuah kemitraan dalam 
bidang linguistik, yang menunjukkan sebuah kerja sama pada tingkat yang 
terbaik. Evelyn terus berjuang untuk meraih gelar master dalam bidang 
linguistik di University of Michigan, menulis sejumlah artikel dan buku, dan 
akhirnya melayani sebagai pengajar linguistik paruh waktu di University of 
Michigan bersama suaminya. Tiga orang anak mereka selalu membuatnya sibuk 
sebagai seorang ibu rumah tangga, tetapi Pike sering kali menolongnya untuk 
mengurus anak-anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga ketika tekanan 
pekerjaan di luar rumah begitu besar.

Kerinduan Ken untuk meraih gelar sarjana dalam bidang linguistik dimulai di 
awal kariernya. Pada tahun kedua di Meksiko, Pike mengalami patah kaki yang 
mengharuskannya untuk menjalani perawatan di rumah sakit, dan selama itulah ia 
memenuhi permintaan Cam untuk membuat sebuah buku fonetik untuk menolong para 
pemula di Wycliffe. Awalnya, Pike merasa takut untuk mengerjakan tugas itu, 
tetapi ketika ia mengerjakannya, ia baru merasakan bahwa pekerjaan itu sangat 
memuaskan. Dari ruangannya di rumah sakit, Pike menulis surat untuk salah 
seorang sahabatnya, "Belajar adalah satu-satunya hal yang membuat saya merasa 
senang ... ketika keadaan mulai tidak baik." Sebelum menyelesaikan naskah 
awalnya, Pike mengirim beberapa bab kepada seorang professor University of 
Michigan, Edward Sapir, yang adalah salah seorang ahli dalam bidang 
bahasa-bahasa suku Indian. Sapir sangat terkesan oleh pemuda itu dan 
mendorongnya untuk datang ke University of Michigan untuk mendalami ilmu ini 
lebih jauh lagi. Dengan Didorong oleh Cam Townsend, Pike memulai studi 
doktoralnya pada tahun 1937, dan pada musim panas 1941 ia telah menyelesaikan 
seluruh syarat-syarat untuk meraih gelar Ph.D.

Tulisan-tulisan Pike, studi doktoralnya, pekerjaannya di SIL, dan usaha 
pemecahan masalah untuk para penerjemah yang mengalami masalah yang sukar, 
telah membuatnya jauh dari prioritas utamanya yaitu menerjemahkan Alkitab ke 
dalam bahasa suku Mixtec di San Miguel. Pada tahun 1941, setelah ia 
menyelesaikan karya doktoralnya, ia bersama Evelyn dan putri mereka yang masih 
kecil kembali ke Meksiko, untuk tinggal di sana dan berkonsentrasi 
menyelesaikan terjemahan Perjanjian Baru. Pada tahun 1951, setelah usaha 
sepuluh tahun dan banyak penundaan, terjemahan Perjanjian Baru pun sudah siap 
dicetak.

Dalam waktu 10 tahun yang dipakai Pike untuk menerjemahkan Perjanjian Baru, ia 
juga disibukkan oleh tugas-tugas yang lain. Setiap musim panas, ia melayani 
sebagai direktur dan pengajar di SIL, ia juga melanjutkan tulisannya dan 
mengejar pendidikannya; dan pada tahun 1945, untuk menjalankan penelitian 
post-doktoralnya, Pike kembali ke University of Michigan selama setahun, 
sementara Evelyn tetap berada di Meksiko. Pada tahun 1948, dengan pencetakan 
keempat bukunya, Pike menjadi profesor tamu di University of Michigan, sebuah 
posisi yang memungkinkannya untuk melakukan tugasnya yang lain.

Setelah penyelesaian penerjemahan Perjanjian Baru untuk bahasa Mixtec, Pike 
mengabdikan dirinya untuk menolong ahli bahasa yang lain, yang sedang berjuang 
dengan kesulitan bahasa yang mereka alami. Walaupun usahanya itu semakin 
terikat dengan lingkup akademis, tetapi pengetahuannya sangat membantu para 
penerjemah yang sangat bergantung kepada keahlian linguistiknya. Pike adalah 
seorang guru yang penuntut, dan siswa-siswanya sering kali merasa takut untuk 
menghadiri kelasnya, tetapi mereka tahu bahwa dengan menguasai teori dan teknik 
yang diajarkan oleh Pike, maka mereka dapat menghemat waktu bertahun-tahun 
dalam menghadapi tugas-tugas sulit yang menanti mereka di ladang misi.

