Catatan La Luta:
"Pasca Kenaikan harga BBM di Indonesia menjadikan terpuruknya kondisi hidup rakyat miskin. Bahkan akibat naiknya harga SEMBAKO, biaya transportasi dll telah menghasilkan penderitaan gizi buruk bagi BALITA. Juga akibat membengkaknya  pengangguran karena PHK di sektor pabrik, Nelayan, perkebunan dan pertanian telah menghasilkan prioritas kebijakan pemerintah SBY-KALLA untuk menaikkan gaji dan Fasilitas anggota DPR karena kebijakan sementaranya dengan bantuan langsung tunai (BLT) kompensasi kenaikan BBM kepada keluarga miskin (gakin) hanyalah dijadikan pajangan anjang etalase konsumsi kapitalis pinggiran! "
 
...."Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang seharusnya wajib mengentaskan kalangan miskin dari keterpurukan?..." selanjutnya lihat informasi "Si Miskin Makin Miskin, Tanya Kenapa.." (Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0512/17/sh04.html)
 
Juga kulampirkan karya ekspresi diri dari Fadjar Sitepu,  yang saát ini sedang berkunjung ke Belanda dengan karya puisinya berjudul "Busung Lapar Bayi Indonesia".
 
 
La Luta Continua!
 
***
Busung Lapar Bayi Indonesia
 
si bayi memandang kosong
mengulum tetek ibu
didada kurus kering bagai tengkorak hidup
sehari makan serbuk kelapa
kering lantang tanpa santan
yasmin Sofia hanya satu
dari bayi di seluruh Indonesia
yang di renggut hak haknya
di Indonesia merdeka
selagi si penguasa dengan DPR nya
sekeluarga hidup mewah ber foya foya
 
Fadjar Sitepu
Amsterdam, 18 desember 2005
 
-------------------------------------------------------------------
 
 
 
Si Miskin Makin Miskin, Tanya Kenapa 


Oleh
Wahyu Dramastuti/ Didit Ernanto

JAKARTA—Bicara soal kelaparan tak perlu jauh-jauh ke Kabupaten Yahukimo, Papua, yang sejak November 2005 sudah 57 warganya meninggal dan 112 sakit. Sebab, di Kota Yogyakarta saja, yang jauhnya dapat dijangkau dengan kendaraan bajaj dari Jakarta, masih ada anak manusia yang nasibnya hampir serupa dengan di Papua di ujung sana.
Yasmin Sofia yang masih bayi, misalnya, menderita gizi buruk sehingga dirawat di RSUD Wirosaban, Yogyakarta sejak Jumat (1/12). Ketika masuk rumah sakit, standar deviasi kesehatan Yasmin kurang dari minus 2, yang berarti kondisi kesehatannya di bawah standar gizi layak Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Sebelumnya, Juni lalu, RSUD Wirosaban juga merawat lima anak balita yang mengalami gangguan gizi buruk. Salah satu diantaranya positif busung lapar. Dalam kasus ini, faktor kemiskinan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi munculnya masalah gizi buruk.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X merasa yakin penderita gizi buruk di wilayahnya lebih banyak dibandingkan dengan data yang masuk (tahun 2005 penderita gizi buruk di DIY mencapai 1.632 balita).
“Boleh jadi, orang tua si penderita gizi buruk hanya membawa seorang anaknya ke rumah sakit atau puskesmas, padahal dua anaknya yang tidak sakit parah juga menderita gizi buruk,” katanya.

Padahal, Yasmin Sofia dan “kawan-kawan” adalah “produk” sebelum harga bahan bakar minyak (BBM) naik mulai 1 Oktober 2005. Lantas, bagaimana dengan anak dari kalangan miskin yang lahir pasca-melonjaknya harga BBM? Apa hubungannya busung lapar dengan harga BBM? Bingung kan, kalau ada pertanyaan semacam ini.
Coba saja lihat potret buram para buruh. Di Bandung, ada Bambang Prasetya.
 
Setelah lebaran lalu, ia menjadi tukang ojek di sekitar Ujung Berung, akibat di-PHK dari pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung. Di pabrik itu, bapak dua anak ini bekerja di bagian spinning hampir lima tahun dengan penghasilan kotor Rp 750.000 setiap bulan.
Nama Bambang masuk dalam daftar sekitar 50 buruh yang di-PHK, setelah pabriknya tak mampu mengejar biaya produksi akibat harga BBM naik drastis. Lantas, Bambang pun mencari akal, uang pesangon dibelikan sepeda motor milik temannya. Tapi ternyata, penghasilan tukang ojek tidak tentu, setiap hari paling banyak Rp 20.000-Rp 30.000.
Berapa banyak buruh yang di-PHK pasca-kenaikan harga BBM? Di Jawa Barat saja, menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar, Iwan D. Hanafi, dalam satu tahun ini sedikitnya 100.000 buruh kehilangan pekerjaan. Iwan bahkan memprediksi buruh yang di-PHK tahun depan semakin banyak, dan memastikan 20-30 persen perusahaan di Jabar gulung tikar jika kondisi usaha masih seperti sekarang.
Di Jawa Tengah, puluhan perusahaan telah mem-PHK secara massal, sebagai bagian dari efisiensi perusahaan untuk menekan biaya produksi sejak kenaikan harga BBM. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah, Srimoyo Tamtomo, sudah ada 21 perusahaan yang melakukan PHK terhadap 7.724 buruh, dan hingga akhir Desember nanti diperkirakan ada 15.000 buruh yang terkena PHK.
Belum lagi soal nelayan yang kini beralih profesi menjadi tukang becak karena tak mampu membeli BBM untuk melaut. Itulah yang juga terjadi di Banten. Padahal, di Banten daerah bebas becak semakin meluas. Begitu juga di pantai utara, setelah 1 Oktober sekitar 20.000 kapal dari 60.000 kapal nelayan menambatkan perahu di pantai. Ini berarti, jumlah pengangguran kian meningkat. Ini berarti pula, angka kemiskinan akan melonjak.

Masih Juga Dikorupsi
Masih ingat, kasus pembagian bantuan langsung tunai (BLT) kompensasi kenaikan BBM kepada keluarga miskin (gakin), yang sangat kisruh itu. Hanya demi Rp 300.000 seorang bapak tua yang sedang sakit memaksakan diri ikut antre BLT di kantor pos dengan dipapah anaknya. Keluar dari kantor pos, ia tak kuat lagi dan jatuh pingsan.
Kasus lainnya, enam lelaki sekitar umur 70 tahun meninggal ketika sedang antre BLT. Anehnya, dalam situasi seperti ini masih ada juga orang yang tega memotong BLT. Di Desa Warugede, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, BLT dipotong langsung oleh petugas RT sebesar Rp 100.000-Rp 200.000 per keluarga.
Pemotongan dilakukan terang-terangan. Setelah menerima uang, mereka dicegat oleh petugas RT yang berdiri di depan pintu Balai Desa Warugede. Katanya, uang itu akan disetorkan kepada ketua RT, untuk dibagikan kepada warga miskin yang tidak mendapat jatah BLT. Apakah ini cuma akal-akalan? Aha, untuk yang satu ini, orang Indonesia memang lihai.
Kembali lagi ke soal Yasmin Sofia, bayi penderita gizi buruk itu. Akankah masa depannya berubah jadi cerah? Sulit rasanya. Karena proses pembentukan jaringan biologis maupun psikologis sudah dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Apalagi, jika orang tuanya tidak mengerti tentang pentingnya arti pendidikan dan kesehatan.
Kemudian muncul pertanyaan, siapa yang seharusnya wajib mengentaskan kalangan miskin dari keterpurukan? Jawabannya, tentu pihak eksekutif dan legislatif. Tapi nyatanya, para pejabat tinggi negara dan para wakil rakyat lebih asyik dengan diri mereka sendiri.
Buktinya, mereka rame-rame naik gaji. Mulai Januari 2006 gaji presiden dan wakil presiden naik rata-rata lima persen. Gaji pokok presiden selama ini Rp 30,24 juta per bulan dan gaji pokok wakil presiden Rp 20,16 juta. Nah, anggota DPR juga tak mau kalah, mereka kini memperolah tunjangan komunikasi dengan konstituen partai sebesar Rp 10 juta per bulan.
Padahal, fasilitas anggota DPR periode 2004-2009 berupa gaji pokok Rp 4.200.000/bulan, tunjangan jabatan Rp 9.700.000/bulan, uang paket Rp 2 juta/bulan, beras Rp 30.090/jiwa/bulan. Masih ditambah tunjangan untuk keluarga, penerimaan lain-lain, biaya perjalanan, rumah jabatan, perawatan kesehatan dan uang duka, serta uang pensiun, yang kalau ditotal pasti bikin ngiler rakyat miskin.
Sebaliknya, orang seperti di Yahukimo itu, ubi saja sebagai makanan pokok, sulit didapat. Tetapi, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie memandangnya dari sisi lain, yaitu belum terjadi bencana kelaparan di Yahukimo.
Begitulah. Seluruh rakyat wajib mencintai Republik Indonesia. Yang membelot harus bertaruh nyawa. Tetapi, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Coba, tanya kenapa. (*)
 




Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65click: http://www.progind.net/  
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

JAKER(Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat)
***************************************
sekretariat:
JL.Tebet Timur Dalam IID No.10 Jakarta Selatan 12820 Indonesia
telp/fax: +62218292842
email:<[EMAIL PROTECTED]>

People's Cultural Network
"Semua orang adalah seniman,setiap tempat adalah panggung!"




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke