Pak Awang Yth, Terima kasih sebelumnya atas informasi yang bapak berikan. Kelurusan yang saya maksud memang sepertinya sedikit di sebelah timur dari kelurusan "Karimun Bangka". Seperti di email Pak Awang pertama yang menyebutkan kelurusan "Karimun Bangka" ini bisa ditarik ke arah utara menyambung kelurusan "Raub Bentong" yang sangat penting bagi industri emas di malaysia. Bahkan teman yang bekerja di industri pertambangan sempat melakukan pemetaan di selatan Thailand yang diperkirakan merupakan kemenerusan dari "Raub Bentong". Kelurusan ini sepertinya menuju Narathiwat di selatan Thailand. Kelurusan yang saya maksud sepertinya menerus ke arah Johor. Kalau tidak salah ada beberapa kemenerusan di Malaysia sendiri dan kemenerusan yang saya maksud sepertinya ada di sebelah timur dari kelurusan Raub Bentong. Walaupun ke arah selatan kelurusan ini sepertinya bertemu dengan kelurusan Raub Bentong. Demikian pula di selatan Batam kelurusan yang saya maksud sedikit bertemu dengan kelurusan yang bapak maksud. Hari Jum'at kemarin saya kirim gambar kelurusan ini ke email Pak Paulus untuk diteruskan di iagi karena saya tidak bisa attach gambar. Mengenai kelurusan Uttaradit-Luang Prabang ini ditunjukkan dengan kehadiran patahan Uttaradit yang berarah TL-BD. Melihat patahan ini sebenarnya bukan murni patahan geser melainkan oblique dengan kemiringan patahan yang berubah-ubah sepanjang TL-BD. Di TL (dekat lapangan Mae Nam Nan nya PTTEP) patahan ini memperlihatkan kemiringan ke arah Tenggara dengan throw yang lebih kecil dibandingkan bagian BD yang mempunyai kemiringan ke BL dengan throw yang lebih besar. Patahan Uttaradit ini yang menyebabkan bagian utara cekungan Phitsanulok terangkat sehingga fluvial-fluvial pengisi lacustrine di selatan umumnya berawal dari daerah ini dan sebagian berasal dari BL dimana patahan Western Boundary Fault (WBF) yang merupakan patahan normal juga membuat bagian barat cekungan Phitsanulok terangkat. Patahan yang cukup berperan dalam pembentukan cekungan Phitsanulok sendiri adalah WBF ini yang mempunyai arah U-S. Patahan inilah yang membuat geometri half graben di cekungan Phitsanulok. Bahwa patahan-patahan geser yang ada di Phitsanulok adalah reaktifasi dari suture yang ada sebelumnya saya sependapat dengan bapak. Reaktifasi yang terjadi saat tumbukan India dengan Eurasia ini cukup beralasan dan dapat didukung dengan konsep extrusion tectonics seperti yang bapak sebutkan. Reaktifasi ini juga membuat daerah sekitar patahan geser baik Uttaradit di utara maupun Mae Ping di selatan sedikit lebih kompleks. Reaktifasi ini mungkin disebabkan oleh tumbukan Western Burma micro-plate dgn batas barat SE Asia mainland yang terjadi saat Kapur Akhir? Tumbukan yang menghasilkan tegasan berarah barat timur ini yang diperkirakan menyebabkan reaktifasi suture2 yang kebanyakan berarah BL-Tenggara dan TL-BD menjadi patahan2 geser. Chainat yang terletak di selatan cekungan Phitsanulok dan selatan patahan geser Mae Ping adalah salah satu contoh daerah yang cukup kompleks akibat reaktifasi suture2 sebelumnya. Yang masih membuat saya bertanya adalah berkembangnya struktur2 di cekungan Phitsanulok sendiri yang sepertinya tidak mengikuti teori extrusion ini. Semua patahan di section Tersier yang ada di cekungan Phitsanulok adalah patahan normal dan tidak ada patahan naik atau geser seperti yang berkembang di luar cekungan Phitsanulok. Bahkan patahan normal antitetik yang berfungsi membentuk struktur2 oil trapping di cekungan Phitsanulok sendiri juga relatif sederhana dibandingkan patahan2 produk extrusion tectonics walaupun patahan normal ini juga kompleks karena aktifasi dari footwall fault block degradation. Patahan2 normal ini bisa dijelaskan dengan konsep pure shear dengan arah extension barat timur tanpa melibatkan patahan geser sebagai tegasan utamanya. Memang ada kelurusan berarah TL atau BL seperti yang ada di section Pre-Tertiary tetapi sepertinya kelurusan itu adalah bukti adanya kontrol dari pre-existing fabric dari basement yang berumur Pre-Tersier. Apakah extrusion tectonics ini hanya terjadi di waktu Pre-Tersier sehingga pengaruhnya susah atau hampir tidak ada di section Tersier di cekungan Phitsanulok? Bahwa kelurusan yang ada di Thailand bisa diteruskan ke selatan sampai Malaysia, apakah ini juga melibatkan patahan Ranong? Patahan ini berarah TL-BD dan tersingkap cukup baik di Chumpon sampai akhirnya ke offshore ke arah BD. Pak Awang, kalau tidak keberatan apakah bapak bisa berbagi papernya dalam bentuk digital file. Email personal saya dovir...@gmail.com Terima kasih sebelumnya atas informasi dan sharing ilmunya. salam, -doddy- ________________________________
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Sat 6/5/2010 1:35 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] Peta Geologi Batam Ratih, Terima kasih atas koreksinya, memang kalau Luang Prabang terletak di Laos, dan tak ada nama sejenis di Thailand, tetapi yang saya maksudkan adalah suture line-nya yang di Thailand memang bernama Uttaradit-Luang Prabang (Hutchison, 1989, peta hal 254) yang juga menerus ke utara masuk ke Laos dan menyambung lagi ke Dien Bien Phu Line (Sengor, 1984). Jadi kalau disambung dengan suture line seumur di wilayah Laos-Thailand-Malaysia-Singapura-Indonesia (kelurusan Dien Bien Phu - Bangka) panjangnya menjadi sekitar 3500 km. Di Laos, suture line ini berasosiasi dengan zona ofiolit, yang membuktikan bahwa ini bekas penutupan Paleo-Tethys ocean. Di sekitar line ini juga berlimpah gabro dan dolerite. Di lembah Sungai Mae Khong di wilayah Loei, gabronya berasosiasi dengan diorit dan granit. Banyak suture lines Late Paleozoic dan Mesozoic ini aktif sebagai strike-slip faults (terutama dextral) karena semua suture lines ini direaktivasi pada awal Tersier sebagai manifestasi escape tectonism pada saat India membentur Eurasia pada 50 Ma (teori extrusion tectonics Molnar dan Tapponier, 1982 atau escape tectonics Burke dan Sengor, 1984); termasuk Sesar Sumatra yang duduk di suture line Meso-Tethys hasil benturan antara Mergui terrane dan Woyla-Natal-Sikuleh terrane). Uttaradit-Luang Prabang suture zone juga aktif sebagai dextral strike-slip fault sepanjang Tersier, termasuk membentuk setruktur2 oil trapping di Phitsanulok Basin di Thailand. Di sebelah timurlaut-utara Laos ada Song Ma suture yang arahnya BL-Tenggara, dan itu pun aktif sebagai strike-slip fault (right-lateral). Di wilayah sekitar Dien Bien Phu dan bagian selatan Vietnam Utara ini sangat kompleks karena dua suture Paleo-Tethys dengan dua arah bertemu; arah Song Ma yang BL-Tenggara dan arah Lai Chau Fault yang utara-selatan meneruskan suture di selatannya (Uttaradit-Luang Prabang). Karena suture fault Song Ma digeser suture fault Lai Chau, maka arah yang utara-selatan lebih muda daripada yang arah BL-tenggara. Akibat banyak reaktivasi melalui suture faults ini, maka semua asosiasi ofiolit yang menjadi ciri khas rock assemblages, pada umumnya menjadi dismembered, sehingga menyulitkan rekonstruksinya. Sebenarnya wilayah Laos dan Vietnam memegang kunci rekonstruksi bagian utara SE Asia karena sutures Paleo-Tethys yang paling tua berlokasi di wilayah ini. salam, Awang --- Pada Sab, 5/6/10, Ratih <rati...@hotmail.com> menulis: Dari: Ratih <rati...@hotmail.com> Judul: RE: [iagi-net-l] Peta Geologi Batam Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Sabtu, 5 Juni, 2010, 7:29 AM Pak Awang Yth, Kompilasi tulisan yang menarik,setahu saya Luang Prabang terletak di wilayah Laos bukan di Thailand, kecuali kalau memang ada nama Luang Prabang lain di Utaranya Uttaradit yang memang masuk wilayah Thailand. Salam, Ratih -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, 4 June 2010 11:21 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Bls: [iagi-net-l] Peta Geologi Batam Pak Doddy, Saya tak punya peta geologi digital Batam, tetapi secara regional kelurusan itu barangkali berhubungan dengan sebuah suture Paleo-Tethys yang saya sebut di publikasi2 baru2 ini (Satyana, 2009 - Proceedings PIT IAGI; Satyana, 2010, - Proceedings PIT IPA) sebagai suture "Karimun-Bangka". Pulau Karimun ada di kawasan baratdaya Singapura, suture ini menerus ke sebelah tenggara memotong Lingga-Singkep, menerus ke tenggara lagi, memotong bagian timurlaut Bangka (daerah Belinyu, suture di sini sejajar dengan Teluk Klabat) dan berakhir di Selat Gaspar antara Pulau Bangka dan Belitung. Tetapi kelurusan yang Pak Doddy sebutkan agaknya sedikit tergeser beberapa km ke sebelah timur daripada suture Paleo-Tethys yang saya sebutkan. Suture Paleo-Tethys Karimun-Bangka merupakan kelanjutan suture seumur dari Thailand (Uttaradit-Luang-Prabang) dan suture seumur di Malaysia (Raub-Bentong). Jadi dari utara ke selatan, suture Paleo-Tethys ini meliputi jalur kelurusan Prabang-Luang-Uttaradit-Bentong-Raub-Karimun-Bangka sepanjang hampir 3000 km melintasi empat negara : Thailand-Malaysia-Singapura-Indonesia, 2000 km tersingkap di daratan, 1000 km terbenam di dasar laut. Ke sebelah utara lagi dari Luang-Prabang, sebenarnya suture ini masih menerus ke sutures di wilayah IndoChina dan Cina Selatan (Lancangjian,Changning-Menglian-Jinshajiang). Dalam terrane tectonics, suture Paleo-Tethys merupakan tempat tertutupnya Paleo-Tethys ocean akibat benturan antar mikrokontinen (terranes) yang semula dipisahkan oleh lautan Paleo-Tethys tetapi kemudian lautan ini semakin menyempit dan akhirnya musnah karena terranes yang semula berjauhan dipisahkan lautan ini saling berbenturan. Suture Paleo-Tethys yang sedang kita bahas terjadi karena benturan dua terranes besar di Asia Tenggara : East Malaya vs Sibumasu. Penutupan Paleo-Tethys di wilayah ini terjadi pada Middle-Late Triassic. Sibumasu adalah nama terrane anggitan Metcalfe(1996) yang merupakan kependekan dari Siam-Burma-Malaysia-Sumatra. Dulu, terrane Sibumasu disebut Malacca dan Mergui (Pulunggono dan Cameron, 1984). Kelurusan dari wilayah Singapura sampai Bangka itu yang memang arahnya BL-Tenggara adalah bagian suture Paleo-Tethys akibat benturan terrane Malacca dan East Malaya. Suture yang saya sebut sebagai Karimun-Bangka adalah kelurusan baru, yang belum pernah disebutkan sebelumnya di publikasi2 lama yang membahas soal benturan antar terranes di Asia. Kebanyakan penulis, menghentikan jalur Paleo-Tethys di Raub-Bentong suture di Malaysia sebelah utara Singapura. Beberapa penulis (Hamilton, 1979; Pulunggono dan Cameron, 1984; Tjia, 1989; Hutchison, 1993) mencoba mencari terusan Raub-Bentong ini ke wilayah Indonesia, tetapi menghasilkan jalur yang berbeda-beda. Tjia (1989) misalnya, menyambungnya ke wilayah Bengkalis dan menyebutnya sebagai Bentong-Bengkalis suture. Hamilton (1979) lebih jauh lagi membelokkannya ke baratsaya menuju Sumatra Tengah. Pulunggono dan Cameron (1984) meyakini suture ini membuat cabang masuk ke Sumatra yang disebutnya sebagai Mutus Assemblage. Bahwa Raub-Bentong menerus ke Indonesia dalam arah Karimun-Bangka didukung oleh beberapa singkapan di pulau2 yang dilaluinya berupa metagabro, diallagite (sejenis piroksenit) di antara Pulau Kundur dan Pulau Karimun (terkenal disebut sebagai Merak Complex), jalur hornblende schist di bagian tengah Pulau Singkep, dan serpentinit di bagian timurlaut Pulau Bangka. Asosiasi ini menunjukkan beberapa batuan basa yang memang banyak ditemukan di jalur suture. Jalur suture Karimun-Bangka sebagian terbenam di bawah laut, jadi sulit mencari ofiolit atau melange hasil subduction sebelum collision di sepanjang jalur kelurusan Karimun-Bangka. Kelurusan suture Paleo-Tethys Karimun-Bangka memisahkan secara kontras dua jenis granit di sebelah kiri (barat) dan kanan (timur) jalur suture ini; dan ini bisa diamati dan pernah dipelajari untuk granit di Pulau Bangka. Bagian timurlaut Bangka merupakan bagian terrane East Malaya, granitnya merupakan granite I-type yang mirip dengan East Coast plutonic-volcanic arc di Malaysia Timur; sedangkan Bangka bagian barat dan selatan duduk di terrane Malacca dan granitnya merupakan S-type yang ekivalen dengan Main Range S-type granite di Malaysia sebelah barat (jadi di sisi barat dan timur suture Raub-Bentong pun tipe granitnya berlainan). Jalur timah Permo-Triassic dari Malaysia ke Bangka-Belitung merupakan produk associated subduction dan post-collision magmatism yang mengakhiri Paleo-Tethys ocean di Sundaland. Mempelajari semua suture Tethys (Paleo-, Meso-, Ceno-Tethys) pun punya kaitan ke basin formation dan petroleum system. Contoh paling ideal di Indonesia adalah perkembangan foreland basin Barito dan petroleum systemnya yang duduk di atas suture Meso-Tethys Meratus-Bawean dan foreland basin Banggai dan petroleum system-nya yang duduk di atas suture Ceno-Tethys East Sulawesi (pembahasan lebih lanjut lihat Satyana, 2010 -IPA Proceedings). Tanpa suture-suture ini, lapangan Tanjung, lapangan Donggi, lapangan Senoro tak akan ada. salam, Awang Referensi : Satyana, A.H., 2010, Finding Remnants of the Tethys Oceans in Indonesia : Sutures of the Terranes Amalgamation and Petroleum Implications, Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA), 34th annu. conv., Jakarta, 18-20 May 2010. --- Pada Jum, 4/6/10, ipranto wignyowinoto <ipra...@yahoo.com> menulis: Dari: ipranto wignyowinoto <ipra...@yahoo.com> Judul: Bls: [iagi-net-l] Peta Geologi Batam Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 4 Juni, 2010, 10:22 AM Pak Doddy Kalo mau lihat kelurusan akan lebih jelas lewat citra satelit Pak, apalagi sampek perbatasan Malaysia - Thailand yang lewat Singapura. Bisa Dari SRTM, Landsat ataupun DEM . Ip --- Pada Jum, 4/6/10, Doddy Suryanto <dod...@pttep.com> menulis: Dari: Doddy Suryanto <dod...@pttep.com> Judul: [iagi-net-l] Peta Geologi Batam Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 4 Juni, 2010, 10:03 AM Rekans, Ada yang punya digital file peta geologi daerah Batam? Apakah sebelah kiri dan kanan kelurusan masih menampakkan kesamaan dominasi batuan granit? Ada kelurusan yang menarik yang saya ingin ketahui yaitu kelurusan berarah baratlaut - tenggara yang menerus dari perbatasan Malaysia Thailand dan memotong singapura di bagian barat menerus sampai daerah batam-bintan. Bahkan kelurusan ini menerus sampai lingga-singkep. Ada yang bisa berbagi informasi? Terima kasih sebelumnya. -doddy- -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------