Membuat mata kuliah itu menjadi sesuatu yang dapat dipraktikkan adalah 
prioritas utama Profesor Pike, dan kadang-kadang perkuliahannya adalah sesuatu 
yang menghibur sekaligus berbobot. Bahkan selama hari-hari pertamanya sebagai 
seorang pengajar, ketika SIL pindah ke University of Oklahoma, kelasnya disebut 
sebagai "pertunjukan yang baik sekaligus perkuliahan yang baik". "Siapa bilang 
mata kuliah fonetik adalah mata kuliah yang membosankan?" tulis seorang 
reporter dari Oklahoma Daily mengenai kelas Pike. "Ruang kelasnya yang besar 
itu dipenuhi oleh para mahasiswa yang duduk di ujung bangku mereka, dan 
masing-masing dipenuhi oleh antusiasme terhadap setiap perbandingan yang segar 
dan berusaha menangkap setiap kesempatan untuk berkontribusi. Dapat dipastikan 
bahwa tidak ada kelas lain yang sehidup ini di kampus itu ..."

Yang lebih menghibur lagi daripada perkuliahannya adalah demonstrasi bahasa 
yang dibawakannya di hadapan audiensi -- sebuah demonstrasi yang menunjukkan 
seberapa cepat sebuah bahasa yang tidak dikenal dapat dipelajari tanpa seorang 
penerjemah. Di panggung itu, Pike dengan beberapa papan tulis dan sejumlah 
benda (tongkat, daun, dan benda-benda sederhana beraneka ukuran), berdiri 
bersama seorang asing yang belum pernah ditemuinya dan tidak diketahui 
bahasanya. Sebelum acara itu berakhir, kedua orang di panggung itu sudah dapat 
berkomunikasi dengan baik. "Setelah melihat satu demonstrasi dari Pike," tulis 
saudari Pike, Eunice, "Anda dapat yakin bahwa Ken dapat dengan cepat 
mempelajari perbedaan antara 'sebuah tongkat' dengan 'dua buah tongkat,' 'daun 
besar' dengan 'daun kecil' dsb.. Dia mungkin juga akan mempelajari perbedaan 
beberapa kata kerja misalnya, 'saya duduk' dengan 'dia duduk,' dan bahkan 'saya 
memukulmu' dengan 'kamu memukul saya.' Kata benda milik, konjugasi kata kerja, 
dan lain-lainnya tampak sangat mudah, tapi Ken tidak berhenti di situ. Ia juga 
berkembang ke klausa bersubjek, objek, dan bahkan klausa dengan objek tidak 
langsung. Beberapa tahun terakhir ini, ia bahkan sanggup membangun sebuah 
kalimat, baik dengan klausa bebas maupun dengan klausa terikat. Kecepatan yang 
ditunjukkannya selalu mengagumkan dan sangat menyenangkan ketika melihat reaksi 
orang asing yang menolongnya itu. Orang itu jelas-jelas terlihat sangat 
menikmati perjumpaan itu. Ketika Ken membaca tulisannya sendiri di papan tulis 
dan berhasil menyusun serta mengucapkan kalimat pertamanya, orang asing itu 
terkejut dan gembira, begitu pula dengan audiensinya, mereka juga menikmati itu 
dan memberi tepuk tangan untuk memberikan penghargaan."

Sementara Pike melanjutkan penelitiannnya sambil mengajar di University of 
Michigan dan SIL, ia juga berkembang ke area lain linguistik selain fonetik, 
dan semakin ia mempelajari, semakin pula ia mampu memberi pertolongan kepada 
para ahli bahasa dan penerjemah Alkitab di seluruh dunia. Pike juga telah 
membantu pengerjaan penerjemahan di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di 
tempat-tempat itu, ia menemukan kesamaan dalam berbagai bahasa Indian ketika 
Wycliffe mengembangkan pelayanannya dari Amerika Selatan ke bagian lain dunia. 
Pengelompokan bahasa baru yang ditemui oleh para siswa SIL menantang Pike untuk 
menggali penelitiannya semakin dalam dan mengumpulkan informasi dari para ahli 
bahasa terkenal dunia. Perjalanan berkeliling dunia menjadi segi yang penting 
dalam pelayanannya. Pada tahun 1960-an, ia mengadakan lokakarya di sejumlah 
tempat terpencil di dunia seperti Papua, Guinea Baru; di sana ia melatih dan 
mendampingi para hamba Tuhan yang berasal dari dua puluh bahasa yang berbeda.

