Itu hanya penyalahgunaan teori evolusi untuk kepentingan pribadi (c.q. rasialisme). 
Menulis novel semacam ini pun menurut saya muatan SARA-nya besar sekali. 
 
Kenapa hidung2 orang Eropa mancung dan lubangnya seperti celah karena katanya mereka 
hidup di daerah dingin, udara yang dingin perlu masuk berliku2 di ruang sempit (kan 
mancung) sehingga terjadi pemanasan dan pada saat masuk ke paru-paru sudah cukup 
hangat. Kenapa lubang hidung orang Asia lebih bulat karena katanya udara di daerahnya 
sudah panas, tidak perlu pemanasan tambahan di hidung, berilah yang bulat biar udara 
langsung masuk ke paru-paru dengan lancar. Kenapa ras mongolid matanya sipit dan 
kelopak matanya tebal karena katanya mereka hidup di perbatasan Gurun Gobi dengan 
anginnya yang kencang dan membawa pasir, tentu saja mata butuh perlindungan tambahan. 
 
Di atas itu sebagian keterangan dari Human Geography, dan itu bukan evolusi. Ras Eropa 
tidak lebih tinggi daripada ras suku2 di Afrika. Bahkan kalau percaya teori 
evolusi-antropologi "out of africa", maka orang2 Eropa diturunkan dari nenek moyang 
Africa di sepanjang (East African Rift System). Neanderthal yang katanya nenek moyang 
orang Eropa berasal dari Pithecines Afrika. Jadi, harusnya orang Afrika mereka 
hormati, bukan diburu2. Ah sekedar novel...tapi novel sara.
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>From: "Musakti, Oki" 
>- - -
>OKI
>Saya pernah baca novelnya James Michener tentang South Africa. Di sana
>diceritakan betapa dahulu para pendatang Eropa (Terutama Inggris) maupun
>kaum Boer sering mengadakan ekspedisi perburuan penduduk asli. Premis
>yang di gunakan adalah bahwa mereka (penduduk asli) merupakan species
>non-manusia (homo sapiens), sehingga sah-sah saja dibunuh seperti kita
>membunuh binatang.
>Cerita diatas memang fiksi, tapi rasanya sih besar kemungkinan pada
>jaman imperialisme/kolonialisme dulu, pernah ada insiden sejarah seperti
>ini baik di Afrika, Asia, Amerika maupun Australia ...
>
>
>Salam
>Oki

Walopun kutipan Oki diatas hanya fiction, namun kejadian asli banyak disitir 
para sosiolog (teolog).
Apakah karena akibat yg ditimbulkan ada yg negatif berarti teori evolusi itu 
salah (dosa) ?
Apakah ini yg menjadikan premis --> percaya teori evolusi = atheis ?

Mnurutku inilah problem besar para 'scientists' yg tidak mampu menjelaskan 
teori yg dikemukakannya ke orang "awam" ...
Tapi apa ya harus dapat menjelaskan dahulu untuk 'boleh' melanjutkan 
penelitian ?

RDP
- Baru si explorationist bilang "disini kelihatannya ada 'bump' 
(struktur/lead) kecil saja" ... Si CEO sudah bisa menjualnya menjadi bahan 
utk pinjam modal ke bank ... :(

_________________________________________________________________
STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE* 
http://join.msn.com/?page=features/junkmail


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke