Daniel H.T. wrote: > >From: iwans <[EMAIL PROTECTED]> > >DEL. > > > >Kalau nggak tahan dikritik, jangan > >mencoba jadi pemimpin. Jadilah Ibu rumah tangga saja. > > Komentar: > - Mudah2-an ini bukan berarti melecehkan "profesi" ibu rumah tangga; Sama sekali tidak ! Saya sekedar mengambil perbandingan pada dua kutub ekstrim saja. Dan bukanlah sebelumnya trank-record Megawati memang ibu rumah tangga biasa tokh ? Dia bukan aktivis mahasiswa seperti kakaknya Guntur, bukan pula aktivis partai politik apapun. Dia hanya isteri dari berturut-turut tiga suami yang berbeda, lantas menjadi ibu dari beberapa orang anak dan kemudian menjadi Ketua Umum PDI. Dia adalah simbol. Sekedar simbol. Tak kurang, tak lebih. Politik kita adalah politik simbol. Dan kampanye kita juga kampanye yang penuh simbol. Dan pers pun akhirnya melengkapi perspektif Megawati benar-benar sekedar menjadi simbol yang sesungguhnya : Simbol kedunguan mayoritas orang Indonesia tentang kebebalan dan kedunguan mencari pemimpin !!!! > - Jenderal Vabien Ver, Imelda Marcos dan antek2 Marcos tempo hari > melecehkan Ny. Corazon Aquino ketika dicalonkan sebagai presiden Philipina > dengan kata-kata yang sama: "ibu rumah tangga." Kenyataannya: sejarah > membuktikan seorang ibu rumah tangga yang mereka lecehkan itu mampu > menumbang seorang diktator kuat seperti Marcos, yang terpaksa lari dan mati > di negara orang lain. > > Sekali lagi, ini bukan soal kultus-kultusan. Pendapat ini ada pendapat yang > sedapat mungkin obyektif. > > Daniel H.T. >
______________________________________________________________________ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Pilih MASA DEPAN BARU di Pemilu 1999!