Sebagai tambahan...resersi ekonomi dunia 1997 ada gambaran kasar yg
berbeda antara negara LN dengan Indonesia, dilaporkan akibat resersi itu
di argentina, semua dampaknya jelas..toko-toko tutup, bangkrut. Di
Indonesia tidak, took tetap buka, masyarakat yg berwisata ke puncak
tetap ramai, ekonomi di masyarakat berjalan seperti biasa. Pengamat
beranggapan begitu juga, yg bangkrut sebenarnya adalah
Pemerintah..rakyat tidak, karena mereka sudah miskin sejak dulu. Daya
tahan rakyat Indonesia cukup tangguh, kalau dulu makan 3x sehari
sekarang jarak jadwal makan diperlebar jadi 2x..atau juga 1x saja
(terlatih puasa). Pedagang kecil mengakali dengan beberapa cara, bakso
1000/semangkok, harga tetap, baksonya dikurangi, mienya dikurangi,
kuahnya diperbanyak. Tiket pesawat bppn-jkt, sebelum krismon kurang dari
200ribu, sekarang masih ada 300-400 rb tanpa makan.

Dengan krismon dan kenaikan BBM ini, banyak standard fasilitas dan
kebutuhan hidup menjadi turun, kelihatan saja hidup dan ekonomi berjalan
seperti biasa.

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 25, 2005 5:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pejabat=Tengkulak?

Pak Koesoema,
Beberpa pekan lalu saya ke Jakarta juga melihat hal yang sama. Namun
ada yg bilang bahwa dampaknya BBM ini bukan di perkotaan tapi di
pedesaan. Bukan mahalnya tapi kelangkaannya. Mreka susah mendapatkan,
mungkin ada yg menimbun, atau mungkin memang pasokan terhambat .

Kalao lihat di koran ada yg menulis bahwa kebutuhan BBM bulan ini jadi
menurun 35 %. Trus terang brita ini meragukan saya, tapi kalau bener
ya brarti kita sudah jadi exporter lagi, donk :). brita tsb ada di
Bisnis Indonesia Hari ini Jumat 14 Oktober 2005 hal T6; Konsumsi BBM
turun 35%, dimana penurunan terbanyak dari jenis premium yaitu 41%).
Namun ada hal lain yg perlu diperhatikan kalau seandainya menurun 35%
ini mungkin akibat dari masih banyaknya sisa2 penimbunan sebelumnya
(yg masih di tanki), atau memang banyak yg akhirnya berhemat (ini
positip kalau akhirnya sadar utk hemat). Atau masyarakat ngga kuat
beli BBM lagi.... ini yg memprihatinkan.

Sepertinya yg miskin di Indonesia ini bukan rakyatnya, tetapi
pemerintahnya. Makanya kemaren2 itu yg teriak-teriak subsidi kan
pemerintah. Juga cadangan devisa pemerintah yg turun drastis akibat
dipakai untuk membayar subsidi BBM (katanya).
Barangkali memang rakyat Indonesia itu sudah kaya, Pemerintahnya yg
miskin. Nah yang perlu diperhatikan bagaimana rakyat ini bisa kaya ?
Apakah kaya karena bersama-sama meningkatkan produksi atau kaya karena
peredaran uang dengan cara corrupt berjamaah ?.
Trus piye, kalau emang cara corrupt ini merupakan mekanisme distribusi
kekayaan yg paling efektip di Indonesia selama ini  ?

Btw, tahukan anda negara super maju yg buanyak utangnya selain Indonesia
?
Negari Belanda merupakan sebuah negara yg utangnya suangat banyak
Tahukan anda berapa hutang pemerintah Belanda? 189 milyard euro, nah
itu jelas lebih buanyakk dibanding hutang pemerintah Indonesia, kan.
Tetapi kita kok biasa saja kalau menyatakan Belanda sebuah negara yang
kaya raya? Padahal pemerintah Belanda berhutang ... nah kepada siapa
dia berhutang ..... kepada rakyatnya sendiri ........ lewat obligasi.

Jadi pemerintah Belanda itu miskin ya ...
hehehe

RDP

On 10/24/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Soal kenaikan BBM ini pengamatan saya sehari-hari khok normal saja,
> seolah-olah tidak ada pengaruhnya pada masyarakat.
> Angkot jalan terus, penumpang cukup banyak, padahal tarif sudah naik
minimal
> 1.5 X. Truk2, container, bus dsb rame terus. Jalan tol Cikampek penuh
dg
> truk. Kendaraan pribadi juga masih
> terus bikin macet jalan2, sepertinya harga BBM yang sudah naik hamnpir
100%
> tidak ada masalah
> Pasar rame terus, toko2, mall, kaki lima, jalan terus tidak sepi yang
> belanja. Di supermarket, orang masih tetap ngantri di kasir. Yang
kurang
> laku malahan demo anti kenaikan BBM.
> Jadi apakah kenaikan BBM sampai 80% ini berpengaruh pada perekonomian?
> Kelihatan kemampuan dan daya beli rakyat Indonesia itu kuat sekali,
kalau
> tidak kenaikan BBM serharusnya sudah mengakibatkan pengangguran,
kelaparan,
> pemogokan dan kerusuhan. Kelihatannya statistik itu hanya berlaku
untuk
> ekonomi formal, ekonomi informal itu kelihatannya sangat kuat.
> Tentu bakalan banyak yang akan membantah pengamatan yang provokatif
ini.
> Kalau saya kemukakan hal ini kepada para ekonom, mereka marah2, bahwa
> pengamatan ini semu, karena menurut statistik ada 40 juta penganggur,
banyak
> orang miskin (pencatatan yang berhak mendapat BTL atau subsidi BBM itu
9
> juta orang)
> Silahkan
> RPK

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke