Tauhid Adalah Dakwahnya Seluruh Rasul

Allah telah mengutus para rasul untuk menyeru kepda al haq (kebenaran) dan
memberi petunjuk kepada seluruh makhluk Nya. Mereka diutus untuk
menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, agar tidak ada hujjah
(alasan) bagi manusia dihadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka telah
menyampaikan risalah, mengemban amanah, memberi nasehat kepada umatnya dan
bersabar atas caci makiannya, serta berjihad di jalan Allah sampai Allah
tegakkan (sempurnakan) risalah bagi mereka dan terputuslah seluruh udzur
manusia. Allah berfirman:

“Dan sungguh Kami kelah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyeru )
agar beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi thoghut (sesuatu yang
disembah selain Allah), maka diantara mereka ada yang mendapatkan petunjuk
dari Allah, dan ada pula yang telah pasti kesesatannya. Maka berjalanlah
kalian di muka bumi, dan lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang
mendustakan (menyelisihi rasul dan mendustakan Al Haq)”. (QS. Al Nahl:36)”

“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul sebelum kamu kecuali telah
diwahyukan kepada nya bahwa sesungguhnya tidak ada Ilaah (sesembahan yang
berhak untuk diibadahi) kecuali Aku (Allah). Maka beribadahlah kalian
kepada-Ku.” (QS.Al Anbiya’:25)

“Dan tanyakanlah kepada para rasul yang telah Kami utus sebelum kamu
(Muhammad) apakah Kami telah menjadikan atas mereka (manusia) untuk
memberikan peribadahan kepada(berhala atau sesembahan )selain Allah yang
mempunyai sifat Ar Rahman,” (QS. AZ Zukhruf:45)

Di dalam ayat ayat tersebut, Allah telah menjelaskan bahwa Dia telah
mengutus para rasul untuk menyeru kepada manusia agar beribadah hanya
kepada Allah, memperingatkan mereka dari kesyirikan, dan memberikan
peribadahan kepada selain Allah. Para rasul telah mengemban amanah
tersebut, dan telah menyerukan kepada menusia agar beribadah hanya kepada
Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka telah meningalkan untuk umatnya prinsip
prinsip keadilan, kebaikan dan keselamatan serta kebahagiaan yang sempurna.
Tugas terpenting bagi mereka adalah menyampaikan dan menerangkan risalah,
adapun hidayah dan taufik untuk menerima Al haq (kebenaran) ada di tangan
Allah dan bukan ditangan para rasul atau selainnya. Allah berfirman:

“Bukan kewajibanmu untuk memberikan hidayah kepada mereka, akan tetapi
Allahlah yang memberi hidayah (petunjuk) bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.
(Al Baqarah : 272)

“Sesungguhnya kami telah mengutus para rasul dengan bukti bukti yang nyata
(mu’jizat, hujjah, dan dalil) dan menurunkan bersama mereka Al kitab dan
neraca (keadilan dan kebenaran yang lurus) supaya manusia melaksanakan
keadilan (mengikuti para rasul).” (Al Hadiid:25)

Tidak terkecuali nabi kita Muhammad sebagai penutup, imam, dan orang yang
paling mulia serta utama diantara para rasul, beliau telah mendapatkan
pertolongan dan keberhasilan dalam dakwahnya dengan sempurna. Allah telah
menyempurnakan agama islam dan nikmatnya kepada beliau dan umatnya, dan
menjadikan syariat islam sebagai syariat sempurna yang mengandung seluruh
bentuk kemaslahatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk dua
golongan (manusia dan jin) . Allah berfirman :

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama islam untuk kalian, telah Aku
cukupkan nikmat-Ku untuk kalian, dan telah Aku ridhoi islam sebagai agama
kalian”. (QS.Al Maidah:3)

“Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) kecuali sebagai pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan kepada seluruh umat manusia.” (QS.Saba:28)

“Katakanlah (wahai Muhammad),’Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah atas kalian semua (manusia dan jin), yaitu Allah yang memiliki
(merajai) seluruh langit dan bumi, tidak ada Ilaah (yang berhak diibadahi)
kecuali Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kalian kepada
Allah dan rasulnya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan
kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kalian mendapat petunjuk ke
jalan yang lurus.” (QS.Al A’raf:158)

Sungguh sedikit sekali manusia yang meng-ijabah-i (menerima) dakwahnya para
rasul. Kebanyakan mereka mengingkarinya, baik disebabkan karena kebodohan,
taklid (mengikuti) bapak-bapak/pendahulu mereka yang sesat, atau mengikuti
hawa nafsu dan perasaan. Allah berfirman :

“Bahkan mereka berkata,’Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami di
atas suatu agama dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mendapatkan
petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka’. Demikianlah, kami tidak mengutus
sebelum kamu (Muhammad) seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri
kecuali orang-orang kaya di negeri itu berkata,’sesungguhnya kami mendapati
bapak-bapak kami di atas suatu agama dan sesunggguhnya kami adalah pengikut
jejak-jejak mereka.’ Katakanlah (Muhammad kepada musyrikin),’Apakah (kalian
akan mengikutinya) meskipun aku membawakan untuk kalian (agama) yang lebih
memberi petunjuk daripada yang kalian peroleh dari bapak-bapak
kalian?’Mereka berkata,’Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu
diutus untuk menyampaikannya’. Maka kami binasakan mereka, maka lihatlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan.” (QS. Az Zukhruf:22-25)

Allah berfirman ketika menyebutkan berhala laata,’Uzza, dan Manat:

“Itu hanyalah nama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian ada-adakan.
Allah tidak menurunkan suatu hujjah (keterangan) untuk menyembahnya. Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti prasangka dan hawa nafsu (yang bathil).
Sesungguhnya Rabb mereka telah mendatangkan petunjuk kepada mereka.“ (QS.
An Najm:23)

Masih banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menyebutkan pengingkaran,
kedengkian, permusuhan dan kesombongan yang dilakukan manusia kepada para
rasul, padahal mereka mengetahui kebenaran. Demikian juga golongan yahudi,
mereka mengenal Muhammad seperti mengenal anak-anak mereka sendiri. Akan
tetapi, dengan sebab permusuhan dan kedengkian, mereka mendustakan dan
tidak mau mengikuti Nabi.

Pengingkaran golongan Yahudi atas Muhammad, juga terjadi atas Fir’aun dan
kaumnya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman menyebutkan perkataan Musa
‘alaihissalam kepada Fir’aun dan kaumnya:

“Musa ‘alaihissalam berkata, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa
tidak ada yang menurunkan mu’jizat-mu’jizat itu kecuali Rabb sekalian
langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata (bagi yang
mempersaksikan)....”. (QS. Al-Isro’: 102).

Allah 'Azza wa Jalla berfirman tentang Fir’aun dan kaumnya:

“Maka ketika mu’jizat-mu’jizat Kami yang jelas sampai kepada mereka, mereka
berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata’. Mereka mengingkarinya karena
kedhaliman mereka (sebagai karakter mereka yang dilaknat) dan kesombongan
(untuk mengikuti kebenaran), padahal mereka meyakini (kebenaran) tersebut.
Maka lihatlah bagaimana keadaan dan akibat orang-orang yang berbuat
kebinasaan”. (QS. An Naml: 13-14).

Allah 'Azza wa Jalla berfirman tentang orang-orang kafir Quraisy yang
mendustakan Muhammad:

“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan
hatimu, sesungguhnya mereka bukan mendustakan kamu tetapi orang-orang yang
dhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (QS. Al-An’aam: 33).

Orang-orang kafir Quraisy pada masa Jahiliyyah, mereka mengetahui dan
mempersaksikan Muhammad sebagai seorang yang jujur dan membawa amanah,
bahkan mereka memberikan gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Ketika
Muhammad membawa risalah Islam, yang berlawanan dengan apa yang ada pada
orang kafir Quraisy yakni yang mereka dapatkan dari bapak-bapak dan nenek
moyang mereka, maka mereka mengingkari, mendustakan, memusuhi, mencaci
maki, dan menyusun makar untuk membunuh Muhammad.

Ini adalah sunnatullah (ketetapan Allah) atas para rasul ‘alaihimussalam
dan para da’i yang menyeru kepada Al Haq. Mereka akan mendapatkan ujian,
pendustaan, dan permusuhan kemudian Allah akan memberikan akhir yang
terbaik kepada mereka. Perkara demikian dipersaksikan di dalam ayat-ayat
Al-Qur'aan dan Hadits yang shohih, juga kejadian yang ma’rufah (diketahui
oleh umat manusia) dahulu maupun sekarang. Demikian juga persaksian Heraql
(Raja Romawi) ketika bertanya kepada Abu Sofyan tentang keadaan Muhammad
dan permusuhan Abu Sofyan dengannya. Setelah Abu Sofyan menerangkan keadaan
beliau, maka Heraql berkata, “Demikianlah keadaan para rasul .Mereka
mendapatkan ujian kemudian Allah berikan kepada mereka akhir yang terbaik”.

Sungguh Allah telah memberikan jaminan kepada para rasul ‘alaihimussalam
dan pengikutnya dengan pertolongan, kekuasaan, dan akibat yang baik di
dunia dan di akhirat. Allah berfirman yang artinya :

“Dan sungguh telah tetap kalimat Kami (di Lauh Mahfudz) kepada hamba-hamba
Kami yang menjadi rasul. Sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapatkan
pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami (para rasul ‘alaihimussalam dan
pengikutnya) itulah yang pasti mendapatkan kemenangan”. (QS. As Shaffat:
171-173)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, pasti
Dia akan menolong kalian dan meneguhkan (menetapkan) kedudukan kalian. Dan
orang-orang yang kafir maka kebinasaanlah bagi mereka dan Allah 'Azza wa
Jalla membatalkan amal-amal mereka.Yang demikian itu disebabkan kebencian
mereka terhadap apa yang difirmankan Allah 'Azza wa Jalla (Al-Qur'aan) maka
Allah menghapuskan (pahala dan amalan mereka)”. (QS. Muhammad: 7-9)

“Dan sudah menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang beriman”. (QS.
Ar Ruum: 47)

Masih banyak ayat-ayat dalam Al-Qur'aan yang semakna dengan firman Allah
'Azza wa Jalla tersebut. Barangsiapa yang memperhatikan sunnatullah pada
diri rasul dan orang-orang yang beriman, akan mengetahui kebenaran dari
sisi dalil naql (apa yang dikatakan Allah dalam Al-Qur'aan) maupun dari
sisi kejadian yang disaksikan oleh umat manusia, yakni pertolongan yang
diberikan oleh Allah Azza wa Jalla kepada mereka.

Adapun yang menimpa sebagian dari kaum muslimin, yaitu kekalahan di
beberapa medan pertempuran karena dosa-dosa yang mereka kerjakan,
penyimpangan atas perintah Allah, tidak adanya persiapan yang cukup dalam
menghadapi musuh-musuh Islam, atau rahasia hikmah yang tinggi dan sempurna
yang dimiliki oleh Allah Azza wa Jalla. Allah berfirman:

“Dan seluruh musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan
tangan-tangan kalian sendiri, dan Allah Azza wa Jalla memaafkan sebagian
besar dari dosa-dosa kalian”. (QS. Asy Syuraa: 30)

Allah berfirman tentang perkara yang menimpa kaum muslimin pada Perang Uhud,

“Dan mengapa ketika kalian ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud,
yaitu terbunuhnya 70 orang kaum muslimin) padahal kalian telah menimpakan
kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuh kalian (kemenangan pada Perang
Badar, yaitu terbunuhnya 70 orang musyrikin dan tertawannya 70 orang
musyrikin) kalian mengatakan, ‘Dari mana datangnya kekalahan ini ?’
Katakanlah, ‘Itu dari diri kalian sendiri (kesalahan menyelisihi perintah
Rasulullah )'. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali
'Imron: 165)

“Seluruh kebaikan (karunia anak, kebaikan jiwa, harta, dan lain-lain) yang
kamu peroleh adalah dari Allah (keutamaan, kasih, dan rahmat Allah), dan
seluruh bencana (mudlorot yang menimpa harta kekayaan, kematian anak-anak,
paceklik, dan lain-lain) yang menimpamu, maka dari dosa dan kesalahan
dirimu sendiri”. (QS. An Nisa’: 79)

Siapa saja yang memperhatikan dakwahnya para rasul dan keadaan ummatnya,
akan mengetahui dengan jelas bahwa tauhid yang diserukan oleh mereka ada 3
macam. Dua macam ditetapkan dan diyakini oleh orang-orang musyrik yaitu
Tauhid Ar-Rububiyyah dan Tauhid Al Asma’ wa As Shifat. Namun itu tidak
memasukkan mereka ke dalam Islam.

Tauhid Ar-Rububiyyah adalah menetapkan dan meyakini seluruh perbuatan Rabb
(Allah ‘Azza wa Jalla) seperti : menciptakan, memberi rizki, mengatur dan
menghidupkan, mematikan, dan lain-lain.

Ini semua ditetapkan dan diyakini oleh orang-orang musyrik dan Allah 'Azza
wa Jalla mengharuskan dengan ketetapan dan keyakinan mereka itu supaya
memberikan Tauhid Al ‘Ibadah (seluruh bentuk peribadahan) hanya kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla:

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka (orang-orang musyrik
yang menyembah Allah dan menyembah selain-Nya), ‘Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ?’ Mereka akan
mengatakan Allah, maka bagaimana mereka (dapat) dipalingkan (untuk
memberikan seluruh peribadahan hanya kepada Allah 'Azza wa Jalla atau
mentauhidkan-Nya)”. (QS. Al ‘Ankabut: 61)

“Dan sesugguhnya jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang musyrik),
‘Siapa yang menciptakan mereka ?’ Mereka mengatakan, ‘Allah”. (Az Zukhruf:
87)

قُل مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ
والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الحَيَّ مِنَ المَيِّتِ وَيُخْرِجُ المَيَّتَ
مِنَ الحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللّهُ فَقُل أَفَلاَ
تَتَّقُونَ

“Katakanlah, ‘Siapakah yang memberikan rizki kepada kalian dari langit dan
bumi, atau siapakah yang memiliki (berkuasa dan menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (menumbuhkan tumbuhan dari biji
dan sebaliknya, mengeluarkan mukmin dari kafir dan sebaliknya, mengeluarkan
ayam dari telur dan sebaliknya, dan lainnya) dan siapa yang mengatur
seluruh urusan ?' Maka mereka akan mengatakan, ‘Allah’. Maka katakanlah,
‘Mengapa kalian tidak bertaqwa (kepada-Nya) ?” (QS. Yunus: 31)

Makna dari firman Allah 'Azza wa Jalla أَفَلاَ تَتَّقُون adalah kenapa
kalian menserikatkan (menyekutukan) Allah 'Azza wa Jalla dalam beribadah,
padahal kalian mengetahui, menetapkan, dan meyakini bahwa semua yang
melakukan penciptaan tersebut adalah Allah 'Azza wa Jalla.

Masih banyak ayat-ayat dalam Al-Qur'aan yang semakna dengan ayat-ayat
tersebut yang keseluruhannya menunjukkan ketetapan dan keyakinan
orang-orang musyrik akan perbuatan yang dilakukan oleh Allah 'Azza wa
Jalla, yang dengan keyakinan itu tidak memasukkan mereka ke dalam Islam
(mereka dihukumi sebagai orang-orang kafir). Semua itu disebabkan tidak
ikhlash (murni)-nya mereka dalam memberikan peribadahan hanya kepada Allah
'Azza wa Jalla (dalam memberikan Tauhid Al ‘Ibadah hanya kepada Allah).
Penetapan dan keyakinan mereka atas seluruh perbuatan Allah 'Azza wa Jalla
(Tauhid Ar Rububiyah) sebagai hujjah (dalil) atas mereka karena Al Khaliq
(Allah yang menciptakan seluruh makhluk-Nya) yang mereka yakini
mengharuskan untuk memberikan Tauhid Al ‘Ibadah hanya kepada-Nya. Maka
kewajiban manusia untuk memberikan Tauhid Al 'Ibadah (seluruh bentuk
peribadahan) hanya kepada Allah 'Azza wa Jalla karena Dialah yang
menciptakan, memberi rizki, mengatur, menghidupkan, mematikan, dan
lain-lain atas seluruh makhluk-Nya.

Yang kedua adalah Tauhid Al-Asma’ wa Ash-Shifat. Banyak sekali di dalam
ayat ayat al Qur’an Allah menyebutkan tentang tauhid tersebut. Dan orang
orang musyrik tidak mengingkari seluruh asma dan sifat Allah, kecuali Ar
Rahman saja yang mereka ingkari, sebagaimana firman Allah :

“Dan mereka (musyrikin) mengingkari sifat Ar-Rahman (Sifat Allah yang
menunjukkan keluasan rahmat atas seluruh makhluk). Katakanlah (Muhammad )
:’Dialah Rabb-ku, tiada ilah yang berhak disembah selain Dia.Hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat”. (Qs.Ar-Ra’d
:30)

Pengingkaran ini disebabkan karena kesombongan dan kedurhakaan mereka.
Apabila mereka tidak sombong dan durhaka, niscaya mereka akan mengetahui
bahwa Allah memiliki sifat Ar Rahman, sebagaimana banyak dijumpai dalam
syair syair mereka. Allah berfirman:

“Dia-lah Allah yang tiada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, yang
mengetahui hal ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Rahman dan
Rahim”.(Qs.Al Hasyr: 22)

“Tidak ada sesuatu pun yang sama dengan Dia. Dan Dia-lah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 11).

“Maka janganlah engkau mengadakan sesuatupun sekutu bagi Allah.
Sesungguhnya Allah mengetahui dan kalian tidak mengetahui.” (QS. An Nahl:
74).

Dan masih banyak ayat ayat yang semakna dengan ayat di atas, yang
keseluruhannya menunjukan bahwa Allah mempunyai nama nama yang mulia dan
sifat sifat yang tinggi. Nama dan sifat Allah menunjukan kesempurnaan yang
mutlak bagi Dzat Nya, nama- nama Nya, sifat -sifat Nya, perbuatan
-perbuatan Nya. Tidak ada yang menyamai satupun dari makhluk Nya.

Salaful ummah yaitu generasi sahabat, tabi’in, atba’at tabi’in, telah
bersepakat atas kewajiban untuk beriman kepada seluruh ayat ayat Al Qur’an
dan hadits - hadits yang shahih yang mengkhabarkan nama dan sifat Allah ,
dan beriman bahwa Allah mempunyai sifat - sifat tersebut secara hakiki dan
bukan sebagai sifat kiasan atau mengubah makna sesungguhnya. Nama- nama dan
sifat Allah sesuai dengan kesempurnaan dan kebesaran Nya. Tidak ada satu
makhlukpun yang sebanding atau serupa dengan Nya. Tidak ada yang mengetahui
kaifiyahnya ( bentuk dari sifat sifat Allah ) kecuali hanya Dia sendiri
yang mengetahui . Allah mempunyai sifat sifat yang hakiki sesuai dengan
makna dhohir dari Al Qur’an dan hadits ( misalnya mengkabarkan bahwa Allah
mempunyai wajah dan tangan). Itu semua hakiki atas Allah dan tidak ada yang
serupa dengan Nya dari makhlukya sebagaimana firman Allah:

“Tidak ada sesuatupun yang sama dengan Dia. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuuro: 11).

Adapun yang ketiga adalah tauhid al Ibadah (kewajiban memberikan ibadah
hanya kepada Allah). Dengan tauhid ini Allah mengutus para rasul-Nya,
diturunkan seluruh kitab-kitab Allah untuk didakwahkan dan diamalkan,
diciptakan manusia dan jin, dan dengan sebab tauhid ini pula terjadi al
khusumah (permusuhan dan pertentangan) antara para rasul dan kaumnya.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya :

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk
menyeru: 'Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut,' maka diantara mereka
ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang-orang yang telah
pasti kesesatannya." (QS. An Nahl: 36).

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak
disembah kecuali Aku, maka beribadahlah kalian (kepadaKu)."(QS. Al Anbiya:
25).

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang nabi Nuh, Shalih, Hud, Syu'aib
‘alaihimussalam yang setiap mereka berkata kepada kaumnya yang artinya :

“Hai kaumku, sembahlah Allah sekali-kali tiada ilah (sesembahan) yang
berhak untuk diibadahi bagi kalian kecuali Allah." (QS. Al A'raaf: 73).

“Dan Ibrahim ketika ia berkata kepada kaumnya: 'Sembahlah oleh kalian Allah
'Azza wa Jalla dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian adalah lebih baik
bagi kalian jika kalian mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 16).

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
menyembah kepada-Ku." (QS. Adz Dzariyat: 56).

"Hai manusia beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian
dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 21).

“Dan Rabb-mu telah menetapkan supaya kalian jangan menyembah kecuali
kepada-Nya.” (QS. Al Isro: 23).

Dan masih banyak ayat-ayat Al Qur'an yang semakna dengan firman Allah
tersebut, yang keseluruhannya menunjukkan bahwa Allah mengutus para rasul,
menurunkan kitab-kitab Nya, menciptakan makhluk-Nya hanya untuk menyembah
kepada-Nya dengan tidak menyekutukan-Nya dengan satu makhluk pun.

Bermacam-macam peribadahan yang diberikan musyrikin kepada selain Allah,
diantara mereka ada yang menyembah para nabi dan orang-orang sholeh,
berhala-berhala, pohon-pohon dan batu-batu, bintang-bintang dan lain-lain,
maka Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk mengingkari
seluruh perkara tersebut, dan mendakwahkan kepada mereka untuk menyembah
atau beribadah hanya kepada Allah dan tidak kepada yang lainnya. Tidak
berdo'a kecuali hanya kepada Allah, tidak bertawakal kecuali kepada-Nya dan
tidak mendekatkan diri dengan amalan nadzar dan penyembelihan kecuali hanya
di atas perintah Allah. Demikian pula dengan seluruh bentuk dan macam
ibadah (seluruh perkara yang dicintai dan diridhoi Allah berupa perkataan
dan amalan yang dhohir maupun yang batin), semuanya wajib diserahkan untuk
Allah semata.

Orang orang musyrik yang memberikan ibadahnya kepada para nabi, orang-
orang shalih, berhala-berhala, yang bersamaan dengan itu mereka juga
beribadah kepada Allah, beranggapan bahwa mereka dapat mendekatkan diri
kepada Allah dan mendapatkan syafa'at dari mereka (yang diibadahi selain
Allah) di sisi Allah. Maka, Allah ‘Azza wa Jalla batalkan anggapan dan
keyakinan mereka dalam Al Qur'an yang artinya :

"Dan mereka menyembah kepada selain Allah yang tidak dapat mendatangkan
ke-madlarat-an kepada mereka dan tidak pula manfaat, dan mereka
berkata:'Mereka itu pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.'
Katakanlah: 'Apakah kalian mengkhabarkan kepada Allah suatu perkara (yang
belum pernah ada) di langit dan di bumi ?' Maka, Maha Suci Allah dan Maha
Tinggi dari apa yang mereka sekutukan." (QS. Yunus: 18).

"Ingatlah hanya milik Allah-lah agama yang suci (dari kesyirikan), dan
orang-orang yang mengambil wali selain Allah berkata: 'Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka memberikan kepada kami syafa'at di sisi
Allah.' Sesungguhnya Allah akan menghukumi (pada hari kiamat) diantara
mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak
memberikan petunjuk (hidayah) kepada orang-orang pendusta (kepada Allah)
dan kafir (sangat mengingkari ayat-ayat Allah)." (QS. Az Zumar: 3)

Ketika nabi kita Muhammad ‘alaihisshalaatu wasallam menyeru kepada orang
orang kafir Quraisy dan yang lainnya, dari penduduk kafir arab atas tauhid
ini (tauhid Al Ibadah), mereka mengingkarinya dengan alasan bahwa apa yang
diserukan oleh beliau menyelisihi dari apa yang mereka dapatkan dari bapak
bapak dan pendahulu (nenek moyang ) mereka. Allah berfirman yang artinya :

“Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) apabila dikatakan kepada mereka laa
ilaha illallah, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: 'Apakah
sesungguhnya kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena
seseorang penyair gila (yaitu Muhammad )'. Sesungguhnya dia (Muhammad )
telah datang membawa kebenaran (syariat Allah) dan membenarkan rasul-rasul
sebelumnya.” (QS. Ash Shoffat: 35-37).

Ayat ini menunjukkan bentuk kekufuran dan kesombongan serta permusuhan
orang-orang musyrik yang sangat banyak disebutkan dalam Al Qur'an.
Maka wajib bagi da'iilallah untuk menyeru kepada umat manusia kembali
kepada agama Allah dengan dasar ilmu dan bimbingan Allah , dan bersabar
dengannya serta tidak berputus asa dalam berdakwah. Mereka harus selalu
mengingat janji yang diberikan oleh Allah kepada para rasul dan
pengikutnya, yaitu an nashr( pertolongan ) dan at tamkin (ketetapan dan
kekuasaan) di bumi, apabila mereka menolong agama-Nya, bersabar di atasnya
dan istiqomah di dalam mentaati Allah dan rasul-Nya.

Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah dalam Al Qur'an, demikian pula
dengan keadaan nabi kita Muhammad ‘alaihishalaatu wasallam. Beliau telah
mendapatkan ujian dalam dakwahnya dan bersabar sebagaimana keadaan rasul
sebelumnya. Beliau tetap istiqomah dalam dakwahnya dan berjihad di
jalan-Nya dengan sebenar-benarnya. Juga para shahabat beliau, mereka
bersabar memberikan pertolongan dan berjihad bersama beliau sampai Allah
tinggikan agama Islam atas seluruh agama. Allah muliakan tentara
tentara-Nya. Allah rendahkan dan hinakan musuh-musuh Nya, dan masuklah
manusia ke dalam agama Allah (al Islam) dengan berbondong bondong.

Inilah sunatullah (ketetapan Allah) kepada para hamba Nya, tidak ada yang
bisa mengubah dan mengganti sunatullah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman yang
artinya :

“Dan sudah menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang beriman." (QS.
Ar Ruum:47).

"Dan sungguh telah tetap kalimat Kami (di Lauh Mahfudz) kepada hamba-hamba
Kami yangmenjadi rasul, sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapatkan
pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami (para rasul dan pengikutnya)
itulah yang pasti mendapatkan kemenangan." (QS. Ash Shoffat: 171-173).

Dan saya meminta pertolongan kepada Allah untuk menolong agama-Nya dan
meninggikan kalimat-Nya, memperbaiki kehidupan seluruh kaum muslimin dan
menyatukan hati-hati mereka di atas al haq (kebenaran), memberikan hidayah
kepada kaum muslimin agar mereka bersatu di atas syari'at-Nya, memberikan
pemimpin yang baik dan terbimbing di atas petunjuk-Nya, dan menyatukan
mereka semua untuk menegakkan dan berhukum dengan syari'at-Nya serta
menjauhkan kaum muslimin dari menyelisihi hukum-hukum Nya.
(Tamat)

(Diterjemahkan dari Risalah Fatawa Asy Syaikh Al 'Allamah 'Abdul 'Aziz bin
‘Abdillah bin Baaz)

Sumber: www.darussalaf.or.id

-- 
Anda menerima E-Mail ini karena Anda tergabung dalam  Google Groups yaitu 
"Media Muslim Group". (Group Situs  http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com). Kirim artikel, pendapat/opini, informasi dan 
lain-lainnya ke mediamusliminfo@googlegroups.com
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perhatian: Setiap Content ataupun Tulisan yang ada pada email ini bukanlah 
menggambarkan http://www.mediamuslim.info karena hal tersebut merupakan 
apresiasi setiap members groups yang tidak mungkin kami perhatian 
satu-per-satu. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk Keterangan lebih lanjut kunjungi 
http://groups.google.com/group/mediamusliminfo
Dan jangan lupa kunjungi http://www.mediamuslim.info dan 
http://www.kisahislam.com

Kirim email ke