2010/9/18 Sam Soemadipradja <sam_soemadipra...@yahoo.co.id>

>
>
> AMBU mah BASA SUNDA, pasangan ambu AYAH
> Sunan Ambu : ibu Guru Minda
>
> KAMUS BAHASA NASKAH DAN PRASASTI SUNDA ABAD 11 S.D 18
> (EDITOR: PROF.DR.H.EDI S.EKADJATI)
> AMBU, ibu
> ambu téré ,  ibu tiri
> ambuing, menyahuti semua ibu
>
> AYAH, ayah , bapak
> ayayah, ayah, bapak
>
> KAMUS BAHASA SUNDA KUNO - INDONESIA
> (ELIS SURYANI N.S., UNDANG AHMAD DARSA)
> AMBU, ibu
> ambu téré ,  ibu tiri
> ambuing, menyahuti semua ibu
> piambuan, ibu kedua , uwak atau bibi
>
> AYAH, ayah , bapak
> ayayah, ayah, bapak
>
> A DICTIONARY OF THE SUNDA LANGUAGE OF JAVA
> (JONATHAN RIGG)
> Ambu, mother (of a human being)
> amba, a mother
> ambikawi, a mother, a wife
> ambuwa, a wife
> (amba, Ambika, Ambalika ,mother -Skr)
>
> Aya(h), father, a very refined and respectful expression.
>
> KAMUS BASA SUNDA
> (R.SATJA DI BRATA)
> ambu, indung at. ema, disebutkeun ka awéwé anu ngarana nurutkeun ngaran
> anakna,
>             up. Ambu Misnem (Ma Misnem): indung si Isnem;
> Sunan Ambu : ibu Guruminda (Lutung Kasarung)
> ambu-ambu at. ambuing (ambu aing) : diomongkeun nuduhkeun kagét.
>
> tina Kisah Bujangga Manik : jejak langkah peziarah
> (TIGA PESONA SUNDA KUNA - J.Noorduyn - A.Teeuw)
>
> A(m)buing tatanghi ti(ng)gal,
> tarik tarik di buhaya,
> pawekas pajeueung beungeut,
> kita a(m)bu deung awaking
> héngan sapoé ayeuna
>
> Ibunda tataplah dengan jelas,
> dengan sedalam-dalamnya,
> untuk yang terakhir bertatap muka,
> kita, ibunda bersamaku
> hanya tinggal sehari ini
>

ayeuna toong, kisah bujangga manik taun sabaraha nya?
islam asup ka nusantara, taun sabaraha?

tah bakal kapanggih jigana, mana nu baheula mana nu kiwari


>
>
>
>
>
> ------------------------------
> *Dari:* hangjuang bodas <hangjuangbo...@yahoo.com>
> *Kepada:* kisunda@yahoogroups.com
> *Terkirim:* Sab, 18 September, 2010 05:51:27
> *Judul:* Re: [kisunda] Bahasa - Na Enya, Abah jeung Ambu Nguyang ti Arab?
>
>
>
> Jadi hayang seuri ngabayangkeunana.....! :-)
> Enya, di milis ieu pan aya Ambu. Tah asana, inyana moal kersaeun disebat
> "ambu" lamun eta kecap teh asalna ti Arab......, sok we geura gentraan....!
>
>
> From: mh <khs...@gmail.com>
> Subject: [kisunda] Bahasa - Na Enya, Abah jeung Ambu Nguyang ti Arab?
>
>
>
> Meunang nyalin tina blog-na Kang Ahsa.
>
> ==========
> Abah-Ambu: Bentuk Pengayaan 
> Bahasa<http://ahmadsahidin.wordpress.com/2010/09/17/abah-ambu-bentuk-pengayaan-bahasa/>
> 17 09 2010
>
> *Oleh AHMAD SAHIDIN*
>
> “KITA saling panggil apa ya?” tanya istri saya waktu awal nikah. Saya
> jawab, “Anti panggil Aa saja dan Aa memanggil Neng ke Anti.”
>
> Istri pun mengangguk. Panggilan Aa dan Neng terus melekat hingga usia satu
> tahun menikah. Memasuki awal tahun kedua pernikahan, saya dan istri sempat
> bersilaturahim kepada teman saya di kampus UIN Sunan Gunung Djati. Teman
> saya itu baru menikah dan memanggil istrinya dengan panggilan ‘Bunda’ dan
> istrinya memanggilnya ‘Ayah’.
>
> “Wah, belum punya bayi tapi panggilannnya udah gitu,” ujar istri. Saya
> tersenyum. Sepulang dari teman saya dan istri kembali membincangkan soal
> panggilan. Dari perbincangan itu muncul ide untuk mengganti panggilan kita
> berdua. Istri saya bilang kita harus beda dengan yang ada dalam keluarga
> kita.
>
> “Panggilan ayah dan ibu, mamah dan bapak, ummi dan abi, kan sudah oleh
> kakak kita. Jadi, apa?”
>
> “Sudah saja kita pakai panggilan di Sunda: Abah dan Ambu.”
>
> “Seperti panggilan mertua Kabayan.”
>
> “Hehehe… bukan. Kata ‘Abah’ sangat dekat dengan istilah ‘Abu’ dalam bahasa
> Arab. Orang-orang Arab, biasanya memanggil ayah dengan ‘Aba’. Nah,
> orang-orang pesantren dulu, di tanah Sunda dan Batavia menggunakan pangilan
> itu menjadi Abah. Sedangkan Ambu berasal dari Ummu. Karena lidah orang Sunda
> sangat sulit bilang Ummu dan tidak enak dalam mengucapkan. Enknya bilang
> Ambu untuk menyebut ibu.”
>
> “Benarkah?” tanya istri.
>
> “Kalau kita baca sejarah bahwa istilah tersebut muncul dari proses
> Islamisasi ke Nusantara, khususnya di Sunda. Sejarawan Azyumardi Azra pernah
> menerangkan bahwa bahasa Melayu dan Indonesia banyak dipengaruhi bahasa Arab
> dan Persia. Misalnya, kata ‘kursi’ berasal dari bahasa Arab. Fenomena ini
> disebut ‘*islamicate*’– istilah Marshall G.S.Hodgson– untuk menyebutkan
> budaya yang bercorak Islam. Jadi, Abah dan Ambu atau Abi dan Ummi juga
> bercorak Islam. Keduanya berasal dari satu akar.”
>
> “Jadi, panggil Abah-Ambu?” tanya istri.
>
> “Ya.”
>
> Lalu, kami pun saling memanggil dengan panggilan itu.
>
> *Pengaruh Bahasa Arab dalam Kehidupan Sosial Keagamaan Di Indonesia *
> Tentang pengaruh bahasa ini, ada dua orang yang telah melakukan penelitian
> tugas akhir kuliahnya tentang pengaruh bahasa asing terhadap Bahasa
> Indonesia. Namanya Hanifullah Syukri dan Anas Sasmita yang menyelesaikan
> pendidikan master di Program Pascasarjana UI dan UIN Syarif Hidayatullah
> Jakarta, yang keduanya tentang pengaruh bahasa Arab dalam kehidupan sosial
> keagamaan di Indonesia.
>
> Dari hasil penelitiannya itu, Sasmita menyimpulkan bahwa bahasa Arab
> merupakan alat komunikasi masyarakat baik kepada sesamanya maupun kepada
> Tuhan. Ia menemukan sedikitnya 850 kata yang berasal dari bahasa Arab dan
> tidak kurang dari 184 kata yang menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia.
> Dari sejumlah itu, kata yang dipergunakan dalam kontek syiar Islam atau
> dakwah Islam tidak kurang dari 793 kata. Karena itu, bahasa Arab mempunyai
> sumbangan yang besar nilainya dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia.
>
> Syukri dalam tesisnya menyimpulkan, orang Arab ketika datang menjadi
> penyebar agama dengan jalur perdagangan banyak menggunakan bahasa daerah dan
> bahasa Indonesia. Mereka beranggapan dengan begitu mereka lebih mudah
> berkomunikasi dengan orang lain. Mereka juga tidak berkeberatan bahasa
> mereka diadaptasi menjadi bahasa setempat. Ini terbukti pada kata sekaten
> yang diambil dari kata dalam bahasa Arab syahadatain. Kata sekaten kini
> menjadi bahasa umum di Yogyakarta.
>
> Pengaruh bahasa Arab dan Islam sangat kentara juga pada khazanah kebudayaan
> dan bahasa Sunda. Bahasa Sunda yang pada masa awalnya dipengaruhi struktur
> bahasa Sansekerta dari India. Khazanah bahasa Sunda bertambah setelah
> masyarakat Sunda menganut agama Islam dan menegakkan kekuasaannya di Cirebon
> dan Banten sejak akhir abad ke-16 Masehi. Beberapa kosakata bahasa Arab yang
> masuk dalam perbendaharaan bahasa Sunda, seperti duniya, niyat, selam
> (Islam), tinja (istinja), masigit, salat, abdi, korsi, dan sebagainya.
> Begitu pun dalam tradisi menulis atau huruf (aksara) yang digunakan dalam
> menulis oleh masyarakat terdahulu menggunakan aksara Arab pegon.
>
> Kemudian seiring dengan berkembangnya masyarakat dan perebutan kekuasaan
> antar kerajaan serta masuknya kolonialisme asing, penggunaan aksara dalam
> menulis dan idom-idiom berubah atau menyesuaikan dengan keadaan zaman.
>
> Nah, berbagai istilah yang disebutkan di atas, termasuk Abah-Ambu dapat
> disebut bentuk pengayaan bahasa. Karena itu, tidak mengapa jika masyarakat
> Indonesia memilih istilah Abah-Ambu atau Ummi-Abi karena itu menambah
> khazanah bahasa Indonesia.
>
>
> *PENULIS **adalah alumni jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab
> dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung*.
>
>
>
>
>
>  
>

Kirim email ke