Walaupun perjalanan Pike telah membawanya ke ujung dunia yang terjauh, namun 
baru pada tahun 1980 ia dapat pergi ke tempat yang memanggil hatinya. Hampir 50 
tahun sebelumnya, sebuah kesulitan bahasa yang nyata telah menghalanginya untuk 
pergi ke Tiongkok. Saat itu, ia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari 
nanti ia dan istrinya dapat memberi perkuliahan linguistik di Institute of 
Foreign Languages di Beijing, RRC. Walaupun perkuliahan itu berada di institusi 
sekular, Pike tahu bahwa dalam kasih karunia Tuhan informasi yang diajarkannya 
itu suatu hari akan dipakai untuk penerjemahan Alkitab yang lebih jauh di 
Tiongkok, bahkan perkuliahan seperti itu pun telah membantu para penerjemah 
Alkitab di bagian lain dunia.

Hanya sedikit ahli bahasa yang menerima penghormatan secara pribadi maupun 
penghargaan seperti Dr. Kenneth Pike. Dengan bukunya yang berjudul "Phonetics", 
ia telah "merevolusi cara berpikir di bidang itu," menurut Profesor Eric Hamp 
dari University of Chicago, dan itu baru permulaannya. "Saya rasa adil jika 
saya mengatakan," lanjut Hamp, "bahwa satu-setengah dari seluruh data mentah 
bahasa-bahasa asing yang diketahui sebagai sumbangsih ahli bahasa teoretis 
dalam seperempat abad ini dihubungkan dengan pengajaran, pengaruh, dan usaha 
oleh Kenneth Pike. Antusiasme seorang bocah yang dimiliki Pike terhadap segala 
penelitiannya dan kerendahan hatinya dalam membahas permasalahan-permasalahan 
yang baru, hampir tidak mungkin lewat dari pengamatan pengamat yang paling 
tidak perhatian sekalipun, bahwa dia adalah salah satu dari sedikit tokoh ahli 
bahasa terkemuka di abad 20." Hamp juga menambahkan, bahwa Pike adalah salah 
seorang utusan Injil terkemuka di abad 20. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul Buku: From Jerusalem To Irian Jaya
Penulis: Ruth A. Tucker
Penerbit: Zondervan Corporation, Grand Rapids, Michigan
Halaman: 357 -- 360


SUMBER MISI: YAMARI.org

YAMARI.org adalah situs dari Yayasan Marturia Indonesia, sebuah yayasan Kristen 
interdenominasi dan nonprofit yang memiliki visi untuk melayani Indonesia dalam 
bidang pekabaran Injil dan pembinaan rohani. Di menu "Profile" situs ini, di 
submenu "Visi & Misi", YAMARI menyatakan bahwa yayasan ini tidak melayani 
sendiri, tetapi bekerja sama dengan gereja-gereja Tuhan, yayasan-yayasan 
Kristen yang lain, maupun dengan individu-individu yang rindu melayani Tuhan 
bersama-sama. Di bagian menu ini pengunjung juga dapat membaca sejarah singkat 
dari Yayasan Marturia Indonesia ini.

Di menu "Pelayanan", pengunjung dapat membaca jenis-jenis pelayanan yang 
dilakukan oleh YAMARI, mulai dari penginjilan misi sampai kepada pelayanan 
konsultasi dan doa. Di menu "Artikel", pengunjung dapat membaca artikel-artikel 
yang berkaitan tidak hanya dengan topik rohani, tetapi juga kesehatan, 
kesaksian, dan konsultasi. Selain itu, di situs ini, YAMARI juga mengundang 
pengunjung untuk ikut serta mendukung pelayanannya dengan mendoakan pokok-pokok 
doa yang ada di menu "Pokok Doa" dan juga mendukung lewat dana di menu "Donasi".

Jadi, jika Anda ingin mengenal lebih dekat Yayasan Marturia Indonesia dan juga 
menikmati bahan-bahan artikel Kristiani yang beraneka ragam, ada baiknya Anda 
mengunjungi situs ini. Selamat berkunjung, Tuhan Yesus memberkati. (YSY)

==>  www.yamari.org


"KINDNESS IS CHRISTIANITY WHIT ITS WORKING CLOTES ON"


Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti dan Yosua Setyo Yudo
Tim editor: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Berlian Sri Marmadi
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

Kirim email ke