Para pembaca yang budiman,


Perkenankanlah saya mengirim hasil edit saya terbaru 'terpanjang'
yang saya rangkum dari 4 (empat penulis) yang mengulas tentang
pemahaman mereka akan  ajaran  agama mereka  masing-masing. 
Singkatnya, silahkan baca  dan  nilai  sendiri  KUALITAS TULISAN
PLUS IDE   masing-masing   penulis  dalam  memahami AJARAN
AGAMA  mereka   masing-masing. Selamat   membaca dan kalau 
bermanfaat, maka tolong diteruskan berita ini kepada teman-teman
dekat anda. Terima kasih (Editor - Yusuf L. Henuk).
 
[-------------------------(PENULIS UMAT  NON-ISLAM)---------------------]
From:      "Eskol-Net" <[EMAIL PROTECTED]>
To:          "e-Buletin Eskol-Net" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject:  [Eskol-Net]- Artikel Lepas : "Kristenisasi atau Mandat Penginjilan ?" 
Date sent: Tue, 1 Feb 2000 14:17:16 +0700
Send reply to:  [EMAIL PROTECTED]
> 
> "Kristenisasi atau Mandat Penginjilan ?"
> *********************************************
>    Oleh: Augustinus Simanjuntak, S.H
> 
> 
> Akhir-akhir  ini  isu  Kristenisasi  santer  dibicarakan,  khususnya di
> tengah-tengah saudara sebangsa kita yang tidak seiman. Beberapa 
> isu aktivitas   orang  Kristen  yang dicap sebagai upaya kristenisasi 
> antara lain; iming-iming pemberian harta benda, pembagian indomie, 
> atau sembako, dsb. Selain itu, aktivitas orang Kristen yang diisukan 
> sebagai upaya kristenisasi   ialah dalam  merehabilitasi orang-orang 
> yang kecanduan narkoba atau jenis peyakit lain, baik di rumah sakit 
> maupun di yayasan-yayasan Kristen. Isu  yang lebih parah lagi ialah, 
> mengkristenkan orang dengan cara mengawini orang yang  tidak se-
> iman, lalu   mengajaknya   masuk   Kristen. Mungkinkah  hal-hal ini 
> terjadi ?
> 
> Dari   istilah   yang   dipakai,   yaitu  "kristenisasi" bisa diartikan sbb:
> seseorang  menjadi   Kristen   (pengikut Yesus) terjadi karena upaya 
> manusia melalui   cara-cara   yang yang seolah-olah tidak benar atau 
> licik, dan siasat lain   yang   bersifat   negatip, serta  seolah-olah ada 
> target kuantitas yang ingin dicapai. Mungkinkah demikian?
> 
> Isu-isu seperti disebutkan di atas, sudah  sepatutnya  diluruskan oleh 
> umat Kristiani   di mana   pun  berada. Sebab   kalau tidak diluruskan, 
> tentu akan menimbulkan kecurigaan, bahkan kebencian dari umat ber-
> agama lain.  Hal   ini bisa   menimbulkan   suatu   dilema   bagi Umat 
> Kristiani, yaitu di saat ingin berbuat   baik  terhadap sesama manusia 
> sebagai perwujudan Kasih Tuhan di dunia   ini akan  dicurigai sebagai 
> upaya kristenisasi.
> 
> Namun sebelumnya perlu diketahui bagaimana Firman Allah menyikapi 
> isu kristenisasi ini. Ditinjau dari Firman Tuhan dalam  Alkitab, dapat  di-
> tarik kesimpulan  bahwa  sebenarnya upaya kristenisasi itu merupakan 
> hal yang tidak mungkin   terjadi.  Alkitab   berbicara   bahwa seseorang 
> menjadi Kristen BUKAN karena   upaya manusia, tetapi karena ALLAH 
> sendiri yang menjadikannya seperti itu.
> 
> - Efesus 2: 8-9:
> -------------------
> Sebab karena  kasih  karunia   kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan 
> hasil usahamu,   tetapi   pemberian  Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: 
> jangan ada orang yang memegahkan diri..."
> 
> - Yohanes 6: 44:
> -------------------
> Tuhan Yesus sendiri berkata: "Tidak ada seorang pun yang dapat datang
> kepadaKu,  jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku....."  Jelas 
> di sini, manusia mengikut Yesus bukan karena kehendak manusia tetapi 
> kehendak Allah Bapa.
> 
> - Yohanes 15:16:
> --------------------
> "Bukan kamu   yang   memilih Aku  (Yesus),  tetapi Akulah yang memilih 
> kamu ....."
> 
> Berdasarkan Firman Tuhan di atas sudah jelas bahwa Allah-lah yang mem-
> buat seseorang   menjadi   pengikut   Yesus.  Umat  Kristen diselamatkan 
> bukan karena perbuatan  manusia, melainkan  Allah-lah  yang memberikan 
> Anugerah Keselamatan itu  kepada  manusia  melalui Yesus Kristus, yang 
> telah mati di kayu salib dan bangkit  di hari yang ketiga untuk menyelamat-
> kan manusia dari hukuman maut. Sedangkan peranan orang Kristen hanya-
> lah sebagai alat untuk menyampaikan berita   suka   cita itu. Orang Kristen 
> hanyalah menyaksikan berita pengampunan dosa   itu (mandat penginjilan). 
> Markus 16: 15-16: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah  Injil  kepada se-
> gala mahluk.  Siapa yang percaya dan dibabtis  akan  diselamatkan,  tetapi 
> siapa yang tidak percaya akan dihukum." Injil, artinya kabar baik atau kabar 
> suka cita. Jadi, Injil bukan kabar paksaan atau bukan kabar iming-iming.
> 
> Oleh karena itu, segala bentuk iming-iming dan berbagai sumbangan, tidak
> mungkin membuat seseorang  menjadi orang beriman kepada Yesus. Iman
> kekristenan   tidaklah  sebatas   nilai   indomie  atau sembako, akan tetapi
> Anugerah Allah itu   tak   ternilai   harganya.   Lebih   jauh   lagi,   kalau isu
> kristenisasi itu dituduh dengan cara-cara picik,  menipu, atau   dengan cara
> mengecoh, dsb, itu tidak mungkin.  Sebab   Allah  tidak  pernah  kompromi 
> dengan dosa, sekecil   apa   pun dosa  itu. Kalau manusia mengkristenkan 
> seseorang dengan   upayanya  sendiri berarti ia telah mengambil alih tugas 
> Allah. Dan itu   tidak  mungkin. Memang  menjadi persoalan ketika terdapat 
> orang yang mengaku   Kristen  tetapi tidak mengaku Kristus sebagai Tuhan 
> dan Juru Selamatnya  dan  belum  mengikuti  tauladan Yesus, alias kristen-
> kristenan. Hal ini   tentu   menjadi  tantangan bagi kita semua (umat Tuhan) 
> yang telah menyadari Anugerah dan Kasih Allah dalam hidup kita.
> 
> Orang yang   tidak   merasa berdosa/tidak   merasa  butuh penebusan dosa 
> tidak mungkin mau menerima Yesus. Dalam  Lukas  5:32 dinyatakan: "Aku 
> (Yesus) datang bukan untuk memanggil orang  benar, tetapi  orang berdosa, 
> supaya mereka bertobat. Tetapi, orang yang   haus   akan   kebenaran, jiwa 
> yang haus akan kasih Tuhan akan diberi oleh Allah.  Orang  yang  mau  me-
> nerima Yesus dalam  hatinya/hidupnya, akan   mendapatkan   keselamatan 
> hidup kekal selama-lamanya. Itu adalah janji Allah kepada   manusia   yang 
> beriman kepadaNya.
> 
> Menyinggung  tentang rehabilitasi oleh umat Kristen terhadap orang-orang
> yang kecanduan narkoba atau jenis peyakit lain.  Pelayanan semacam ini
> tentu didasari  oleh suatu  keyakinan (iman) bahwa hanya Yesus-lah yang 
> mampu menyembuhkan   orang-orang  yang kecanduan  narkoba atau pe-
> candu ganja, dll. Memang  dukun bisa menyembuhkan beragam  penyakit, 
> tetapi perdukunan sangat bertentangan dengan ajaran kekristenan, karena 
> orang yang mengandalkan perdukunan  sama saja  menggantikan kedudu-
> kan  Allah dengan kekuatan setan/iblis. Itu berarti ia meng-illah-kan setan.
