issue menarik untuk pelancong, tapi seharusnya ada rekayasa kenampakan objek
yg bisa dikunjungi wisatawan.
Seperti batu gantung di danau toba, objek membatunya malinkundang dll,
legenda lainnya.
Masalahnya siapa yg berani melakukannya?

2011/9/20 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> 2011/9/20  <asikin_suken...@yahoo.com>:
>
> > Menurut saya istilah tidak salah dan sudah dikenal luas. Yang salah
> adalah
> > menganggap Indonesia sebagai "ring of fire" . Yang betul adalah Indonesia
> > merupakan bagian dari ring of fire, yaitu Pasific Ring of fire yang
> > melingkari samudra Pasifik (s.a.)
> >
>
> Saya sependapat dengan pak Sukendar bahwa Indonesia merupakan *BAGIAN *dari
> Pasific Ring of Fire. Dan seperti yang diungkapkan oleh Pak Awang bahwa
> bagian yang paling aktif dari Ring of Fire ini adalah Indonesia.
>
> Akan halnya dengan issue Atlantis adalah Indonesia (Sunda), sebenernya Pak
> Koesoema pernah menyinggung ttg hal ini, namun memberikan pandangan yang
> menarik. Yaitu bagaimana supaya kita mampu mengambil *keuntungan finansial
> dari issue ini.* Misalnya membuat kunjungan wisata utk "*psudo science*"
> ini mirip dengan issue UFO, Lochness, dan juga Naga terbang yg mengeluarkan
> api di UK. JAdi dicari-cari kira-kira daerah mana yang cocok dijadikan site
> untuk wisata atlantis ini. Tentunya bukan dengan background murni sains.
> Jadi hanya seperti layaknya menjual crita Nyiroro kidul. :D
>
> Saya sepakat dengan alasan ilmiah Pak Awang, bahwa unlikely kalau Indonesia
> (Sunda) adalah benua yang hilang. Namun perlu kita mengambil manfaat lain
> dari issue ini. Memang bukan untuk tujuan science yg menjadi basisnya
> institusi pendidikan atau universitas, tapi untuk tujuan wisata saja.
>
> Saya kira akan menarik kalau ada yg pingin memiliki usaha Wisata Atlantis
> ini, Tentunya jangan di-endorse organisasi profesi (IAGI). Tapi diendorse
> oleh Departemen Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) saja.
>
> Adakah risiko ilmiahnya ?
> Mungkin saja ada. Mungkin akan banyak orang (termasuk mahasiswa geologi)
> yang percaya klenik ketimbang sains. Lah wong media saja di Indonesia juga
> ga bisa dipercaya juga. upst :)
>
> rdp
>



-- 
Sent from my Computer®

Kirim email ke