On Sun, 5 Dec 1999, GIGIH NUSANTARA wrote:

> Saya kok tak pernah sedikitpun mendengar, membaca,
> atau yang lain, bahwa Martin mau jadi intelektual atau
> politisi. Dan apa salahnya dia jadi politisi? 

WAM:
Tidak ada mahasiswa yang mau disebut sebagai _calon orang bego_.
Mereka akan senang disebut _calon intelektual_. Dan saya tahu Martin
adalah mahasiswa. Jadi, syah-syah saja saya menyebut Martin sebagai calon
ientelektual. Apa salahnya dia jadi politisi? Tidak ada yang salah. Tapi,
seorang politisi bukanlah orang yang pantas disebut _intelektual_, apalagi
orang yang jujur. From time to time, politisi adalah penipu. Tidak peduli
pada partai mana politisi itu bergabung.
 
> Soal jauh dekat terhadap PDI Perjuangan, mengapa
> disoalkan? Bukankah memang kriteria Golkar Hitam-Putih
> itu yang mengeluarkan (standarnya) adalah PDI
> Perjuangan? Semau partai ini lah....

WAM:
Yak.
Bagus, kalau anda sudah mau mengakui hal itu.
Selama ini tidak pernah ada orang, apalagi orang PDI-P, yang mau mengakui
bahwa itu adalah rekaan PDI-P. Catat ya, dalam diskusi di milis ini saya
akan memakai kata2 anda, bahwa PDI-P yang memberi kriteria! 

Dan jika begitu masalahnya, tidak jadi persoalan juga bukan, kalau ada
orang yang kemudian mengatakan PDI-P partai preman? Toh tidak ada kriteria
yang obyektif. Semaunya orang lah untuk mencap suatu partai/kelompok itu
masuk mana.

Tepat sekali dugaan saya, bahwa politisi bukan lah orang/kelompok yang
bisa disebut intelek. Mereka omong atau berbuat dengan kriteria mereka
sendiri. Apalagi untuk disebut sebagai kelompok yang jujur. Anda sendiri
sudah menjawab, ya semau PDI-P lah. Sungguh, anda memperkuat pandangan
saya bahwa politisi adalah kelompok masyarakat yang perlu dimaki-maki
karena mereka bukan orang jujur.

> Mati-matian ndak suka sama sebuah organisasi, apa itu
> juga bukan salah satu sifat Orde Baru?

WAM:
Tidak, saya bukan tidak suka sama organisasinya. Saya tidak pernah usul
agar PDI-P dibubarkan. Saya hanya tidak suka pada ketidakjujuran tindakan 
personilnya.

Terlalu berlebihankah buat anda?

> Kriteria Pan Putih bisa ditelisik dari pemilihan
> Martin terhadap Faisal Basri, yang bisa dipelajari
> dari cara Faisal berpolitik. Masa sedikit-sedikit
> nggak bisa dicerna, sih ?

WAM:
Dari semula saya menanyakan, apa sih kriterianya agar seseorang/kelompok
itu disebut _Putih_? Kini semuanya sudah jelas. Anda sudah menjawab, PDI-P
lah yang memberi kriteria. Dan, kata anda, terserah PDI-P juga lah untuk
menentukan siapa yang _putih_ siapa yang hitam. Bagus. Semua menjadi lebih
jelas. Seperti tebakan saya. Kalau tidak searah dengan PDI-P, ya bukan
_Putih_. Jadi, tidak ada kriteria obyektifnya. Seperti dugaan saya, apa
sih kriteria _money politic_? Kok saya nggak pernah dengar kriteria
obyektifnya. Yang saya tangkap, sesuatu itu baru menjadi _money politic_
kalau pelakunya adalah Golkar. Sementara jika pelakunya bukan Golkar
menjadi syah-syah saja. Ini kan melecehkan intelektual. Tidak perlu
menjadi simpatisan Golkar untuk bisa berfikir obyektif.

> Dan situ pun sudah memberi julukan lain, 'kelompok
> frustrasi' untuk 'kelompok' yang dipilih Martin
> sebagai PAN Putih tersebut. Dari situ saja saya sudah
> bisa memilah, di 'barisan' mana Anda berada. Tapi itu
> rahasia saya, dan kriteria saya.

WAM:
Kenapa anda repot2 jadi jubirnya Martin?
Martin sendiri tenang2 belum menjawab posting saya kok.
Saya nanya Martin, apa sih kriteria PAN Putih itu? 
Dia belum njawab. Kok anda kebakaran jenggot sendiri.
Terserah anda lah mau memilah saya kemana.
Yang jelas, anda selain ketahuan pro PDI-P juga ketahuan tidak bisa
memakai rasio. (Pro-PDI-P sih syah saja, tapi, tidak bisa menggunakan
rasio? Kayak politisi saja).

> Gitu saja kok repot..... (niru-niru)

WAM:
Nggak tuh, saya nggak repot.
Anda saja yang ganjen. Tunggu komentarnya Martin, baru anda nulis. 


-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI 
dengan mengirim e-mail kosong ke alamat;
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!










Kirim email ke