> 
> Tetapi Allah mempunyai janji kepada manusia, bahwa barang siapa yang
> percaya kepada Yesus ia  akan d isembuhkan, yang  diwujudkan dengan 
> doa yang sungguh-sungguh dihadapan Allah (dengan iman). Penyembuh-
> an dari Allah bukan sekedar   penyembuhan  jasmaniah, tetapi jauh lebih 
> dalam lagi ialah kesembuhan   hati   (rohaniah), yang  bisa   juga   diikuti 
> dengan kesembuhan jasmaniah. Penyembuhan  jiwa dijalani dengan per-
> tobatan, menerima Allah di dalam   hidupnya, yaitu melalui Tuhan Yesus 
> Kristus. Segala jenis penyakit adalah   salah   satu   akibat dosa. Akibat 
> dosa yang paling ekstrim ialah maut/kematian. Sehingga  dosa itu harus 
> dilepaskan terlebih dahulu. Jiwa yang  haus  itu harus diisi dengan Kasih 
> Yesus.  Dengan kata lain, "terimalah Yesus dalam  hidupmu, maka  jiwa-
> mu akan diselamatkan, dan   segala  penyakitmu akan disembuhkan, al: 
> sakit rohaniah (pemarah, pembohong, pemfitnah, hati dan   pikiran kotor, 
> dengki, iri hati, geram, dsb), dan sakit jasmaniah. Yesus sanggup meng-
> obatinya, asal engkau beriman kepadaNya".
> 
> Orang-orang  yang kecanduan narkoba atau penyakit  lain  banyak yang 
> tidak bisa  diobati   oleh manusia.  Padahal, mereka  membutuhkan  pe-
> nyembuhan. Mereka  membutuhkan  pelepasan  dari belenggu dosa, ter-
> masuk  belenggu  narkoba itu. Sedangkan  manusia  tidak  sanggup me-
> lepaskannya. Orang   Kristen   tidak sanggup  mengobatinya  tanpa per-
> tolongan Tuhan, sehingga   mereka   membutuhkan  pertolongan  kuasa 
> Tuhan melalui orang-orang Kristen,  yang  dipakai olehTuhan.  Tentu hal 
> ini tidak bisa dikatakan sebagai kristenisasi, karena  tetap   Allah   yang 
> bekerja, bukan upaya manusia.Untuk  membuktikan  bahwa kristenisasi
> itu tidak mungkin terjadi, bisa  dilakukan   dengan cara mengajukan per-
> tanyaan kepada mereka yang telahmenjadi pengikut Yesus, sbb: Meng-
> apa mereka menjadi  orang Kristen ?. Apakah mereka   menjadi   orang 
> Kristen karena diberi iming-iming  atau  karena diberi indomie ?. Apakah
> karena diberi uang?  Kalau jawabannya adalah: "kami Kristen karena di-
> beri sembako, karena diberi   uang   atau karena iming-iming yang  lain, 
> maka mereka   jelas   belum    bisa   dikatakan   sebagai orang Kristen 
> (pengikut Yesus).  Sebab,  motivasi  mereka masuk Kristen jelas salah.  
> Kalau mereka Kristenkarena uang atau sembako, maka hati mereka se-
> sungguhnya jauh dari Allah. Motifasi  mereka  hanyalah   harta  atau ke-
> senangan duniawi. Khusus  untuk isu  kristenisasi  dengan   mengawini 
> orang yang   tidak   seiman, merupakan     persoalan pembinaan   umat. 
> Cara seperti ini jelas sebagai kejahatan   di  hadapan  Allah.  Allah tidak 
> akan senang  dengan perbuatan licik  seperti itu. Perkawinan seperti itu 
> adalah perbuatan   keji   di hadapan Allah. Dalam Kitab 2 Korintus 6: 14 
> jelas dinyatakan sbb: "Janganlah  kamu  pasangan yang tidak seimbang 
> dengan orang-orang yang tak percaya. Bagaimanakah terang   bisa  ber-
> satu dengan gelap ? "Itulah  sedikit  uraian mengenai isu  kristenisasi itu.  
