2012/6/26 rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>

> aBAH
> Mengenai CBM Abah Yanto (handicap single) kluarnya pelan makanya rada pada
> mandek, ExxonMobil udah ninggalin blok yg di Kalimantan, issauenya "rate
> too small to be gas getter"
> Yah buntut2 nya ngga ekonomis kalee
>

Saya kira kalau kendala tidak dikembangkan karena keekonomian ini mungkin
soal skala (resources size) dan atau portofolio. Namun belum tentu tidak
potensial secara tehnis.
Kalau secara tehnis memang tidak memungkinkan, misal immature, atau non
source potential saya kira pantaslah untuk ditinggalkan. Tetapi, Saya yakin
keekonomian ini berawal dari split atau pembagian produksi yang semestinya
bukan sebuah harga mati tetapi sesuatu yang dapat "didiskusikan" atau
"negotiable".

Untuk negosiasi inilah diperlukan "knowlege" ata pengetahuan tentang barang
yang akan dijual-belikan. Tanpa mengetahui jenis dan karakteristik serta
kualitas barang yang dijual tentusaja susah untuk melakukan negosiasi.
Pemerintah (host country) juga operator perlu benar-benar mengetahui betapa
sulitnya mengeksplorasi dan memproduksi, tetapi juga harus tahu betapa
besarnya keuntungan bila project itu bisa di'material'kan. Dan harus
sama-sama untung (win-win).

Nah saya ngga tahu exit-nya EM ini karena hal apa ?
Belum tentu di tempat lain atau operator lain mengalami hal yang sama.

rdp

Kirim email ke