Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan suka mengamati 
flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini merupakan panduan yang baik. Buku 
ini kini mudah didapatkan di toko-toko buku besar. Saya melihatnya mulai 
dipajang sekitar dua bulan yang lalu. 
   
  Buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris (The Mountain Flora of 
Java) oleh E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu (1972). Sampai 
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku ini tentu terbatas, 
kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi dan botani saja.  
Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini sulit ditemukan. Suatu hal yang 
cukup menyedihkan, isi buku membahas flora pegunungan Jawa, tetapi masyarakat 
yang tinggal di Jawa sendiri susah mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha 
menerjemahkan buku tersebut dan menjualnya di took-toko buku umum patut 
diacungi jempol. 
   
  Adalah Pusat Penelitian Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan 
menerbitan buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama dengan World 
Bank, John D & CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit EJ Brill Leiden, dan 
Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya setebal 259 halaman, lebar, kira-kira 
seukuran kertas A4, dicetak pada kertas yang bagus, memuat 57 halaman penuh 
warna 456 spesies tumbuhan berbunga asli pegunungan Jawa.  Karena dicetak 
deluxe dan banyak warnanya, maka harganya jauh di atas rata-rata kebanyakan 
buku (rata2 harga buku sekarang Rp 40.000, buku van Steenis ini Rp 200.000), 
tetapi dijamin tak akan rugi memilikinya buat penggemar flora pegunungan Jawa.
   
  Gambar-gambar 456 spesies tumbuhan di dalam buku ini dilukis oleh dua orang 
Indonesia : Amir Hamzah dan Moehamad Toha, dua pelukis botani Herbarium 
Bogoriense Kebun Raya Bogor masa lalu. Lukisannya “breathtaking”, penuh dengan 
detail, simetri,  dan kecermatan yang mengagumkan, dilukis dari contoh hidup 
dalam ukuran sebenarnya.
   
  Flora Pegunungan Jawa ditulis oleh CGGJ (Cornelis Gijsbert Gerrit Jan) van 
Steenis (1901-1986). Bagi penggemar botani, nama van Steenis tentu tak asing 
lagi sebab van Steenis adalah pakar flora Indonesia dan Asia Tenggara. 
Buku-bukunya yang terdahulu pernah terbit pada masa Belanda dan awal-awal 
Indonesia merdeka, beberapa di antaranya dipakai sebagai buku ajar di 
sekolah-sekolah menengah, misalnya ”De Nuttige Planten van Indonesie” 
(tumbuhan-tumbuhan bermanfaat di Indonesia), juga yang sudah diterjemahkan oleh 
Pradnya Paramita (ex penerbit J.B Wolters zaman Belandanya): ”Flora untuk 
Sekolah di Indonesia” (1947), diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto dkk.. 
   
  CGGJ van Steenis adalah pakar botani yang pada tahun 1927-1949 bertugas di 
Kebun Raya Bogor dan Herbarium Bogoriense. Sumbangannya sangat besar dalam 
bidang taksonomi, biogeografi, dan ekologi tropika. Van Steenis adalah pendiri 
jurnal Flora Malesiana, sebuah jurnal terkenal pada zamannya tentang tumbuhan 
berbiji dan paku-pakuan di  kawasan Asia Tenggara. Kiprah terakhir van Steenis 
dalam profesinya adalah gurubesar sistematika tumbuhan pada tahun 1962-1972 di 
Rijksherbarium Universitas Leiden. Dikabarkan bahwa van Steenis selama hidupnya 
telah mengumpulkan lebih dari 24.000 nomor koleksi herbarium dan namanya 
diabadikan di dalam lebih daripada 39 spesies tumbuhan. Istrinya, Rietje van 
Steenis-Kruseman adalah asisten abadi van Steenis, yang setia menemaninya 
meneliti tumbuhan.
   
  Terjemahan Mountain Flora of Java (van Steenis, 1972) dikerjakan oleh Jenny A 
Kartawinata, mantan redaktur Femina Group. Jenny bukan pakar botani, tetapi 
jangan kuatir terjemahannya keliru sebab hasil terjemahannya diperiksa secara 
cermat oleh tiga orang pakar botani :  Dr. Kuswata Kartawinata (pakar ekologi 
dan taksonomi tumbuhan, mantan kepala Herbarium Bogoriense, penasihat ekologi 
Unesco Jakarta), Prof. Dr. Elizabeth Widjaja (pakar taksonomi tumbuhan dan 
etnobotani, Herbarium Bogoriense), dan Dr. Tukirin Partomihardjo (pakar ekologi 
tumbuhan, Herbarium Bogoriense). Maka, dijamin terjemahannya berbobot 
sebagaimana aslinya.
   