>
> Mudah-mudahan isu  kristenisasi  ini   tidak berkembang menjadi pemicu 
> disintegrasi bangsa.  Harapan  penulis  adalah, hendaklah  kita lebih bijak-
> sana  dalam segalaaktivitas pelayanan kita dengan meminimalisasi faktor-
> faktor  pemicu kecurigaan umat  beragama lain, khususnya  dalam  mem-
> beritakan kabar   suka cita  itu.  Misalnya; tulisan-tulisan terbuka (terbaca 
> oleh umum)  mengenai target-target  penginjilan, yang  sekiranya kalau di-
> baca oleh umat beragama  lain   tidak  menimbulkan  kecurigaan.  Biarlah  
> Rencana  Tuhan  yang jadi, bukan rencana  manusia. Biarlah target  Allah  
> yang  jadi, bukan  target manusia.                                             
>
> Semoga Tuhan Yesus menolong kita. Amin. 
*****************************************************

[--------------------------------(PENULIS KYAI  ISLAM)---------------------------]
Date sent:     Thu, 27 Jan 2000 18:45:55 +1100 (EST)
Send reply to: [EMAIL PROTECTED]
From:   =?iso-8859-1?q?Kyai=20Soleh?= <[EMAIL PROTECTED]>
To:       Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Fw: [Sabil] Hot News: Rapat Akbar untuk
                                                   Muslim Maluku

> Teman-teman,
> 
> Susah ya kalau setiap teman Muslim kita berpendapat
> seperti ini,  dunia   ini  nggak akan tenang.  Selalu ada
> kebencian ,  sirik   dll   yang   bukan tujuan utama kita
> beragama. 
> 
> Kita sebagai  orang Muslim   sepertinya nggak adil, kita
> merasa yang  paling benar  dan   menganggap   mereka 
> yang bukan  Muslim sebagai orang di bawah kita.  Saya 
> sangat sedih dan kecewa dengan sikap-sikap seperti itu.  
> Saya telah   bertahun-tahun   berusaha  membangun ke-
> rukunan hidup   beragama.  Hidup  sehari-hari tanpa me-
> mandang, anda beragama apa sih ... dll ... Tapi akhirnya 
> malah seperti   ini.  Banyak   yang   mengatas namakan 
> AGAMA untuk kepentingan pribadi, karena  kita merasa 
> bahwa mereka yang  bukan Muslim selalu ada di bawah 
> kita.
> 
> Mereka memang kafir (menurut agama kita), tapi  banyak
> justru perbuatan mereka yang jauh  lebih   baik  dari  kita.  
> Mereka   selalu   membantu     kita   tanpa    memikirkan
> agama apa kita ini, tapi   kita   selalu   hanya  membantu
> sesama kita yang beragama ISLAM saja. Kita sudah jauh
> sekali dari norma-norma KEISLAMAN ...  
> 
> Kalau semuanya berjalan seperti yang sekarang ini, gimana
> citra ISLAM nanti?  Apa dalam sejarah akan tertulis: "Masa-
> lah mengenai orang-orang ISLAM   yang dibantai di Ambon 
> sudah dibalaskan dengan   kekuatan Islam yang ampuh ...
> banyak orang-orang kafir yang  telah   dihabisin   nyawanya. 
> Hidup ISLAM!!!"
> 
> Lebih   baik   kalau   tertulis: "Kerendahhatian   dan  keramah-
> tamahan orang ISLAM di Indonesia telah berhasil menyelesai-
> kan kerusuhan yang berbau agama". 
> 
> Saya   membaca sebuah buku, lupa namanya, yang berisikan
> doa-doa orang-orang Kristen, yang membuat saya jadi merasa
> makin sedih. Dalam doa itu ada   kalimat: " ... ampunilah kami 
> seperti kami mengampuni   yang   bersalah   kepada   kami ...
> bebaskanlah kami dari perbuatan jahat ...". 
> 
> Salam PERDAMAIAN,
> 
> KS.
> 
> [------------------(PENULIS UMAT ISLAM (1)-----------------]
> --- Andi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Sdr. ARCADIA yg baik,
> > Anda kok  bingung dengan sebutan orang kafir, sih?
> > Itu kan  cuma sebutan umat  Islam bagi orang yang 
> > tidak  mau   menganut   agama   Islam.   Dari sudut 
> > pandang  agama Islam, orang yg demikian memang 
> > disebut orang   kafir.  Artinya   apakah  ia beragama 
> > Kristen, Hindu, Budha   atau   lainnya, ia   termasuk 
> > orang kafir  bagi umat Islam. Memang banyak orang 
> > tidak   merasa   nyaman   dibilang  kafir,  sepertinya
> > konotasinya buruk sekali. Makanya dalam hubungan 
> > antar umat  beragama   tidak   dianjurkan  menyebut
> > seseorang kafir, takut menyinggung perasaan.
> > 
> > Tapi anda perlu  ingat  juga kalau Islam mengajarkan
> > untuk menghormati hak  mereka  yg  disebut kafir itu 
> > untuk menganut keyakinannya   itu.  Sekarang kalau 
> > umat Islam diserang  oleh  kaum  non-Islam (dengan
> > sendirinya kafir), tentu  sah bila umat Islam melawan. 
> > Namun memang   kembali   lagi,  tidak  semua orang 
> > non-Islam melakukan   tindakan   demikian. Untuk yg
> > begini tentu suatu  kesalahan bila diperangi juga. Kita 
> > tidak boleh menyamaratakan orang, toh buktinya kita 
> > bisa hidup berdampingan secara damai selama ini.
> > 
> > Memang saya dengar awal pertikaian di Maluku bukan
> > langsung urusan agama, tapi faktanya sekarang sudah
> > demikian. Saya   pikir   kalau   semua  pihak menahan 
> > diri dan kembali   kepada   sikap   saling  menghormati
> > keadaan akan jauh lebih baik. Walau saya akui kondisi 
> > di sana nampaknya sudah sangat  parah  dan  berlarut-
> > larut dalam dendam.
> > 
> > Masalahnya kini umat Islam di sana dibantai. Saya  se-
> > tuju bila   umat    Islam   membantu  saudaranya  mem-
> > pertahankan diri di Maluku, tapi saya   tidak setuju  bila
> > sampai terjadi tindakan di luar   batas mempertahankan 
> > diri. Misalnya  tindakan  membakar gereja   karena  mem-
> > balas mesjid yg terbakar, saya pikir itu  melampaui batas 
> > dan salah. Toh   Rasulullah   Muhammad  SAW memberi
> > contoh  dengan memaafkan orang yang pernah akan mem-
> > bunuhnya padahal kalau beliau  mau dengan mudah orang 
> > itu dapat dibunuhnya. Meski  demikian   di  medan perang 
> > ketika umat Islam diserang, tidak   ada   keraguan   untuk
> > melawan. Itu pun  ketika musuh  (kaum kafir) menyerah ia
> > tidak boleh disakiti.
> > 
> > Makanya saya mengimbau, bagi umat Islam untuk tidak
> > melupakan apa yg sudah  dicontohkan   Rasulullah   itu.
> > Jangan sampai terjadi   pengganyangan  orang  kafir  yg 
> > tidak ikut memerangi umat Islam. Ingatlah  bahwa Islam 
> > adalah agama yang  rahmatan   lil   alamin, rahmat bagi 
> > alam semesta.
> > 
> > Bagi rekan-rekan   sesama  muslim, selamat hari raya Idul
> > Fitri. Bagi semua rekan INDOZ Net, saya mohon maaf lahir
> > dan batin bila ada  kesalahan saya dalam mengungkapkan
> > pendapat di media mailis ini, yang  mungkin disengaja mau-
> > pun tidak disengaja, tidak berkenan di hati saudara  semua.
> > Minal Aidin wal Faidzin...

[Salam, Muhammad Priandi]

[-----------------------(PENULIS UMAT ISLAM (2)---------------]
Date sent:      Tue, 1 Feb 2000 13:31:42 +1100 (EST)
Send reply to:  [EMAIL PROTECTED]
From:           "Nasrullah Idris" <[EMAIL PROTECTED]>
To:             Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
Subject:      Re: UNAIR: Ham Universal tentang Kebebesan untuk 
memeluk agama

> From: W P <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Tuesday, February 01, 2000 05:13
> Subject: Re: UNAIR: Ham Universal tentang Kebebesan untuk 
memeluk agama
> 
> <Delete>
> =====================
> Kita harus mencermati terhadap kemungkinan pemanfaatan
> "HAM  Universal  Bagi   kebebasan untuk memeluk agama"
>  justru  sebagai memperbesar keleluasaan dan   kebebasan   
> dalam penyebaran agamanya dalam bentuk modus penjeba-
> kan.
> 
> Marilah kita buat ilustrasi imajinasi. Misalkan begini : A  adalah
> seorang    penganut   Non  Islam yang di negaranya (kita sebut
> saja C) adalah sangat mayoritas. Sedangkan  B  adalah   peng-
> anut Agama Islam  yang di negaranya (kita sebut saja  dengan
> Negara D) adalah sangat mayoritas. Baik A maupun B   adalah  
> tokoh   nasional    di   negaranya   masing-masing.  Bedanya :
> Mayoritas  ummat non Islam  di   negara  C adalah orang kaya
> raya. Sedangkan  mayoritas  ummat  Islam di negara D adalah
> fakir miskin.
> 
> Si A   tahu   serta  sadar betul akan perbedaan peta sosial di
> bidang finansial  tersebut. Ia pun bisa memperkirakan secara
> kasar  tentang berapa persen dari ummat Islam dari kalangan
> fakir miskin di negara D yang pengetahuan agamanya sangat  
> minum serta   sering   meninggalkan  kewajiban menjalankan
> perintah agamanya.
> 
> Sebaliknya Si A  mempunyai  data bahwa   mayoritas ummat
> Non   Islam   di   negaranya    sudah  bersikap cuek terhadap
> agamanya. Malah  sangat   banyak   di   antaranya     dengan
> kesadaran   sendiri   seperti   sudah  siap untuk berpindah  ke 
> agama   Islam.  Inilah   yang    menjadi    kekhawatiran si   A.
> Malah   ia   memperkirakan   bahwa   tidak   mustahil  ummat
> Islam di  negaranya   akan   berbalik, dari   minoritas menjadi 
> mayoritas. Sementara   ia   tidak  bisa  mencegahnya melalui
> modus apa  pun. Apalagi dikaitkan dengan HAM.
> 
> Dengan data base yang si A miliki  tentang  struktur sosial di
> negara D, yang  diperoleh berdasarkan hasil  studi  kelayakan
> tim yang dilakukan sebelumnya,   maka   ia   berusaha  untuk
> mempertahanklan eksistensi agama yang dianutnya  di  muka 
> bumi ini. Maksudnya begini :   biarlah  di   negaranya akhirnya  
> berubah   menjadi  mayoritas Islam. Tetapi sebagai gantinya ia
> akan   berusaha   untuk    menjadikan   negara     D    menjadi 
> mayoritas agama yang dianutnya.
> 
> Selanjutnya A bersama tim melakukan melakukan penyebaran
> agama.  Antara   lain   dengan mendatangi  rumah ke rumah di
> negara D. Caranya  antara   lain   sambil   membawa makanan,
> pengobatan,   dan    pakaian.   Terkadang   dikatakan   kepada
> aundens bahwa  barang-barang   itu   hasil   dari    doa  ummat
> agamanya. Pokoknya   berbagai   modus   dilakukan untuk me-
> narik   ummat   Islam  di negara D untuk   berpindah    menjadi  
> penganut  agama   non   Islam.   Segmen    ummat Islam yang
> didatangi pun dilakukan  secara   selektif.   Yaitu  mereka yang
> termasuk   katagori     fakir   miskin   serta  diduga sering tidak
> menjalankan kewajiban, seperti    sholat.   Sedangkan    rumah
> ummat Islam yang taat tentu tidak akan  datangi. Karena  jelas 
> diperkirakan tidak akan berhasil.
>
> Sementara    si    A   memperkirakan  bahwa  si B selaku  tokoh
> agama Islam di negara D  tidak  akan    melakukan   penyebaran
> agama di luar negeri  dengan cara yang ia lakukannya di  negara
> D. Di samping itu  bukanlah metode yang sesuai dengan Agama
> Agama   Islam,  juga   A tidak   mempunyai    biaya cukup untuk
> membuat tim seperti    yang     ia     lakukan.  Maklumlah,  GNP
> negara D sangat rendah.
> 
> Coba renungkan, apa  yang  akan terjadi dari bila masalah HAM
> seperti itu tidak disikapi secara  cermat?  Khususnya  di negara
> yang mayoritasnya  adalah penganut agama Islam.

 [Salam, Nasrullah Idris]

Kirim email ke