Pak Agus,

 

Data yang saya punya adalah hasil rekaman, jadi bukan laporan.

 

Tapi saya persilakan yang "berwenang" menanggapi komentar Pak Agus dan Pak
Shofy di bawah, kalau ada yang perlu ditanggapi.

 

Saya sepakat bahwa akurasi data adalah penting. (Geo) scientist mestinya
bicara berdasarkan data yang akurat.

 

Terima kasih.

LL

 

________________________________

From: agus sudarsana [mailto:gus_da...@yahoo.com] 
Sent: Monday, June 13, 2011 9:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hasil ray tracing gempa Yogya

 

Jika ingin menganalisa kejadian mud loss, tidak bisa percaya begitu saja pada
laporan tertulis yang dibuat oleh drilling supervisor, apalagi tulisan yang
disitir di paper. Bagi yang tak pernah melihat pemboran dilapangan secara
langsung, akan menganggap atau percaya sekali apa yang ditulis oleh drilling
supervisor di laporan harian itu benar adanya. Padahal, laporan2 tsb umumnya
sudah dimodifikasi biar kelihatan smooth semuanya, sesuai keinginan/tujuan si
pembuat laporan.

Fakta di lapangan, ngebor di shale section yang overpressure dengan MW
tinggi, nembus porous limestone hanya 25 cm dan terjadi loss, 1 tangki besar
LCM nya mud-engineer habis dipompakan, mud engineer bikin laporan pagi ttg
jumlah material yang habis, langsung disemprot/damarahi oleh drilling
supervisor: disuruh ngganti laporannya...".tidak ada loss". Betul, laporan
pagi yang di fax ke jakarta nggak ada kata2 mud loss. Jadi betul apa yang
disampekan mas Shofy,..data yang benar ya dari chart nya mudlogger. Contoh
lain adalah survey lubang bor, si driller melakukan survey kemiringan sumur
terbaca 20 derajat, ditulislah di draft laporan, drilling supervisor marah2
sambil teriak2 "itu salah surveynya"....di laporan pagi hanya dilaporkan
kemiringan lobang sumur hanya 3 derajat, biar dianggap ngebornya bagus.
Setelah TD & di run dipmeter betul adanya kemiringan lubang bor tsb adalah 20
derajat. Itulah pentingnya data asli yang direcord (chart) perlu dibuka dan
dipelajari dengan seksama, lebih bagus lagi mudlogger yang saat itu bertugas
disuruh cerita kejadian yang sesungguhnya, dialah saksi kuncinya.


 

From: Shofiyuddin <shofiyud...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, June 13, 2011 3:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Hasil ray tracing gempa Yogya

Oh gitu. 

Cukup sering juga saya "diapusi" sama driller soale. Mudloss 50 BPH
ditulisnya cuma 10 BPH, soale biar gak keliatan gagalnya. 

Soal jam, ya driller yang pastinya sangat tahu. Kalo bisa cek ke mudlogger,
akan lebih baik lagi karena mereka punya rekordnya. Mereka biasanya ditulis
di real time print nya kalo ada kejadian yang kayak gini. 

 

Nah itu dari segi kejadian, masalah keakuratan jam bisa jadi masalah laen. 

 

Maaf, tidak bermaksud membuat tambah rungseb, sekedar menanyakan saja
kaakurasian penentuan JAM. 

 

maaf kalo kurang berkenan

 

2011/6/13 Leonard Lisapaly <llisap...@fugro-jason.com>



Untuk data gempa yang melibatkan banyak institusi di berbagai tempat,
mestinya ada referensi-nya sih, Pak. Di database saya waktu yang tercatat
adalah waktu di bujur nol di Inggris sana, lalu cukup ditambahkan 7 jam untuk
mendapatkan local time. 

 

Untuk waktu di LUSI, saya kumpulkan dari literature ataupun diskusi di milis
dan sudah cukup lama beredar.

 

Bagus juga kalau mau cross-check waktu suatu kejadian, karena saya sendiri
pernah mempertanyakan waktu mud loss yang di paper yang saya baca jam 6:02
tetapi di milis ini jam 7:00. Di milispun menggunakan istilah "sekitar".
Sebagai contoh, mud loss terjadi sekitar jam 7:00 atau mata bor terjepit
sekitar jam 12:00. Range dari sekitar ini gak tahu pastinya berapa, 5 menit?
15 menit? 30 menit?

 

 

LL

 

 

 

From: Shofiyuddin [mailto:shofiyud...@gmail.com] 
Sent: Monday, June 13, 2011 2:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Hasil ray tracing gempa Yogya

 

Mo nanya,

Apa waktu yang tercatta ini dilihat dari penglihatan JAM (benda, bisa jam
tangan, jam dinding, jam driller, yg jelas bukan jam karet) yang sama antara
di dua tempat itu? 

kalo tidak, bagaimana bisa memastikan dan membandingkan waktu dengan JAM yang
berlainan, apa referensinya? dan bagaimana kemungkinan kesalahannya? apa
perlu JAM yang dilihat waktu terjadi loss itu dibawa ke toko atau badan
pemerintah untuk di uji ke akuratannya? 

 

Soale jam ku di rumah dilebihkan 10 menit supaya anak anak bangun lebih awal.
Aku gak tahu kalo jamnya driller dimajukan juga atau dimundurin. 

maaf nanya, karena sesama temen di kantor sendiri perbedaan waktu dari jam
tangan yang berbeda bisa antara 5-10 menit. Nah bagaimana jamnya di Lusi
dengan di Yogya? 

 

 

"tambah bingung" 

 

2011/6/13 Leonard Lisapaly <llisap...@fugro-jason.com>

 

Dear all,

Sekedar "mempertanggung-jawabkan" pernyataan saya sendiri mengenai subyek di
atas, berikut beberapa hal yang dapat saya sampaikan:

1.      Berdasarkan database yang saya miliki, perbedaan waktu antara gempa
di Yogya (skala 6.1) dan mud loss yang pertama kali diamati di sumur adalah
sekitar 8-9 menit.
2.      Berdasarkan database yang saya miliki juga, major loss terjadi
sekitar 8-9 menit setelah gempa di Yogya pada hari yang sama (skala 3.9)
3.      Berdasarkan informasi munculnya gas dan lumpur serta jedah antara
pemunculan keduanya, saya membuat hipotesa bahwa gas ini muncul dari tempat
yang dalam (telah dikonfirmasi oleh Pak Bambang Istadi). Jika dihubungkan
dengan database yang saya miliki, munculnya gas pertama kali dapat juga
dihubungkan dengan gempa Yogya lainnya (skala 3.9 juga). Hal ini menurut saya
perlu dianalisis dengan teliti.
4.      Tetapi, hasil analisa ray tracing gempa Yogya memperlihatkan bahwa
gelombang-S tiba di Sidoarjo KURANG dari 2 MENIT. Berarti ada gap 7 MENIT
antara tibanya gempa dari Yogya dan kejadian di sumur.
5.      Hasil aplikasi software USGS memperlihatkan bahwa amplitudo body wave
untuk skala 6.1 dan skala 3.9 adalah 93000 micrometer dan 600 micrometer,
lebih tinggi dari yang selama ini diduga oleh beberapa kalangan yang
menyebutkan hanya beberapa micrometer saja.

Berdasarkan beberapa hal di atas, saya dapat mengatakan bahwa walaupun
mengandaikan ada efek dari gempa Yogya terhadap kejadian LUSI, saya tidak
bisa menjelaskan gap 7 menit yang ada. Untuk hal ini, dengan menganggap bahwa
penentuan waktu terjadinya mud loss dilakukan berdasarkan data di atas
permukaan, sedang terjadinya mud loss secara aktual adalah di bawah permukaan
dan lebih awal, selisih waktu antara mud loss yang aktual dan pengamatan di
permukaan dapat diuji apakah memang sekitar 7 menit.

Walaupun secara kasar terlihat terkait dengan gempa, ada beberapa hal di
sumur yang tetap harus diperhitungkan, misalnya : apakah sumur memotong
fault, apakah daerah yang dipotong ini open hole, kedalaman sumber lumpur,
dsb?

Rgds,
LL

 

 

 

 

<<image001.jpg>>

Kirim email ke