Islam Syariat Semesta Alam


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat
yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah mendengar tentangku
(diutusnya aku) seorangpun dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun
Nashrani, kemudian ia mati dan belum beriman dengan apa yang aku bawa
(Syari’at Islam) melainkan ia termasuk penghuni neraka.” HR. Muslim



Pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, kali ini kita akan
mengkaji sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar kita bisa
mengambil beberapa pelajaran penting darinya. Sebuah hadits sahih, yang
tidak ada keraguan padanya karena telah diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim
rahimahullah dalam kitab Shahih-nya; tepatnya pada bab “Wajibnya Beriman
kepada Risalah Nabi Kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bagi Seluruh
Manusia dan Terhapusnya Agama-agama dengan Agamanya”. Dari shahabat yang
mulia Penghafal Islam Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, semoga Allah
meridhainya.



Hadits ini adalah salah satu hadits dari hadits-hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam yang berbicara tentang salah satu prinsip utama dalam
Islam, yaitu wajibnya beriman kepada risalah yang dibawa oleh Nabi kita
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bahwa risalah beliau shallallahu
alaihi wa sallam berlaku secara umum. Hal ini merupakan perwujudan syahadah
(persaksian) bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah benar-benar
utusan Allah subhanahu wa ta’ala.



*Keumuman Risalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam*



Pembaca yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dalam hadits yang
mulia ini terdapat sebuah berita dari Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam yang mengandung peringatan dan ancaman sebagai penghuni neraka
kepada mereka yang tidak mau beriman serta tunduk kepada syari’at Islam
yang dibawa oleh beliau shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan paham
dan mengerti bahwa apa yang dibawa oleh beliau shallallahu alaihi wa sallam
adalah haq (kebenaran). Baik mereka dari kalangan umat Islam itu sendiri,
atau dari selain umat Islam seperti Yahudi, Nashrani, Majusi, dan yang
lainnya. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita diutus kepada
seluruh umat dan syariatnya berlaku bagi seluruh manusia tanpa terkecuali,
apakah itu bangsa Arab atau (non-Arab), berkulit putih, hitam, atau merah
dari kalangan budak atau yang merdeka. Demikian pula berlaku kepada
umat-umat yang beragama dengan syariat para nabi terdahulu, sebagaimana
dalam hadits ini. Lebih dari itu, Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan
(artinya):



“Katakanlah, (wahai Muhammad), wahai sekalian manusia, sungguh aku adalah
utusan Allah kepada kalian semuanya.” (Al-A’raf: 158)



Dalam sabdanya yang lain Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyatakan:



“Sesungguhnya para rasul sebelumku diutus hanya kepada kaum mereka semata,
sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim, dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)



Bahkan keumuman risalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita tidak hanya
kepada manusia semata akan tetapi meliputi golongan jin juga, sebagaimana
dijelaskan para ulama berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur`an dan Sunnah (Al
Hadits).



Berkata Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah: “Allah telah
mengutusnya (Muhammad shallallahu alaihi wa sallam) kepada seluruh manusia
dan mewajibkan ketaatan kepada Beliau shallallahu alaihi wa sallam bagi
seluruh ats-tsaqolain (jin dan manusia).” (Lihat Tsalatsatul Ushul)



Juga Al-Imam Ath-Thohawi rahimahullah berkata: “Dan Beliau shallallahu
alaihi wa sallam adalah seorang nabi yang diutus kepada seluruh bangsa jin
dan manusia dengan kebenaran dan petunjuk, serta pelita dan cahaya.” (Lihat
‘Aqidah Ath-Thohawiyyah)



*Bantahan Syubhat bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya
diutus kepada bangsa Arab*



Dari penjelasan di atas terbantahlah sebuah syubhat (kerancuan berpikir,
red) yang dilontarkan oleh sebuah kelompok/aliran dari kaum Nashara bahwa
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya diutus kepada bangsa
Arab saja, sehingga mereka mengingkari kenabian beliau shallallahu alaihi
wa sallam kepada selain bangsa Arab. Maka ini sesungguhnya kekufuran yang
nyata kepada Allah subhanahu wa ta’ala sekaligus pendustaan terhadap Allah
subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam berdasarkan
dalil-dalil yang pasti dan jelas tentang keumuman risalah Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Padahal kalau mereka (kaum Nashara) mau jujur
bahwasanya berita tentang akan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wa sallam sebagai Rasul yang terakhir telah termaktub dalam kitab mereka
Injil, bahkan Allah subhanahu wa ta’ala mengisahkan ucapan Nabi Isa
‘alaihis salam sebagaimana dalam ayat-Nya (artinya):



“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku,
yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul
yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.”" (Ash-Shoff: 6)



Berkata Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah: “Dia adalah Muhammad bin Abdillah
bin Abdil Muththolib, seorang nabi dari Bani Hasyim.” (Lihat Tafsir
As-Sa’di, pada tafsir surat Ash-Shoff ayat ke-6, karya Asy-Syaikh As-Sa’di
rahimahullah).



Allah telah mengabarkan bahwa mereka (Yahudi dan Nashara) benar-benar
mengenal Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman (artinya):



“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan
Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.
Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran,
padahal mereka mengetahui.” (Al-Baqarah: 146)



Lebih dari itu, telah disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Nabi
Isa ‘alaihis salam akan turun ke bumi pada akhir zaman, dan akan menghapus
agama Nashrani, serta berhukum dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari
shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam telah bersabda :



“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! sungguh telah dekat (waktu)
turunnya Isa bin Maryam kepada kalian sebagai hakim yang adil, akan
menghancurkan salib, membunuh babi, dan tidak menerima jizyah/upeti. Dan
(saat itu) harta berlimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau
menerimanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)



Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah ketika menjelaskan sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam “menghancurkan salib dan membunuh babi” berkata: “Yakni
benar-benar akan menghapus agama Nashraniyah dengan menghancurkan salib dan
menghilangkan keyakinan orang-orang Nashara dalam pengultusan Beliau (Nabi
Isa) ‘alaihis salam.” (Lihat Fathul Bari, Kitab Ahadits Al-Anbiya`, Bab
Nuzul ‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam). Dalam riwayat lain dalam Shahih
Muslim dengan lafazh:



“Dan ia (Nabi Isa bin Maryam) pemimpin bagi kalian.”



Ibnu Abi Dzi’b (perawi hadits) berkata: “Tahukah kamu dengan apa dia
memimpin kalian?” Aku berkata (muridnya Ibnu Abi Dzi’b): “Beritahukanlah
kepadaku!” Maka ia menjawab: “Dengan Al-Qur`an dan Sunnah (ajaran) Nabi
kalian.”



Oleh karena itu, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah meletakkan sebuah bab dalam
Shahih Muslim dengan judul:



Bab Penjelasan tentang Turunnya Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam (di
akhir zaman sebagai hakim) berdasarkan syari’at Nabi kita Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):



“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Nabi
Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi
saksi terhadap mereka.” (An-Nisa`: 159)



Al-Imam Ibnu Jarir rahimahullah meriwayatkan sebuah atsar (perkataan
shahabat) dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau
berkata: “Demi Allah! Sesungguhnya dia (Isa bin Maryam ‘alaihis salam)
sekarang masih hidup. Tetapi jika ia turun (ke bumi), maka mereka semuanya
(Yahudi dan Nashara) akan beriman kepadanya.” (Fathul Bari, Kitab Ahadits
Al-Anbiya`, Bab Nuradhiyallahu ‘anhuul ‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam)



Dari beberapa hadits di atas, kita mengetahui bahwa syariat beliau
shallallahu alaihi wa sallam berlaku bagi seluruh umat dan suku bangsa, dan
syariat beliau berlaku sepanjang zaman, dari zaman ketika beliau diutus
sampai akhir zaman (hari kiamat). Di antara dalil yang menunjukkan bahwa
syariat Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga
berlaku bagi seluruh umat ialah apa yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Seandainya Nabi Musa ‘alaihis
salam hidup, maka tidak boleh baginya kecuali mengikuti (syariat)ku .”



Maka sangat batil ucapan yang menyatakan bahwa sebagian syariat Islam yang
dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya cocok di masa
dahulu ketika Beliau shallallahu alaihi wa sallam hidup. Adapun pada masa
ini perlu adanya revisi atau kaji ulang agar lebih sesuai dengan zaman dan
memberikan maslahah (kebaikan, red) kepada umat.



Karena secara tidak langsung orang yang mengucapkan ucapan ini telah
menghukumi bahwa syariat Islam tidak relevan dengan zaman dan tidak berlaku
secara umum. Dan hal ini tentunya bertentangan dengan dalil-dalil yang
telah kita sebutkan serta penjelasan-penjelasan para ulama. Dan orang yang
seperti ini benar-benar telah mencela Allah subhanahu wa ta’ala, karena
konsekuensi dari ucapan tersebut (yang pada hakekatnya adalah syubhat)
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak mengetahui apa yang terjadi pada masa
ini. Subhanallahi ‘amma yaqulun! (Maha Suci Allah dari apa yang mereka
ucapkan).



Sungguh hal ini adalah sikap lancang dan berani kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Kita berlindung kepada-Nya dari sikap yang seperti ini.



*Kewajiban Tunduk dan Taat kepada Syari’at Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wa sallam*



Dengan demikian, maka wajib bagi orang-orang Yahudi dan Nashara, untuk
beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, serta tunduk dan taat
kepada syari’at beliau shallallahu alaihi wa sallam jika mereka
menginginkan keselamatan di akhirat kelak, dan jika mereka mengaku sebagai
pengikut Nabi Musa dan Isa ‘alaihumas salam, serta mengklaim bahwa mereka
berpegang kepada Taurat dan Injil yang telah Allah subhanahu wa ta’ala
turunkan kepada kedua Nabi yang mulia tersebut. Oleh karena itu, tidak ada
jalan keselamatan kecuali dengan mengikuti Nabi shallallahu alaihi wa
sallam secara kaffah (menyeluruh). Jangan sampai menjadi seperti sebuah
ungkapan:



“Anda menginginkan keselamatan, namun Anda tidak menempuh jalan-jalannya.

Sesungguhnya bahtera tidak akan pernah bisa berlayar di atas (tempat) yang
kering.”



Wallahul Muwaffiq.



Sumber: www.mahadassalafy.net

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke