www.nizami.org
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” [Al Isroo’:1]


Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan pengalamannya
pergi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian
ke langit ke 7 hingga Sidratul Muntaha dalam waktu
semalam, maka orang-orang kafir Quraisy
mentertawakannya, sementara banyak orang yang telah
masuk Islam, akhirnya murtad kembali karena tidak
percaya akan Israa’ dan Mi’raj.


 

Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan pengalamannya
pergi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian
ke langit ke 7 hingga Sidratul Muntaha dalam waktu
semalam, maka orang-orang kafir Quraisy
mentertawakannya, sementara banyak orang yang telah
masuk Islam, akhirnya murtad kembali karena tidak
percaya akan Israa’ dan Mi’raj.


Abu Bakar ra, ketika ditanyakan apakah dia mempercayai
Israa’ Mi’raj Nabi Muhammad, dengan penuh keyakinan
berkata, “Jika yang berkata demikian itu adalah
Muhammad bin Abdullah, maka yang lebih aneh dari itu
pun aku percaya, karena sesungguhnya Muhammad itu
tidak pernah berbohong.” Meski Nabi Muhammad SAW tidak
pernah berbohong sehingga sampai dijuluki Al Amin
(Yang Terpercaya) oleh orang Quraisy Mekkah, tapi
hanya sedikit Muslim sajalah yang beriman akan cerita
Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar adalah salah satu dari
sedikit orang itu yang dengan tegas menyatakan
keyakinannya, sehingga beliau dijuluki Ash Shiddiq.


Hingga sekarangpun banyak Muslim yang masih ragu akan
kebenaran Israa’ dan Mi’raj, meski itu nyata tertuang
dalam Al Qur’an dan juga hadits Nabi yang shahih.
Bagaimana mungkin orang bisa pergi dari Mekkah hingga
Yerusalem, kemudian ke langit ke 7 dan kembali lagi
dalam semalam? Itu tidak rasional, begitu pendapat
mereka. Ada juga yang berpendapat apa yang dialami
Nabi tidak lebih dari mimpi (perjalanan rohani)
belaka.


Padahal jika hanya mimpi, itu bukan mu’jizat Allah!
Kita semua bisa mimpi pergi ke negeri asing, ke bulan,
bahkan ke langit dalam sekejap. Selain itu, tak
mungkin terjadi kegemparan yang demikian heboh,
sehingga orang-orang kafir pada tertawa, orang-orang

Islam yang imannya pas-pasan murtad kembali, dan Abu
Bakar sampai digelari Ash Shiddiq.


Jika itu dikatakan tidak masuk akal juga keliru. Di
zaman baheula, di mana belum ada pesawat terbang atau
pesawat ruang angkasa seperti space shuttle, mungkin
pendapat itu masih wajar.


Tapi di zaman sekarang ini, perjalanan sejauh itu
dalam waktu sedemikian singkat, seharusnya sudah mulai
masuk di akal kita. Dulu orang menganggap perjalanan
dari Mekkah ke Yerusalem dalam semalam mustahil. Itu
wajar, karena mereka masih naik onta yang kecepatannya
tak lebih dari 60 km per jam. Tapi sekarang dengan
pesawat tempur yang canggih (contohnya pesawat SR-71
Blackbird) yang kecepatannya sampai mach 3 (3 kali
kecepatan suara atau sekitar 3000 km per jam), maka
perjalanan itu bisa di tempuh dalam waktu kurang dari
4 jam dengan teknologi manusia pada zaman ini! Bahkan
manusia telah mampu menciptakan roket yang bisa melaju
hingga lebih dari 40 ribu kilometer per jam. Artinya
dalam waktu kurang dari satu jam, bumi sudah selesai
dikitari!


Teknologi telpon, memungkinkan suara seseorang bisa
diterima hampir seketika meski jaraknya sampai 20 ribu
kilometer (misalnya dari Hawaii ke Eropa), walaupun
kecepatan suara itu cuma sekitar 1000 kilometer per
jam. Menurut nalar manusia primitif, seharusnya
suaranya tertunda hingga 20 jam. Teknologi manusia
memungkinkan hal itu terjadi.


Sekarang kita bisa mengirim e-mail atau berita dengan
sekejap meski jaraknya puluhan ribu kilometer. Di
zaman kuno, hal itu tidak mungkin. Begitu pikiran
orang-orang yang kuno.


Di zaman yang akan datang, teknologi  manusia akan
terus berkembang dan berkembang, sehingga kecepatan
pesawat akhirnya bisa mendekati kecepatan cahaya.


Nah yang saya sebut di atas adalah contoh dari
teknologi buatan MANUSIA. Bagaimana dengan teknologi
ciptaan Allah? Lebih jelek atau lebih baik dari buatan
makhluknya? Jika akal kita masih sehat, tentulah kita
akan mengakui bahwa Allah Maha Kuasa tentu akan jauh
lebih hebat kemampuannya ketimbang manusia yang cuma
makhluk ciptaannya..


Manusia hanya bisa membuat dari bahan yang sudah
diciptakan oleh Allah SWT, sementara Allah mampu
menciptakan sesuatu dari ketidak-adaan. Jika manusia
bisa membuat logam mati yang tidak bergerak menjadi
pesawat yang berkecepatan tinggi hingga beberapa kali
kecepatan suara, bukankah Allah SWT yang telah
menciptakan cahaya dengan kecepatan 300 ribu kilometer
per DETIK lebih mampu lagi menciptakan kendaraan atau
makhluk yang jauh lebih cepat dari cahaya?


Ada satu cerita. Konon ada seekor semut yang hinggap
di kopiah seorang haji. Pak Haji ini, kemudian pergi
dari Surabaya ke Banjarmasin pada pagi hari, kemudian
kembali lagi pada sore hari. Ketika semut itu berkata,
bahwa dia telah pergi ke Banjarmasin pada pagi hari,
kemudian kembali lagi pada sore hari, maka
teman-temannya tidak percaya. “Tidak mungkin!”
Demikian kata teman-temannya. Surabaya dan Banjarmasin
itukan jaraknya lebih dari 1000 km dan terpisah laut
yang luas, bagaimana mungkin kamu pulang pergi ke sana
cuma dalam sehari?”


Begitulah pikiran semut. Jika semut itu yang pergi
sendiri, itu memang tidak mungkin. Tapi kalau semut
itu menumpang pada teknologi manusia, bukankah hal itu
jadi mungkin? 


Demikian pula Nabi Muhammad SAW. Jika Nabi Muhammad
SAW pergi sendiri, tentulah tak akan bisa melakukannya
dalam semalam, meski hanya pergi ke Yerusalem. Tapi
karena Allah SWT yang menyediakan kendaraannya serta
memperjalankan Nabi, maka hal itu mungkin saja, karena
Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Allah SWT
adalah pencipta segalanya, termasuk ruang dan waktu.


Menurut pikiran manusia (yang cuma makhluk ciptaan
Allah SWT), hal itu mungkin tidak mungkin (terutama
bagi orang yang imannya berada “di bawah garis
kemiskinan”:), tapi kalau bagi Allah SWT, itu adalah
hal yang mudah sekali.


Sesungguhnya, perjalanan melintas penjuru langit dan
bumi itu dapat dilakukan oleh manusia (meski tidak
sehebat Israa’ Mi’raj). Allah SWT telah menyatakan hal
ini bahwa jin dan manusia bisa melakukan itu jika
mereka memakai kekuatan (power):


“Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan
dengan kekuatan.” [Ar Rahman:33]


Sekarang manusia telah menciptakan berbagai pesawat
dari yang kekuatannya ribuan tenaga kuda (HP), hingga
jutaan tenaga kuda (bahkan lebih di masa depan nanti).

Semakin modern kita, di mana terjadi banyak penemuan
kendaraan-kendaraan yang berkecepatan makin lama makin
tinggi, seharusnya perjalanan seperti Israa’ Mi’raj
itu akan makin mudah diterima. Jika ada yang
menganggap tidak masuk akal, tentu pikirannya tidak
berbeda jauh dengan pikiran primitif orang-orang kafir
Quraisy macam Abu Jahal dan Abu Lahab yang tinggal di
zaman baheula.


Berikut adalah hadits Nabi Muhammad SAW tentang Israa’
Mi’raj:


Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari
Anas Ibnu Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Didatangkan untukku Buraq yang merupakan hewan putih,

panjangnya diatas himar dan dibawah bagal, kukunya
berada di akhir ujungnya. Beliau bersabda, `Aku segera
menunggainya hingga tiba di Baitul Maqdis.' Beliau
bersabda, `Lalu ia mengikatnya dengan tali (rantai)
yang biasa dipakai oleh para nabi untuk mengikat.'

Beliau melanjutkan, `Kemudian aku memasuki masjid
(Baitul Maqdis) dan mendirikan shalat dua rakaat.

Setelah itu, aku keluar. Lalu Malaikat Jibril a.s.
mendatangiku dan menyodorkan dua buah gelas yang satu
berisi khamar dan lainnya berisi susu. Aku memilih
gelas yang berisi susu dan Jibril a.s. berkata,
`Engkau telah memilih kesucian.'


Kemudian ia naik bersamaku ke langit yang pertama.
Jibril meminta dibukakan pintu. Lalu (malaikat penjaga
langit pertama) bertanya, `Siapakah kamu.' Jibril a.s.
menjawab, `Jibril.' Kemudian ia ditanya lagi,
`Siapakah yang besertamu?' Jibril a.s. menjawab,
`Muhammad.' Malaikat itu bertanya, `Apakah kamu
diutus?'