  Buku ini dirancang agar bermanfaat ganda : (1) sebagai buku panduan botani 
bagi para penggemar alam di Jawa dan sebagian Sumatera ketika menjelajah 
gunung2, hutan, padang rumput terbuka di tengah hutan, rawa, kawah, sekitar 
solfatara dan fumarol, punggung2 gunung dan lereng2 tinggi; dan (2) menambah 
nilai pendidikan bagi para guru dan siswa di Indonesia. Alam harus dikaji dan 
dihargai di lapangan, dilengkapi dengan percobaan dan pengujian pre-asumsi di 
laboratorium. Flora Jawa meliputi kawasan tropika seluas lebih dari 130.000 
km2, termasuk yang paling baik dikaji di dunia sejak karya Junghuhn. 
Tumbuhannya dari Asia tropik sampai Australia tropik. Buku ini diharapkan 
penulisnya menyadarkan masyarakat Jawa akan kekayaan flora di pulau mereka, 
khususnya di pegunungan, dan merangsang kesadaran mereka untuk menghormati dan 
melestarikan warisan ini. Hutan dan vegetasi alami harus dipertahankan dan 
dilindungi karena esensial memasok air dan membatasi erosi. Cara apapun harus
 diusahakan untuk mencegah pemusnahan hutan di atas garis kontur 1500 meter 
misalnya dengan membentuk teras2. Petani harus diberi penyuluhan dan sarana 
untuk pelestarian. Demikian tulis van Steenis di pengantar buku ini. Semoga 
harapan van Steenis menjadi kenyataan dengan dapat tersebarnya buku ini secara 
luas.
   
  Berikut adalah garis besar isi buku tersebut : sketsa sejarah- pentingnya 
Cibodas dan Gunung Gede, pegunungan Jawa sebagai gunungapi, iklim, zonasi 
elevasi, efek elevasi massa pegunungan, biologi bunga, tumbuhan asing dan gulma 
asing pendatang, tumbuhan klimaks, suksesi, pionir dan nomad; kebakaran dalam 
hutan pegunungan, catatan lepas tentang hewan, formasi tumbuhan : tipe hutan 
primer, hutan sekunder dan vegetasi lain (termasuk flora di lautan pasir, kawah 
dan solfatara, fumarol, sumur lumpur, mata air panas, lembah mati, aliran lava, 
timbunan abu dan lahar); perbedaan Jawa bagian barat dan timur; tumbuhan 
pegunungan yang umum dan langka, variabilitas tumbuhan pegunungan; pemencaran 
dan persebaran-umur tumbuhan pegunungan; komposisi, turunan, dan asal flora 
Jawa, rujukan pilihan untuk pegunungan Jawa; perlindungan dan konservasi hutan 
pegununga; catatan penjelasan. 
   
  Buku ini membahas 40 gunung di Jawa dari Pulasari di Banten sampai Baluran di 
ujung timur Jawa. Namun, tetap ada kekurangan buku ini, yaitu tidak munculnya 
nama-nama daerah setiap tumbuhan. Masyarakat akan segera mengenal tumbuhan yang 
dijelaskan bila dicantumkan nama daerah tumbuhan yang dikenalnya, tidak hanya 
nama ilmiahnya. Tetapi, kekurangan ini dapat dipenuhi oleh buku van Steenis 
yang lain yang mencantumkan nama-nama daerah tumbuhan : Flora untuk Sekolah di 
Indonesia (van Steenis, 1947).
   
  Demikian, mengutip kata-kata Albert Heim, seorang penggemar alam masa lalu, 
”Memandangi alam permai dengan mata yang mengandung pengertian, jauh lebih 
banyak memberikan kepuasan dan kesenangan hati daripada hanya menyaksikan 
keelokaannya”, maka mari kita lestarikan Alam Indonesia semampu kita agar masih 
banyak yang tersimpan untuk dinikmati dan dipelajari generasi2 setelah kita.
   
  Salam,
  awang

       
---------------------------------
Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now.

Kirim email ke