Menyambung uneg-uneg Pak Awang, tapi lebih ke masalah kualitas paper.

Beberapa tahun lalu, bagaimana mendapatkan dan meningkatkan paper yang berkualitas untuk PIT, sepertinya pernah kita diskusikan di milist ini (sayang saya tidak punya file-nya). Betul kan Pak Syaiful? Intinya, dan idealnya, perlu dibikin team reviewer paper dari masing-masing bidang keahlian. Ini bisa saja terpisah dari kepanitian PIT (langsung dari PP misalnya). Sebisanya team ini memiliki anggota yang tidak menangani hanya sekali PIT saja (2 atau sukur-sukur 3 PIT), sehingga mereka bisa memonitor perkembangan kulaitas paper dari tahun ke tahun. Anggota team bisa saja ber-ubah-ubah tapi diusahakan masa tugas-nya saling overlap, misalnya A bertugas 2006 - 2008, B bertugas 2007-2009, dst.

Secara pribadi, karena kebetulan saya berkecimpung di mineral, saya juga "concern" dengan paper mineral yang masih banyak harus ditingkatkan kualitasnya.

Untuk JCS kemarin, saya juga mendapatkan keluhan dari seorang kawan bahwa paper-nya tidak lolos seleksi padahal menurut dia (setelah lihat paper yg ditayangkan) masih ada paper lain yang kulaitas-nya di bawah standard.

Untuk presentasi bahasa Inggris, setuju dengan Pak Awang untuk memberikan penilaian lebih, kalau memang kita mau meningkatkan PIT menjadi event international. Pengalaman di JCS kemarin, saya dan seorang kawan yg ditugaskan panitia jadi chairperson salah satu sesi presentasi, karena diwanti-wanti untuk pakai bahasa Inggris, kami berdua sepakat untuk pakai bahasa asing tsb. Lucunya, tidak satupun dari 4 presenter dari sesi tsb yg presentasi dengan bahasa Inggris, tapi "the show must go on", jadinya chairperson -nya berlagak kayak bule sendirian (walau di sesi 4, kawan saya tsb tidak tahan lagi untuk balik ke bhs ibu kita.......). Efek-nya memang kelihatan, sesi pertama dan kedua masih saya lihat ada 3 atau 4 orang asing di dalam ruangan (Jepang, Vietnam ??????), sesi berikutnya amblaslah mereka.................

Sekedar masukan untuk PP yang akan datang.

Salam - Daru

----- Original Message ----- From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>; <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, December 07, 2005 2:48 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters


Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa
dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi
perbaikan untuk masa mendatang.

Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada
chairpersons dan secara random kepada beberapa
penonton, bobot nilai seseorang adalah : 40 %
presentasi + 60 % isi makalah.

Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang
chairperson yang diwajibkan menilai para presenter di
session yang saya koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah
meminta makalah lengkap paper2 yang ada di session
saya. Tujuannya ada dua : (1) saya harus memahami
dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya,
(2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang
menyusun 60 % penilaian).

Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh
panitia. Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di
Surabaya, saya bisa menilai dengan pasti seorang
presenter, caranya berpresentasi, visualisasi yang
dilakukannya dll yang menyusun 40 % bobot penilaian.
Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya
meraba2. Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa
melihat makalah lengkapnya malam sebelumnya, tetapi,
jangan menganggap bahwa kita selalu punya cukup waktu
untuk melakukannya di menit2 terakhir; karena itulah
saya minta full papers tersebut jauh2 hari.

Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian
yang dilakukan oleh penonton yang dipilih secara
random ? Mereka hanya bisa menilai 40 % bagaimana
presentasi, tanpa bisa menilai 60 % isi makalah.
Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca
dulu makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku
program juga tidak akan menggantikan yang 60 % itu.

Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak
digunakan oleh para presenter, mengapa tidak
menjadikan bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam
penjurian ?

Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak
ada juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari
dipilih oleh panitia penjurian dan didedikasikan untuk
beberapa makalah tertentu. Full papers diberikan
kepada mereka. Mereka akan punya waktu untuk
mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu mereka
akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab
presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus
dinilai. Bila tidak, akan digantikan. Nah, dengan cara
ini setiap juri tahu menilai dengan pasti bobot isi
makalah dan bobot presentasi setiap penulis.

Saya pernah menjadi chairpersons di PIT IAGI maupun
IPA, dan saya pernah menjadi juri baik di PIT IAGI
maupun IPA. Maka, rasanya saya punya dasar buat
berkomentar seperti di atas.

Saya sangat mengerti bahwa ada hal2 operasional yang
membuat sesuatu tak bisa dijalankan dengan ideal.
Hanya, khusus penjurian, sebenarnya harus dilakukan
dengan serius.

Jangan menilai kalau kita tak tahu pasti bagaimana
menilainya. Dan, jangan menjadikan best presenters
suatu target, itu suatu kegembiraan sampingan saja.
Lagipula, sistem penilaian belum tentu ideal. Tulislah
makalah sebanyak2nya, tak perlu dibayang-bayangi
predikat2 the best..

salam,
awang
(JCS 2005 paper reviewer, judge, chairperson,
presenter)



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke