kutipan dari email teman :

Kalau tidak salah, Mint 7 Gloria Release Candidat adalah turunan Ubuntu 9.04
yang menggunakan filesystem Ext4 pada kernel 2.6.28.
Ini sangat beresiko untuk newbie, apalagi untuk newbie yang jarang melakukan
online update, karena sangat tidak stabil.
Resiko kehilangan data sangat besar.

Pastikan kalau sudah tahu cara mem-patch-nya, atau lebih baik lagi nunggu
kernel-nya di-update ke 2.6.30, agar Ext-4 jadi stabil.

Sedikit penjelasan teknis:

Ext4 di kernel 2.6.28 menggunakan teknik "lazy writing". Maksudnya, kalau kita
menulis ke harddisk, dia cuman nulis ke memory, dan sudah melaporkan bahwa
file sudah berhasil ditulis. Padahal, dia nulisnya nanti nunggu orang sepi.
Sebenarnya ini hal yang baik, untuk meningkatkan kecepatan/performance sistem
operasi.

Sialnya, demi meningkatkan performance, "lazy"-nya ext4 ini benar benar
"lazy". Dia kadang nunggu lebih dari satu menit sejak melaporkan ke user kalau
dia sudah menulis, hingga dia menulis ke harddisk secara fisik.
1 menit ini "agak" lebih besar daripada ext3 yang cuman nunggu maksimum 5
detik.

Positifnya, sistem jalan jauh lebih cepat. Ubuntu 9.04 dilaporkan bisa booting
hanya dalam waktu 20-an detik saja. Kemungkinan, Gloria bisa lebih cepat lagi.

Efek negatifnya, kalau mati lampu pas saat belum menulis, data bisa hilang
BANYAK.

Tambah sial lagi, teknik menulis rada aneh:
Bukan:
* Bikin temporary file baru
* setelah tertulis, update filesystem
(sehingga kalau mati lampu, kita mengacu ke data lama)
Di Ext4 kernel 2.6.28:
* Update filesystem
* Baru nulis
Lha, kalau mati lampu, filesystem sudah diupdate mengarah ke lokasi harddisk
yang belum ditulis. Akibatnya, file-nya jadi kosong, alias NOL bytes.
Jadi, kalau mati lampu pas lagi loading desktop manager, puluhan file
konfigurasi KDE/GNOME bisa hilang.
Persis seperti kejadian pada mandrake kuno 8 tahun yang lalu.
Lebih sial lagi kalau punya aplikasi serius semacam MySQL, dan file database-
nya mendadak jadi NOL bytes. Kiamat deh.

Tjatatan: Peringatan ini hanya untuk newbie yang mudah putus asa. Kalau untuk
para pejoeang, juga para expert dan veteran, tidak berlaku lagi, karena sudah
tahu patch dan workarround-nya.

Pada 24 Juli 2009 13:27, Eko Prasetya<eprase...@gmail.com> menulis:
> Untuk MTD devices, bisa menggunakan JFFS2 seperti yang disarankan
> Iwan. JFFS2 supports wear-leveling algorithm, jadi penggunaan sector di
> flash jadi lebih rata.
>
> Saya menggunakan ext3. Interface disk-nya IDE, menggunakan compact
> flash. fsck tidak harus digunakan setiap kali booting. Yang saya gunakan
> adalah mount-count, jadi setiap kali mount-count-nya mencapai titik tertentu,
> baru di fsck.
>
>
>
> KOkon.
>
> 2009/7/23 m.fahm...@gmail.com <m.fahm...@gmail.com>
>>
>> @Iwan Budi Kusnanto
>> Thanks info nya Pak. This is getting better afterall.
>> Ya, memang untuk embedded Pak.
>>
>> Tapi mungkin saya tidak akan segera pakai ext3 fs
>> karena alasan yang ada di site ini
>> http://linuxgazette.net/102/piszcz.html
>> Ternyata journaling fs lain ada yang performance-nya
>> lebih baik dari ext3.
>>
>> Thanks all.
>> Fahmy
>
> --
> Berhenti langganan: linux-programming-unsubscr...@linux.or.id
> Arsip dan info: http://linux.or.id/milis
>
>



-- 
Asri Rachman
100% Debian 5 (Lenny)
YM : internetkidx
GTalk : kidx13
http://asrirachman.sonix-er.com
http://sonix-er.com
http://ikastelk-mks.com
http://makassar.linux.or.id

-- 
Berhenti langganan: linux-programming-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis

Kirim email ke