Ada kabar "baik" mengenai syiar Islam, menurut temen saya yang
sekarang tinggal di negara "barat", menurut dia, banyak sebetulnya
orang-orang yang sekarang hidup di dunia "barat" sudah menjadi atheis
namun bukan penganut faham komunis. 

Mereka hanya belajar bekerja dan hidup secara "modern" lalu mati,
syariat dan agamanya sudah lama ditinggalkan. Boleh jadi kemajuan
secara iptek memang maju pesat namun disisi lain hidup menjadi nihil.

Saya belum sanggup menjalani hidup seperti temen saya yang berani
hidup dan tinggal di luar negeri dengan bermodalkan semangat syiar
Islam dibarengi intelegensia yang tinggi. Lucu juga slogannya :
"miskin siapa takut !". Kehidupannya merupakan segitiga sama sisi,
mesjid, rumah, tempat kerja. 

Salam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Islam keturunan bagi saya, tidak jaminan ia bisa mewakili  Islam malah
> lebih banyak bikin fitnah nilai-nilai Islam saja. Makanya tidak heran
> ada istilah gerakan  penyadaran dalam dakwah yaitu mengislamkan orang
> islam.
> 
> Mungkin terkesan kasar kalimat diatas saya tulis bagi yang mendengarnya.
> Tetapi inilah fakta-fakta betapa banyak orang kaget setelah ayat-ayat
> Allah kita baca seakan-akan mereka tidak tahu bahwa bagaimana  ajaran
> Islam membicarakan tentang keadaan diri, keluarga, lingkungan, sistem
> dstnya. Seakan-akan terlena dengan status Islam keturunan lalu terjamin
> masuk sorga. Sedangkan fakta sejarah kita tahu bagaimana sikap para
> rasul dan pengikutnya.
> 
> Miris sekali, memang ketika kita seharusnya membangun Islam seharusnya
> saling bahu membahu. Ternyata masih mendiskusikan siapakah yang layak
> membangun rumah tersebut. lalu semuanya merasa berhak akhirnya saling
> baku hantam. Terus pada mau mati semua sedangkan bangunan Islam itu
> sendiri ngak tegak tegak juga.
> 
> Lebih miris lagi ketika ada beberapa orang yang hendak membangun malah
> ditertawakan.
> 
> Suatu saat nanti akan ada masanya dimana ada generasi yang tak peduli
> dengan apa itu aswaja, ahlul bait, wahabi, ingkar sunnah, dan
> sebagainya. Tetapi mereka hanya peduli dengan satu kata ISLAM
> 
> Berkenaan masalah penjajahan Belanda  dengan "kristenisasi"nya , Memang
> bisa dikatakan 300 tahun mereka tidak meningkatkan kuantitas nashrani.
> Tetapi satu hal yang perlu kita sadari bahwa mereka berhasil membuat
> pandangan hidup masyarakat kita kearah sekular baik secara idiologi,
> hukum dll dan sampai sekarang kita masih berkutat membahas masalah
> ritual. sedangkan konsekuensi dari ritual itu sendiri kapan ?
> 
> 
> wassalam
> 
> anut
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "gotholoco" <gotholoco@>
> wrote:
> >
> > Terima Kasih kepada Bang Anut atas masukan informasi yang panjang
> > lebar dan ilmiah itu.
> >
> > Ada suatu info dari sumber yang "dapat dipercaya" namun tidak dapat
> > saya sebutkan sumbernya, yaitu kisah seorang mualaf yang tadinya ia
> > "beragama" Budha, setelah dia menekuni dan mendalami Islam ternyata
> > memang agama Islam sesungguhnya membawa pesan damai, tidak seperti apa
> > yang dikesankan oleh berita-berita di media massa ataupun oleh
> > Oknum-okun operator "tangan-tangan jahil". Demikian pula selanjutnya
> > ia mengatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling "realistis"
> > dan "rasional". Kemudian ia masuk Islam dan menjadi Dai yang bagus dan
> > sekarang tinggal di Bandung Timur.
> >
> > Ada pula sumber pengakuan "jujur" seorang nasrani (entah katolik atau
> > protestan) dan kebetulan namanya juga Paulus, dalam suatu dialog antar
> > agama secara tertutup, mengatakan bahwa satu-satunya KELEBIHAN dari
> > agama Islam dengan agama-agama lainnya adalah HANYA Islam lah
> > satu-satunya agama yang mempunyai KITAB SUCI yang OUTENTIK.
> > Kitab-kitab lain dari agama-agama yang ada sudah campur baur
> > "amburadul". Secara "gentleman" juga ia mengatakan ia (tentunya dan
> > kawan-kawannya) ingin mebelok-belokan Al-Quran dengan "segala cara".
> > Namun "tak bisa".
> >
> > Dari kisah di atas, ada hal yang "sama" yang ingin dituju oleh
> > pihak-pihak yang bersangkutan yaitu mengenai pencarian "figur" Tuhan,
> > persoalan klasik sejak manusia mempunyai "kesadaran". Alih-alih agama
> > Nashrani memfigurkan N. Isa A.s sebagai tuhan, dan demikian pula
> > kurang lebihnya Budha Sidharta Goutama mencari jalan menuju "nirvana"
> > menghindari "dukha" atau "shamsara".
> >
> > KELEBIHAN yang dipunyai oleh agama Islam yaitu Al-quran, sepertinya
> > sedikit disadari oleh umat Islam itu sendiri.  Kelebihan ini
> > ditambahkan pula oleh melimpah ruahnya tafsir-tafsir dan
> > Hadits-hadits, saking banyaknya malah "lupa", jadi kebanyakan dan
> > akhirnya kebablasan. Sehingga terlena dalam kajian kitab saja, kurang
> > menggali nilai-nilai luhur dari Al-quran kedalam kehidupan keseharian.
> > Tidak heran kalau ada yang hafidz al qur'an, namun kelakuan masih jauh
> > dari norma-norma dan kaidah-kaidah moral yang paling sederhana
> sekalipun.
> > Sedangkan kalau dari "omongan" atau "tulisan" bila tidak mencantumkan
> > hadits dengan mudahnya mengatakan "ingkrus sunnah" "bin" tidak ilmiah.
> > Dan saya sendiri dari kalangan Islam "keturunan" jujur mengaku, kurang
> > atau belum banyak menyentuh kitab-2 seperti An Nasai, Jallalaen,
> > Buchori Muslim, Ibnu Majah dll. (Bagaimana dengan anda? he..he..he..).
> >
> > Kondisi seperti saya, membaca dan menyimak tulisan-tulisan dari
> > temen-teman yang mengaku muslim yang tentunya sudah saya anggap mereka
> >  ahli atau pandai dalam Al Quran dan Hadits, menjadi terheran-heran,
> > kok sepertinya nggak "menyentuh" ke qolbu dan akal pikiran. Entah saya
> > nya yang "budeg", atau bahasa latinnya "sumun umyun bukmun la
> > tarjiun". Atau seperti yang Kang Encep sebutkan apakah saya ini masih
> > diperbudak duit?.
> >
> > Soal penjajahan oleh Belanda kaitannya dengan "kristenisasi" negara
> > kolinial selama 300 tahun lebih kalau dilihat dari kuantitas/jumlah
> > umat kristen dibandingkan dengan jumlah Islam mengapa sepertinya tidak
> > berhasil?
> > Bayangkan 3(tiga) abad bo, kita dijajah Belanda, secara logika
> > sederhana seharusnya kuantitas nasrani meningkat! Menurut saya ini
> > terjadi karena ada "resistensi" yang kuat dari penduduk (terutama jawa
> > dan sumatera) dalam hal segi religiositas. Hindu sudah pernah masuk,
> > Budha demikian juga, pun Kristen serta Komunis.  Artinya secara
> > sederhananya, IMHO bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia yang
> > "pas" adalah Islam (GR neh). Atau kalau definisi "dijajah" dalam  arti
> > seluas-luasnya, meskipun sampai saat sekarang pun negara Indonesia
> > masih dijajah negara asing, tapi kalau soal Aqidah wah nggak mau
> > menyerah atau dijajah deh. Tinggal kita-kitanya sekarang yang telah
> > diberi Rahmat dan Anugrah dari Allah SWT untuk lebih mendalami Islam
> > sebagai agama secara sungguh-sungguh. Bukankah dalam ayat Alquran Al
> > Ankabuut 69 (Laba-laba, atau jaringan atau network) disebutkan bahwa,
> > "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh pada jalan Kami, sesungguhnya
> > akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
> > Allah bersama-sama orang-orang yang berbuat kebaikan". Ayo kita buat
> > "Network" dalam berbuat kebaikan, bukan ribut aku ini ASWAJA itu AHLUL
> > BAIT, ini AHLUL SUNAH WAL JAMAAH, aku WAHABI etc. Eloe Ingkarus Sunah
> > ...pusing saya he..he..he.
> >
> > Maaf kepanjangan.
> > Salam
> >
> > -- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" banganut@ wrote:
> > >
> > > Sekedar menambahkan lagi, bagaimana pengaruh penjajahan belanda
> selama
> > > 250 tahun dan bisa kita bayangkan berapa generasi terputus akan
> > > pemahaman Islam secara utuh. Dan Adakah dampk sejarah tersebut
> > > berpengaruh pada pendidikan kita di zaman sekarang ? Contoh konkrit
> > > hukum saja ternyata negara Indonesia masuh merujuk dari warisan
> Belanda.
> > > Wallahu a'lam
> > >
> > > Islam pada Masa Kolonialisme Belanda
> > > Pada masa kolonialisme Belanda pengembangan Islam mulai agak
> > > tersendat,meskipun awalnya Belanda datang sebagai pedagang karena
> banyak
> > > para pedagang Belanda yang menyiarkan agama Masehi melalui kaum
> > > misionaris yang datang bersama mereka. Hal ini telah melahirkan
> semangat
> > > kolaborasi dari perusahaan-perusahaan dagang disana untuk
> mendapatkan
> > > keuntungan yang lebih besar di Nusantara. Keuntungan yang berlipat
> ganda
> > > ini membuat para pedagang Belanda memegang kekuasaan ekonomi di
> > > Nusantara. Dan untuk melancarkan upaya ini, pemerintah Belanda mulai
> > > memegang kekuasaan politik agar kolonialisme Nusantara bisa
> dilanjutkan.
> > >
> > > Belanda mendirikan Zending (pusat misi Kristen) di Tapanuli pada
> tahun
> > > 1897 M. Namun dalam misi Kristen tersebut tidak mendapatkan simpati
> > > penduduk pribumi. Para dai dari kalangan Islam yang mendakwahkan
> agama
> > > Islam disana mendapatkan simpati dari penduduk pribumi. Seperti yang
> ada
> > > di daerah Sipirok dalam jangka 25 tahun hampir seluruh penduduknya
> > > menjadi pemeluk Islam. Kedatangan bangsa Barat disatu pihak memang
> telah
> > > membawa kemajuan teknologi, tetapi bukan dinikmati oleh masyarakat
> > > pribumi melainkan untuk meningkatkan hasil penjajahan. Begitu juga
> > > dengan pendidikan.
> > > Kebijakan Politik terhadap Pendidikan Islam
> > > Kebijaksaan Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan untuk
> kepentingan
> > > mereka sendiri terutama untuk kepentingan agama Kristen. Misalnya
> ketika
> > > Van Den Boss menjadi Gubernut Jenderal di Jakarta tahun 1831 M
> > > mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan
> > > diperlukan sekolah pemerintah dan departemen yang mengurus
> pendidikan
> > > dan keagamaan dijadikan satu. Sementara di setiap daerah Keresidenan
> > > didirikan satu sekolah agama Kristen.
> > >
> > > Berbagai peraturan dan kebijakan :
> > >
> > >     1. Bahwa orang yang memberikan pengajian agama Islam harus
> terlebih
> > > dahulu meminta izin kepada pemerintah Belanda.
> > >     2. Tidak semua orang dan kyai boleh memberikan pengajian agama
> Islam
> > > kecuali telah mendapat semacam rekomendasi pemerintah Belanda
> > >     3. Memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada
> > > izinnya      atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh
> > > pemerintah Belanda (Hasbullah,2000      : 32)
> > > Wassalam
> > >
> > > anut
> > >
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" <banganut@> wrote:
> > > >
> > > > Salah satu penyebab yang pokok  memang benar begitu sekedar
> menambahi
> > > > juga, karena kurangnya pemahaman terhadap nilai sehingga sering
> kali
> > > > termakan isu. Sebagaimana dalam Qur'an kalau kita mendapat kabar
> > > berita
> > > > hendaklah selidiki terlebih dahulu. Terkadang karena isu kita
> lebih
> > > > cepat ikut memvonis, atau menghidari, atau mengecam dan lain-lain.
> > > >
> > > > dan sekedar mendukung pandangan Kang gotholoco berkenaan sejarah
> > > > http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/16478
> > > >
> > > > Dan perbedaan yang tidak prinsip yang sering dibesar-besarkan
> sehingga
> > > > peluang antar ummat untuk saling bermusuhan selalu terbuka dan
> menjadi
> > > > kesenangan bagi orang yang punya kepentingan untuk memperbesar
> > > > permusuhan antar ummat. Lalu inti perjuangan ummat Islam pun jadi
> > > > melenceng mereka sibuk ngurusin peroalan iktilaf dan ribut
> sana-ribut
> > > > sini. Sedangkan kapan al-Qur'an itu tegak 100% minded itu tidak
> pernah
> > > > menjadi rencana strategis perjuangan ummat.
> > > >
> > > > Belum lagi kita menghadapi kelompok munafiq yang begitu cerdasnya
> > > mereka
> > > > bisa mempolitisir ayat untuk kepentingan rezim dan begitu
> cantiknya
> > > > mereka menutup ayat yang sekiranya bakal menjegal rezim yang ada.
> Lalu
> > > > generasi selanjutnya menganggap biasa saja. Sehingga persoalan
> siapa
> > > > yang dimaksud orang Munafiq itu sendiri sudah tidak jelas.
> > > >
> > > > Masih banyak lagi "skenario" yang intinya melumpuhkan kebangkitan
> > > Islam
> > > > dengan cara sesama ummat Islam saling membuat skenario saling
> jatuh
> > > > menjatuhkan satu sama yang lain. Dan anehnya hal ini sangat jarang
> ada
> > > > yang menyadari hal ini. Begitu terlenanya bersibuk diri dengan
> > > > perbedaan. Dan begitu teganya kita seperti lupa untuk apa para
> Rasul
> > > dan
> > > > Nabi itu di utus kalau bukan menjadikan Islam ini paripurna di
> muka
> > > bumi
> > > > bukan hanya sebatas satu sisi saja.
> > > >
> > > > Wassalam
> > > >
> > > > anut
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "gotholoco" gotholoco@
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus .
> > > > >
> > > > > Menurut BangAnut apakah sering "diadu domba" itu apa penyebabnya
> > > yah?
> > > > > Kalau menurut saya karena kuatnya "pengaruh" dari kelompok
> > > kepentingan
> > > > > yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam
> suatu
> > > > > kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada
> > > > > kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana?
> > > > >
> > > > > Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo
> nanya
> > > dulu
> > > > > apakah anda moeslim?).
> > > > > Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya
> > > > > seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka
> > > mendapatkan
> > > > > hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan
> warisan
> > > > > ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja
> yang
> > > > > ada dalam 1001 macam kitab.
> > > > >
> > > > > Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu
> ganti
> > > > > nama yang ke arab-araban.
> > > > >
> > > > > Bagaimana menurut teman-teman lainnya.
> > > > >
> > > > > Salam
> > > > >
> > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" banganut@
> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ?
> > > > > > Yang akhirnya diwarisi dari  generasi ke generasi
> > > > > >
> > > > > > wassalam
> > > > > >
> > > > > > anut
> > > > > >
> > > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
> > > > > > <paulus_hanedsabeni@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > tanggapan aye :
> > > > > > >
> > > > > > > mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku
> > > > karangan si
> > > > > > ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi
> pedoman
> > > > orang
> > > > > > ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan
> > > > kelemahan
> > > > > > itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini
> > > islam
> > > > > > lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang
> nasrani
> > > > nerangin
> > > > > > mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga,
> tapi
> > > > tetep
> > > > > > sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya
> > > umat
> > > > > > islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss...????
> > > > > > >
> > > > > > >   kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah..
> > > > > > >
> > > > > > >   Paulus hamed sabeni
> > > > > > >
> > > > > > > gotholoco gotholoco@ wrote:
> > > > > > >           Assalamualaikum wr.wb.
> > > > > > >
> > > > > > > Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam
> masalah
> > > > sistem
> > > > > > > pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan
> pendekatan
> > > > dengan
> > > > > > > sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan
> dan
> > > > > > > katolik) atau pun umat agama lainnya.
> > > > > > >
> > > > > > > Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu
> > > > memanfaatkan
> > > > > > > "kelemahan" yang ada itu untuk "memelintirkan" umat Islam
> dari
> > > > jalan
> > > > > > > lurus?
> > > > > > > Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi
> Muhammad
> > > > wafat,
> > > > > > > mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan
> oleh
> > > > "ahlul
> > > > > > > kitab" untuk memutarbalikan kitab.
> > > > > > >
> > > > > > > Bagaimana tanggapan anda-anda?
> > > > > > >
> > > > > > > Sekian
> > > > > > > Salam
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke