Wa'alaykumussalam ...
Wahai saudaraku, Mengapa menafikan sunnah Rasul/hadits, serta qaul ulama? Mengapa merasa diri lebih faham akan ayat2 Al-Qur'an ketimbang para mufassirin yang faqih? Apakah hanya dengan menafsirkan sendiri ayat2 Qur'an, tanpa mau melihat hadits dan qaul sahabat, tabi'in, ulama', itu sudah berarti cukup? Hendaknya kita berhati-hati ... dan semoga tidak tergolong inkarussunnah ... Astaghfirullah ... Salam sayang, Hidayat ________________________________ From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of bahtiar lim Sent: Thursday, April 03, 2008 4:07 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy salaamun alaikum rasanya masih perlu dikaji agar kita tidak lalai dan larut pada berbagai pandangan semu yang berujung pada kesesatan dari jalan Allah. saya jadi ingat faham kristen yang meyakini adanya transfer dosa adam kepada keturunanya, disini ada lagi orang menganggap tarnsfer pahala kepada orang yang sudah mati, dalam arti perbuatan baik yang dilakukan sang Anak bisa ditransfer / dikirim untuk orang tua yang sudah meninggal. sebenarnya Allah sudah menjelaskan cukup gamblang mengenai hal ini dalam ayat berikut.. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabbmu menganiaya hamba-hamba(Nya) (QS. 41:46) jadi tidak ada istilah transfer pahala seperti itu. kalau ada syaikh atau Ulama bisa menguraikan dengan pendapat yang berbeda, silahkan saja dikaji, karena buat kita Rasulullah pasti meyakini ayat tersebut, jadi tidaklah akan ada rasul mengeluarkan pendapat yang akan bertentangan dari pakem Allah tersebut... mengenai pahala orang yang Sedakah dengan harta, jiwa dan Ilmu yang bermaanfaat, tidak akan sampai lagi pahalanya kepada orang yang sudah meninggal, karena semua itu sudah diperhitungkan Allah pada saat orang itu memberikan sedekah harta, jiwa atau Ilmunya... bukankah Allah sudah mengatakan... ..Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan.Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. 14:51) jadi keMaha cepatan Allah dalam menghisab pahala orang tidak perlu nunggu waktu sampai setelah orangnya meninggal. mengenai do'a Anak yang shaleh, yang harus dikaji lebih dulu saya kira kesalehan seseorangnya bukan soal Do'anya. seorang yang saleh itu menurut ukuran apa, dan siapa ? itu yg penting, apakah seseorang bisa disebut shaleh kalau masih meragukan aturan2 Allah..? mengenai shalat jenazah, ini cuma tradisi agama, dan bukan ajaran Allah, karena tak satupun dalam Al Quran yang memerintahkan manusia melakukan itu, tapi larangan terhadap tradisi ini ada, sebaigimana ayat berikut..... Dan janganlah sekali-kali kamu menshalati (jenazah) seseorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. 9:84) ayat diatas cukup jelas memberi uraian bahwa seseorang yang Ingkar atau fasik tidaklah boleh kita menshalatinya..., itu kalau mau tunduk pada aturan Allah. lalu kalau orangnya tidak fasik, apakah boleh di shalati..?, akan timbul pertanyaanya, siapakah yang bisa mengetahui dan menjamin bahwa seseorang itu tidaklah Fasik dalam kematiannya....? sebagian anda pasti tidak setuju dangan pemikiran seperti itu... dan mengatakan, bagaimana kalau yang meninggal itu orang yang benar2 beriman..? akan tetapi Allah sudah menyatakan... Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111) jadi buat apa ritual2 itu dilakukan..? kalau hanya ingin mengiktui tradisi , silahkan dilakukan, tapi jelas pelaksanaan hal tersebut tidak ada hubungannya dengan aturan Allah. demikianlah, mohon maaf dan koreksinya salaam. - This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.