Berita Utama Jumat, 19 Februari 1999

Transkrip Percakapan yang Menghebohkan

BERIKUT transkrip rekaman pembicaraan telepon itu yang dimuat Harian Merdeka
mengutip Panji Masyarakat No 45 Tahun II tanggal 24 Februari 1999:

Mirip-mirip suara Habibie: Kabarnya baik?

   * Mirip-mirip suara Ghalib: Alhamdulillah, Pak.

Begini, saya mau tanya mengenai orang itu, seperti e... apa namanya...,
Panigoro dan Jusuf eh apa, Wanandi dan yang saya kasih bahan-bahannya itu,
gimana?

   * Jalan terus, Pak.

Jalan, ya. Karena orang tanya-tanya itu.

   * Jalan terus, cuma khawatir kalau tindakan kita kontra produktif...

Soalnya dia gerak orang itu, dia gerak.

   * Ya, tapi kita pegang terus, ya. Pegang, tapi kita mau mengarahkan
kepada
     suatu...

Coba deh, begini, tolong saya diberikan laporannya deh. Bagaimana
keadaannya,
sampai sejauh mana itu.

   * Ya, dan ini kebetulan itu, bersama dengan kasus-kasus penanganan Pak
     Harto.

Ya, ya itu saya mengerti, ya. Tidak bisa cepat juga karena ada kasus Pak
Harto.

   * Dalam pemeriksaannya... udah puluhan (tertawa).

Nggak juga, bukan itu aja, orangnya terbatas toh. Tapi, penting itu, orang
aja
juga tanya.

   * Tete... tetap Pak. Tetap, Pak. Insya Allah, insya Allah, Pak.

Tolong saya diberikan satu nota sedikit.
Tapi dengan Bapaknya baik, ya?

   * Bagus sekali. Beliau, ee...beliau, apa namanya kelihatan ya merasakan
ini
     tindakan yang harus memang dilakukan. Sebab kalau tidak, nanti
pengadilan
     rakyat.

Dia juga udah siap dia itu?

   * Ya. Pengadilan rakyat, jadi itu orang udah, waduh ndak sabar memang.
Tapi
     begitu, kita sudah panggil beliau, sekarang kelihatan tensinya sudah
     menurun. Pak, reaksi masyarakat malah kembali kasihan, kan? Ini kan
sudah
     mulai bagus. Jadi, mudah-mudahan ini bisa...

Ya, jadi yang akan datang kapan itu?

   * Kita belum anu, Pak. Kita belum umumkan. Kita cari dulu yang lain,
supaya
     ada waktu, Pak.

Jadi tolong itu ya sekarang diisi dengan tiga orang itu.

   * Ya, Pak, ya, insya Allah, insya Allah.

Ya!

   * Insya Allah, Pak.

He eh, karena tadi saya dapat feedback dari Pak Anu, Pak Achmad Tirto.

   * Ya, ya.

Pak Achmad Tirto tadi dia ada datang sama saya, en dia baru, kan ICMI. Ha,
dia
dari ICMI terus baru juga dari KAHMI. En, itu mereka udah-udah mulai
bergerak.
Jadi... ditanya kok, kenapa nggak...nggak ada yang Panigoro dan Cs itu.

   * Ya, tetap jalan, Pak.

Padahal itu dia sekarang mulai bergerak dia finance-finance yang lain (suara
dering telepon...)

   * Ya, Pak, insya Allah.

He eh, oke yang lain baik-baik ya?

   * Alhamdulillah

Sudah naik bintang lima situ, ha...ha...

   * Aduh, Pak, rasanya tidak bisa tidur kita ini, aduh. Itu saya pindahkan,
     Pak. Kalau nggak pindah, mungkin jebol itu seluruh Kebayoran itu.

Iya, heeh.

   * Jadi malam itu saya suruh kirim anu. Masalah keamanan saya urus sendiri
     langsung itu, Pak. Saya urus helikopter.

Tapi kurang ajar yang bocorin itu.

   * Ya.

Yang bocorin itu kok pagi-pagi udah diumumkan di TVRI lagi.

   * Jadi begini ceritanya, jadi malam itu, kan saya sengaja bikin
kamuflase,
     cari anu itu cari SAR itu helikopter. Saya pasang di atas kan. Jadi
     sebetulnya memang mereka sudah tahu di sana. Tapi, begini, itu begini
     juga Pak. Kita juga tidak boleh terlalu anu, nanti kalau kita tidak
     umumkan, salah kita, Pak. Secara hukum kita seolah-olah menipu. Begitu,
     Pak. Jadi nggak boleh kita diam-diam.

Tapi you umumkan

   * Ndak, Pak. Setelah beliau di situ, Pak. Setelah beliau berjalan, baru
     kita beri tahu.

Oh, begitu.

   * Kalau tidak begitu...

Sudah bilang sama Pangab dong, sudah bilang?

   * Ya?

Sudah bilang sama Pangab.

   * Ya, beliau begini, khawatir sekali. Saya bilang begini.

Sudah dijelaskan?

   * Begini, beliau sangat khawatir. Saya bilang begini, Pak, serahkan sama
     sayalah. Percayalah sayalah. Kayaknya, percaya sama saya, saya kan ini
     sudah dapat tugas dari Bapak. Saya kan juga sudah mengerti apa tugas
     saya. Jadi, anulah. Jadi nggak usah terlalu worry.

He eh.

   * Akhirnya beliau mengerti. Jadi, akhirnya kita dapat mempercepat itu.
     Jadi, tidak sampai sore. Kalau yang lain kan tujuh-delapan jam, Pak,
itu
     Bob Hasan delapan jam, tujuh jam.

Kalau Bapaknya berapa jam?

   * Tiga jam lebih.

Ya, udah cukup.

   * Iya, tapi kan kalau cuma dua jam juga nanti orang, wah, sandiwara
apalagi
     nih.

Nggak.

   * Begitu, Pak.

Oke, baik-baik ya.

   * Nggih Pak.

Ya, terimakasih.

   * Ya, Pak. Assalamu'alaikum. (24)



______________________________________________________________________
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!


Kirim email ke