pak awang yg baik,

mungkin bisa menerangkan, kenapa ada istilah gempa hembusan, gempa
guguran, dan gempa letusan (selain gempa tektonik dan gempa vulkanik
tentunya)? maksud saya, kenapa tidak disebut saja dg 'hembusan',
'guguran', dan 'letusan' saja?

dan, tampaknya setiap jenis 'gempa' tsb dapat dibedakan dalam
perekamannya. betul?

terimakasih dan salam,
syaiful

On 8/21/07, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Gunung Karangetang, Sangihe,Sulawesi Utara  meletus hebat bak pesta kembang 
> api tepat tanggal 17 Agustus 2007 setelah diawali letusan pertama Kamis malam 
> 16 Agustus 2007. Berikut berita terkini tentang letusan itu dari yahoo dan 
> Volcanological Survey Indonesia. Saat ini segitiga gunungapi di Sulawesi 
> Utara-Halmahera, Karangetang-Soputan-Gamkonora menempati tiga posisi paling 
> atas dari 13 gunungapi di Indonesia yang aktivitasnya sedang meningkat. 
> Mengapa ketiga gunungapi ini aktif, di paling bawah ada ulasan saya tentang 
> hal tersebut.
>
>  salam,
>  awang
>
>    Volcano erupts in east Indonesia
>  news.yahoo.com/s/ap/20070820/ap_on_re_as/indonesia_volcano - 8 hours ago -
>
>  Mon Aug 20, 3:34 AM ET
>  JAKARTA, Indonesia - A volcano in eastern Indonesia spewed hot lava and 
> clouds of ash high into the air early Monday, a volcanologist said, hours 
> after hundreds of villagers living on its rumbling slopes were evacuated.
>  There were no reports of injuries or damage, said Yudi Satipang, a 
> volcanologist who has been monitoring Mount Karangetang on Siau island since 
> it was placed on high alert over the weekend.
>  "It sounds like huge thunderclaps," he said of the booming gas blasts from 
> the crater, adding that villages, farms and trees on the 5,577-foot-tall 
> mountain were covered in thick gray ash.
>  Karangetang is one of Indonesia's most active mountains, and it has been 
> rumbling for days.
>  Nearly 600 residents living within the danger zone have fled to safety, and 
> many were seeking shelter in government buildings, schools and mosques.
>  Indonesia, the world's largest archipelago, is prone to seismic upheaval due 
> to its location on the so-called Pacific "Ring of Fire," an arc of volcanos 
> and fault lines encircling the Pacific Basin.
>  Siau, a popular diving island, is part of the Sulawesi island chain. It lies 
> some 1,444 miles northeast of the country's capital, Jakarta.
>  Berikut kemajuan perkembangan status Karangetang berdasarkan 
> http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla/index.php?option=com_content&task=view&id=266&Itemid=1
>            Based on visual observation and seismic activity, started from 18 
> August 2007 at 01.00 localtime, we upgrade the Karangetang to alert level IV, 
> the highest level.
>
>  Berdasarkan data visual dan kegempaan,  maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 
> 01:00 WITA status G. Karangetang dinaikkan dari  SIAGA (Level III) menjadi 
> AWAS (Level IV)
>
>
>  Peningkatan  kegiatan G. Karangetang sebagai berikut :
>
>  1. Kegempaan
>
>   Tanggal  16 Agustus 2007  jam 00:00 - 24:00 WITA terekam gempa tektonik 
> jauh sebanyak 2 kali, gempa vulkanik dangkal sebanyak  1 kali, gempa hembusan 
>  sebanyak 4 kali, gempa guguran sebanyak 13 kali, gempa tremor harmonik  
> sebanyak 10 kali dengan amplituda 6 - 16 mm, gempa letusan sebanyak 1 kali 
> dan gempa tremor  menerus dengan amplituda 10 -.47 mm
>   Tanggal 17 Agustus 2007;
>  o       Pukul 06:00 - 12:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
> amplituda 10 - 46 mm
>  o       Pukul 12:00  - 18:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
> amplituda 10 - 46 mm, 2 kali tremor harmonik dengan amplituda 46 mm dan lama 
> gempa 53-60 detik, 1 kali gempa letusan pada pukul 16:12 WITA dengan 
> amplituda maksimum 45 mm dan lama gempa 45 detik
>  o       Pukul 18:00 - 22:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
> amplituda 10 - 46 mm, 10 kali gempa tremor harmonik dengan  amplituda 
> maksimum 46 mm
>
>  2. Visual.
>
>   Tanggal 16 Agustus 2007, pukul 00:00 - 24:00 WITA
>  o   Pukul 00:00 - 19:15 WITA  angin sedang dari selatan dan gunung tertutup 
> kabut
>  o   Pukul 19:15 - 20:50 WITA teramati  sinar api dengan ketinggian ± 150 
> meter dari puncak. Jarak luncuran leleran  lava ke kali Keting mengecil
>  o   Pukul 20:51 WITA terjadi letusan strombolian dengan tinggi ± 500 meter, 
> bunyi letusan cukup kuat, material letusan jatuh disekitar kawah puncak utama 
> dengan radius ± 300 meter dan meluncur ke kali Batuawang, kali Kahetang ± 
> 2000 meter sebagian ke kali Bangi, kali Nanitu ± 750 meter. Suara gemuruh 
> lemah sampai sedang  sering terdengar
>
>   Tanggal 17 Agustus 2007,
>  o   Pukul 00:00 - 12:00 WITA  gunung tertutup kabut, angin sedang dari 
> selatan, sinar api dengan ketinggian  ± 50 - 150 meter. Suara gemuruh lemah - 
> sedang  terdengar menerus dan kadang-kadang disertai semburan pijar ± 25 - 50 
> meter. Guguran lava pijar dari puncak kawah utama sesekali terjadi ke kali 
> Bahembang dengan jarak luncur ± 1000 meter.
>  o   Pukul 12:00 - 22:00 WITA. Leleran lava pijar  mencapai jarak ± 1750 
> meter menuju kali Keting sedangkan dari ujung leleran  lava tersebut   
> terjadi  guguran lava  yang mencapai  jarak ± 2000 meter dari puncak, dan 
> guguran lava pijar  ke arah kali Bahembang sejauh ± 2000 meter. Penumpukan 
> leleran lava di Lereng Selatan tersebut  berpotensi menimbulkan awan panas 
> guguran.
>
>  3. Kesimpulan
>
>   Berdasarkan data visual dan kegempaan, maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 
> 01:00 WITA status G. Karangetang dinaikkan dari SIAGA (Level III) menjadi 
> AWAS (Level IV)
>  Sehubungan dengan peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan 
> Mitigasi Bencana Geologi akan meningkatkan pemantauan. Pemantauan secara 
> intensif terus dilakukan guna mengevaluasi tingkat kegiatan G. Karangetang. 
> Apabila aktivitas G. Karangetang kembali meningkat/menurun, maka status G. 
> Karangetang dapat dinaikkan/diturunkan kembali.
>
>  4.     Rekomendasi
>  Sehubungan dengan terjadinya peningkatan status tersebut, maka kami 
> rekomendasikan :
>  1.     Pemerintah Daerah dapat mengambil langkah - langkah sebagai berikut :
>  §  Penduduk di wilayah Kampung Dame I dan Hekang  yang termasuk dalam Kel. 
> Tatahadeng, dilakukan tindakan pengungsian.
>  §  Penduduk wilayah Tompase yang berada dipinggiran Kali Batang (Kecamatan 
> Siau Tengah), Kinali dan  Mini yang tinggal di dekat pinggiran kali 
> (Kecamatan Siau Barat), Boro dan Kopi yang termasuk dalam Kelurahan Tarorane, 
> Kampung Kola - Kola (Desa Bebali)  diharap lebih meningkatkan kewaspadaan dan 
>  kesiapsiagaan untuk sewaktu - waktu dilakukan  pengungsian.
>  2.     Penduduk tidak mendaki G. Karangetang melebihi  ketinggian ± 300 m 
> dari permukaan laut.
>  3.     Jika terjadi hujan abu cukup deras, direkomendasikan masyarakat 
> menggunakan masker penutup hidung dan mulut, karena abu vulkanik yang 
> terhirup dapat mengganggu saluran pernapasan.
>  4.     Pada musim hujan masyarakat yang tinggal disepanjang aliran 
> Batuawang, Kali Kahetang, Kali Keting, Kali Batang, Kali Beha Timur dan Kali 
> Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar
> Masyarakat di sekitar G. Karangetang diharap tenang, tidak terpancing 
> isyu-isyu tentang letusan G. Karangetang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi 
> Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Sulawesi  
> Utara (selaku SATKORLAK PB) dan Pemerintah Kabupaten Siau Tagulandang Biaro 
> (selaku SATLAK PB) tentang aktivitas G. Karangetang. Masyarakat harap selalu 
> mengikuti arahan dari SATLAK PB dan SATKORLAK PB     Last Updated ( Saturday, 
> 18 August 2007 )
> Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Karangetang, Soputan, dan Gamkonora adalah tiga gunungapi aktif di
> Minahasa (Karangetang, Soputan) dan Halmahera (Gamkonora). Sejak bulan
> April 2007 sampai sekarang, ketiga gunungapi ini secara bergantian
> "meradang dan marah" : menggetarkan Bumi, menguapkan gas beracun,
> menumpahkan lava, dan melemparkan abu menggelapkan sekitarnya. Ribuan
> penduduk di sekitar ketiga gunungapi ini bergantian dievakuasi. Apa
> gerangan yang sedang terjadi ?
>
>
>
> Database katalog gempa USGS untuk wilayah ini kiranya bisa memberikan
> keterangan. Dari bulan April 2007 sampai hari ini telah tercatat
> sebanyak 174 kali gempa tektonik rata-rata bermagnitude 4-5 Mw, beberapa
> di antaranya ada yang cukup kuat yaitu 6.1 Mw pada 29 Mei 2007 dan 6.9
> Mw pada 26 Juli 2007. Kejadian gempa tektonik di wilayah ini dari bulan
> April-Juli 2007 adalah rata-rata 43 kali gempa per bulan.
>
>
>
> Bandingkan dengan data kegempaan di Jawa-Bali, untuk wilayah yang lebih
> luas, sekitar tiga kali sampling area database Minahasa-Halmahera. Untuk
> periode yang sama (April 2007-hari ini), tercatat 47 kali gempa
> bermagnitude 4-5 Mw (satu gempa sekuat 7.5 Mw di Laut Jawa pada 9
> Agustus yang lalu). Rata-rata kejadian gempa dalam periode ini di
> Jawa-Bali adalah 11 gempa per bulan.
>
>
>
> Berdasarkan data di atas, wilayah Minahasa-Halmahera sekitar empat kali
> lebih aktif kegempaannya dibandingkan Jawa-Bali. Ini belum
> memperhitungkan kerapatan gempa per area. Bila dihitung, maka area
> Minahasa-Halmahera akan jauh lebih rapat kejadian gempanya dibandingkan
> Jawa-Bali sebab area sampling database di atas untuk Minahasa-Halmahera
> adalah 1/3 area Jawa-Bali, tetapi gempa yang terjadi 174 kali berbanding
> 47 kali. Hitungan kasar dengan interpolasi data (luas area sampling
> sama) adalah bahwa kerapatan gempa di Halmahera-Minahasa 11 x kerapatan
> gempa Jawa. Ini mengindikasi bahwa tektonik Minahasa-Halmahera jauh
> lebih aktif daripada Jawa-Bali. Bahkan, bisa kita pelajari lebih jauh
> bahwa ini adalah salah satu wilayah paling aktif di muka Bumi !
>
>
>
> Apa konsekuensinya ? Kita sudah melihatnya : ratusan gempa yang terjadi
> telah menambah mobilitas magma di jalur gunungapi yang melilit Bumi
> Minahasa dan Halmahera (sederhananya, apa yang akan terjadi kalau kita
> mengocok-ngocok botol coca cola dan membuka tutupnya, maka isinya akan
> menyembur seperti jet). Apa yang terjadi dengan magma kalau
> berbulan-bulan digoncang terus dan kadang2 diguncang kuat dengan gempa
> besar ? Prinsip sesama fluida akan mirip2, magma bertambah mobilitasnya
> dan ia akan punya likuiditas tinggi untuk naik ke permukaan,
> menggetarkan dinding gunungapi, dan menyembur ke permukaan bila
> tekanannya cukup kuat.
>
>
>
> Mengapa wilayah Minahasa-Halmahera sangat aktif secara tektonik ? Peta
> terbaru (2006) yang memuat pengukuran GPS untuk gerak lempeng-lempeng di
> seluruh dunia menunjukkan bahwa di sini lah, di utara wilayah ini,
> terdapat lempeng yang paling cepat berkonvergensi dengan kecepatan
> minimal 10 cm per tahun. Pacific dan Philippine sea plates
> susul-menyusul dengan tak sabar merangsek busur2 kepulauan
> Filipina-Minahasa-Halmahera di wilayah ini.
>
>
>
> Wilayah Minahasa-Halmahera pun unik, dua sistem busur kepulauan ini
> sama-sama memunggungi Laut Maluku. Persis di tengah-tengah Laut Maluku
> terdapat jalur tinggian Talaud-Mayu, berupa tinggian prisma akresi
> melange yang terangkat akibat benturan dua sistem palung-busur
> Minahasa-Halmahera (collisional orogen of Talaud-Mayu Ridge, Satyana et
> al., 2007 - in prep., JCB 2007). Dari jalur tengah Laut Maluku ini, ada
> dua oceanic slab yang menunjam ke arah berlawanan, satu mennyusup di
> bawah Minahasa menghasilkan gunungapi Soputan dan Karangetang, satu
> oceanic slab menyusup di bawah Halmahera menghasilkan gunung Gamkonora.
> Benturan kedua prisma akresi dari sistem palung-busur Minahasa-Halmahera
> ini telah terjadi sekitar 3 Ma, tetapi ia masih digoyang terus oleh
> konvergensi Philippine Sea Plate di tinggian Talaud-Mayu sektor utara,
> semua getaran akan diteruskan ke semua wilayah Minahasa-Halmahera,
> termasuk Karangetang-Soputan-Gamkonora Triangle.
>
>
>
> Bila gempa bersatu tempat dengan gunungapi, yang satu akan mempengaruhi
> yang lain. Be alert !
>
>
>
> salam Merah Putih,
>
> awang
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Luggage? GPS? Comic books?
> Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.


-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke