Apalagi kalau nanti 2014 presidennya mantan danjen kopassus...Indonesia bisa jadi singapore dalam skala yang lebih besar...
2012/3/22 Yanto R. Sumantri <yrs_...@yahoo.com> > Bener Sur , kalau kita baca biogradi Ali Sadikin , sewaktu BK mencari > calon Gubernur dia disodorka nama Ali Sadikin , pengusul (saya lupa siapa ) > mengatakan bhwa orang ini "keras kepala " (disebutkan dalam bhs Belanda > Koopeged , malahan BK senang dan langsung meyetujuinya. > Dan ternyata sukses meletakan dasar pembangunan DKI > Kalau FOKE ..............capeee deh > > si Abah > > ------------------------------ > *From:* "suryadi_oe...@yahoo.com" <suryadi_oe...@yahoo.com> > *To:* iagi-net@iagi.or.id > *Sent:* Tuesday, March 20, 2012 12:15 PM > > *Subject:* Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 > > Kalau kita melihat sejarah, Jakarta ini hrs dipimpin oleh orang yg > "keras" seperti Ali Sadikin. Dari 6 orang calon yg ada, kelihatannya yg > memenuhi kriteria sejarah (keras) hanya Alex Nurdin. Dia sukses memimpin > Kabupaten Muba dan sukses juga sbg Gubernur Sumsel dg gaya kerasnya dia > memimpin. Kalau Foke sdh terbukti kegagalannya dia mengatasi banjir dan > kemacetan, kalau Joko Wi kelihatannya "alon-alon waton kelakon". Nah > tergantung kita, mau pilih siapa, mau yg pelan2 seperti Joko Wi atau yg > keras dan tegas seperti Alex Nurdin > > Salam, > SO > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *Jerry Sihombing <jerry.c.sihomb...@gmail.com> > *Date: *Mon, 19 Mar 2012 22:06:27 -0700 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 > > kata bung karno : "beri aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" > seorang presiden yang pengalaman memimpin negara saja punya pernyataan > seperti itu, > apalagi dua ya pemudanya, berilah kesempatan, jangan skeptis. > > _Jcs_ > hanya mencoba mendukung yang muda. > > On Mon, Mar 19, 2012 at 9:45 PM, <rahardjo...@yahoo.co.id> wrote: > > ** > Tapi ahok sdh berkiprah di DPR yg levelnya nasional lho mas Totok, bukan > sekedar DKI, > > RS npa 0848 > Sekedar urun rembug > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *Sudibyo HT <htsudi...@gmail.com> > *Date: *Tue, 20 Mar 2012 11:21:21 +0700 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 > > Belitung Timur bukan Jakarta,...Solo juga bukan Jakarta...Jadi, JokoWi dan > Ahok tidak bisa sekedar copy-paste apa yang telah sukses mereka kerjakan > untuk diterapkan di Jakarta. > > Tapi mereka PUNYA HATI,..mereka MUDA,BERPRESTASI,... > Lawan mereka hanya Foke,... > (hts) > > On Tue, Mar 20, 2012 at 11:05 AM, Jerry Sihombing < > jerry.c.sihomb...@gmail.com> wrote: > > Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos. > mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh, > sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha > didulukan > daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei" > susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang. > > jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng?? > > _Jcs_ > > On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com>wrote: > > ** > Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk > kesejahteraan rakyat. > Kagok kalau jadi gub dki saja. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *rahardjo...@yahoo.co.id > *Date: *Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000 > *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 > > So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... Setujukah? > RS > Npa 0848 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: *Alman <salmand...@gmail.com> > *Date: *Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *[iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2 > > Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini. > Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist? > Berikut sekilas tentang beliau > > > ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ > Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM > Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur > Tanggal lahir : 29 Juni 1966 > Agama : Kristen Protestan > Nama Istri : Veronica, ST > Nama anak pertama : Nicholas > Nama anak kedua : Nathania > Nama anak ketiga : Daud Albeenner > Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm) > Nama ibu : Buniarti Ningsih > *PERJALANAN AWAL* > Basuki T Purnama (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa > Laskar Pelangi, Belitung Timur. > Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta > dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi > Universitas Trisakti. > Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi > (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di > Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang > kontraktor pertambangan PT Timah. > Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal > ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena > untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga > dibutuhkan manajemen yang profesional. > Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen > keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat > gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) > membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu > perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik > sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin > konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk > berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya. > Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada > sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. > Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, > Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek > percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, > karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi > Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya > mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada > memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh. > Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh > seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai > pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan > memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini > diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya > suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan > Industri Air Kelik). > *KIPRAH POLITIK * > Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan > dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia > melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah > dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah > yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk > memperjuangkan nasib mereka. > Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang > dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika > seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 > ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk 2000 orang. Tetapi jika > uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD > yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur > saja mencapai 200 milyar di tahun 2005. > Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang > kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat > kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap > kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk > ke politik di tahun 2003. > Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia > Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia > mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat > terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak > memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten > Belitung Timur periode 2004-2009. > Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut > dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal > masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung > dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka > sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”. > Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang > mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di > tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan > melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang > juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. > Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan > kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu > tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 > persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal > Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah > kampung dari Yusril Ihza Mahendra. > Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang > mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu > singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, > sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke > pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya > sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama > menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan > lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya > pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian > ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan > masyarakat. > Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul > suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. > Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel > ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, > karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, > ia gagal menjadi Gubernur Babel. > Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski > awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di > Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan > memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor > urut menjadi suara terbanyak. > Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan > sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat > banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi > anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan > profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas > kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai > kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara > itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi > undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan > mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental > yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen > kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan > pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk > merebut kepemimpinan di daerah. > Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah > individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam > berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik > dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan > politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh > kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. > Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa > dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang > dalam politik. Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan > masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin > yang bersih, transparan, dan profesional. > Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari > 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh > Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan > yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan > Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan > bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, > ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat > pencitraan. > > sumber : ahok.org > > > > > > > >