Jibril menjawab, `Ya, aku diutus.' Lalu pintu langit
dibukakan untuk kami. Ternyata aku bertemu dengan Nabi
Adam a.s. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan
kebaikan.


Setelah itu Jibril a.s. naik bersamaku kelangit yang
kedua dan meminta dibukakan pintu. Lalu pintu langit
kedua dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan
dua putra paman Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria
a.s., keduanya menyambutku dan mendoakanku dengan
kebaikan.


Lalu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang ketiga
dan meminta dibukakan pintu langit ketiga. Lalu pintu
langit ketiga dibukakan untuk kami. Di sana aku
bertemu dengan Yusuf a.s. yang telah dianugerahi
sebagian nikmat ketampanan. Ia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan.


Kemudian Jibril a.s. naik bersamaku kelangit keempat
dan meminta dibukakan pintu langit keempat. Lalu pintu
langit keempat dibukakan untuk kami. Di sana aku
bertemu dengan Idris a.s. yang menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, `Dan
Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.'


Setelah itu Jibril a.s. kembali naik bersamaku
kelangit yang kelima dan meminta dibukakan pintu
langit kelima. Lalu ia membukakan pintu langit yang
kelima untuk kami, Di sana aku bertemu dengan Harun
a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.


Malaikat Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit
yang keenam dan meminta dibukakan pintu untuk kami.
Lalu ia membukakan pintu keenam untuk kami. Di sana
aku bertemu dengan Musa a.s. yang menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan.


Lalu Jibril a.s. naik lagi bersamaku ke langit yang
ketujuh dan meminta dibukakan pintu langit ketujuh.
Kemudian malaikat penjaga pintu langit ketujuh
membukakan pintu untuk kami. Di sana aku bertemu
dengan Ibrahim a.s. yang menyandarkan punggungnya ke

Baitul Ma'mur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh
puluh ribu malaikat dan tidak kembali kepadanya
–sebelum menyelesaikan urusannya.


Setelah itu, ia pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha.
Ternyata, daun-daunnya sebesar kuping gajah dan
buah-buahannya menyerupai buah anggur. Begitu perintah
Allah SWT menyelubunginya dan menyelubungi apa-apa
yang akan diselubungi, ia segera berubah. Tidak ada
seorang makhluk Allah pun yang mampu menyifati
keindahan dan keelokannya. 


Lalu Allah Maha Agung mewahyukan apa-apa yang akan
diwahyukan-Nya kepadaku dan mewajibkanku untuk
mendirikan shalat lima puluh kali setiap hari sehari
semalam. Setelah itu, aku turun menemui Musa a.s.. 

Ia bertanya kepadaku, `Apakah gerangan yang telah
diwajibkan Allah SWT atas umatmu.' Aku menjawab,
'Mendirikan shalat sebanyak lima puluh kali.' Kemudian
ia berkata, `Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah
kepada-Nya keringanan. Sesungguhnya umatmu tidak
memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Sesungguhnya
aku telah berpengalaman mencobanya kepada Bani
Israel.' Beliau melanjutkan sabdanya, `Kemudian aku
kembali kepada Rabb-ku dan memohon, `Wahai Rabb,
berikanlah keringan untuk umatku.' Dan Ia mengurangi
menjadi lima kali.


Setelah itu, aku kembali menemui Musa a.s. dan
kukatakan kepadanya, `Ia telah mengurangi menjadi lima
kali.' Namun Musa a.s. kembali berkata, `Sesungguhnya
umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal
itu. Karena itu kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah
keringanan.' Lalu aku bolak-balik bertemu antara
Rabb-ku Yang Maha Tinggi dengan Musa a.s.. Lalu Dia
berfirman, `Wahai Muhammad, sesungguhnya kelima shalat
itu dilaksanakan setiap sehari semalam. Setiap shalat
dihitung sepuluh yang berarti berjumlah lima puluh
shalat. 


Barang siapa yang ingin melakukan suatu kebaikan
kemudian tidak melaksanakannya, maka Ku-tuliskan
untuknya satu kebaikan. Dan jika ia mengerjakannya,
maka Ku-tuliskan untuknya sepuluh kebaikan.

Barangsiapa ingin melakukan kejelekan kemudian tidak
melakukannya, maka Aku tidak menulis apa-apa padanya.
Dan jika ia mengerjakannya, maka Aku menuliskannya
satu kejelekan.' Beliau kembali melanjutkan sabdanya,

`Lalu aku turun hingga sampai kepada Musa a.s. dan
memberitahukan hal tersebut. Musa a.s. berkata,
`Kembalilah kepada Rabb-mu dan memohonlah keringanan.'

Saat itu Rasulullah saw. bersabda, `Aku katakan
kepadanya, `Aku telah berulang kali kembali kepada
Rabb-ku hingga aku merasa malu kepada-Nya.'"


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke